TONIGHT YOU'RE SLEEPING WITH ME

Mack dan Leo sudah mencari keberadaan Danna di setiap sudut kota, tapi mereka tidak berhasil menemukan keberadaan gadis itu. Bahkan ia sudah meminta kepolisian setempat tetap saja tidak membuahkan hasil.

Leo yakin kalau keberadaan Danna di sembunyikan oleh Lio. Maka dari itu, siang ini, ia menemui Lio di perusahaan.

"Halo, Bro!" sapa Leo pada Lio yang duduk di balik meja kerja.

"Bro? Sejak kapan kita menjadi Bro?!" balas Lio, sengit, tak lupa memberikan tatapan tajam kepada mantan sahabatnya itu. Ia segera berdiri dari duduknya, seraya menyimpan kedua tangan ke kantong celana.

"Ayolah, masalah kita bukankah sudah selesai dari dulu, kenapa kau masih menyimpan dendam padaku?" balas Leo, tersenyum tengil.

"Bagiku kau sekarang adalah musuh terbesarku! Camkan itu!" Lio menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya. "Seorang penghianat, selamanya akan tetaplah penghianat!"

Leo menanggapinya dengan santai, tidak terprovokasi dengan emosi Lio. Ya, meskipun di dalam hati sudah emosinya siap meledak, tapi Leo berusaha untuk menahannya.

"To the point, aku ke sini bukan menanyakan kabar Lara, tapi aku ke sini untuk menanyakan keberadaan Danna!" tegas Leo.

"Aku tidak akan memberitahunya! Keluar dari ruanganku sekarang juga!" usir Lio seraya menunjuk pintu ruangannya.

Leo menghela nafas panjang, berusaha sabar mengahadapi Lio. "Kali ini aku mohon kepadamu, beritahu keberadaan Danna sekarang juga!"

"Kenapa kau mencari Danna? Danna sudah aku anggap keluargaku sendiri, jadi aku pun tidak akan pernah membiarkan pria bajingan sepertimu mendekati Danna!" balas Lio, meradang, emosinya semakin membumbung tinggi, kedua tangannya terkepal erat, siap melayangkan bogem mentah ke wajah Leo.

Leo melangkah mundur saat Lio mendekat. "Oke, aku pergi!" jawab Leo dengan terpaksa karena jika dirinya tetap berada di sana maka akan semakin memperkeruh suasana. Perjuangannya hari ini harus sia-sia karena Lio tidak mau memberitahukan keberadaan Danna. Sepertinya Leo harus bekerja keras lagi untuk mencari keberadaan gadis itu.

Dan nyatanya ... perjuangan Leo mencari keberadaan Danna tidak kunjung membuahkan hasil. Tidak terasa 5 tahun telah berlalu. Nama Danna masih terpatri dalam pikiran Leo sampai saat ini. Apalagi bayangan malam panas mereka setiap hari berputar di otaknya, membuat kehidupan Leo jadi jungkir balik karena rasa bersalahnya pada Danna.

"Usiamu tahun depan genap 40 tahun, jadi kapan kau akan menikah Leo? Bukankah kau sudah sukses membangun karir di industri musik dan bisnismu? Jadi jangan menunda-nunda lagi," kata sang Mommy kepada putra sematawayangnya itu.

"Aku tidak mau menikah!" jawab Leo tegas.

"Leo."

"Mom, hargai keputusanku!"

Wanita paruh baya itu hanya bisa menghela nafas panjang seraya mengelus dada karena putranya ini tidak kunjung mau menikah, padahal ia sudah sangat mendambakan cucu.

"Nyonya ... wine pesanan Anda sudah datang," ucap pelayan seraya mendorong troli makanan menuju ruang tengah di mana Tuan muda dan Nyonya besar duduk bersantai di sana.

"Iya, tuangkan," pinta wanita paruh baya itu.

"Baik, Nyonya," jawab pelayan itu, segera menuangkan wine ke gelas yang sudah di siapkan.

Sang Nyonya besar mengibaskan tangan, setelah pelayan itu selesai melakukan tugas.

"Kau harus mencoba wine ini. Wine ini rekomendasi dari teman Mommy. Aku memesannya langsung dari Meksiko," ucapnya seraya menyerahkan segelas wine pada putranya.

"Aku sedang tidak selera," tolak Leo, seraya beranjak pergi dari sana, tanpa memedulikan ibunya yang tampak kecewa kepadanya.