🥉 Juara 3 YAAWS 8
Eklusif hanya di Noveltoon dan pemilik akun Less22, jika ada di tempat lain tau pemilik akun berbeda berarti plagiat! LAPORKAN!
Seorang pria bernama Chasyn, ia hanya anak orang miskin, tinggal bersama ayahnya yang hanya seorang petani di ladang orang, 2 bulan kemudian ayahnya meninggal karena sakit jantung, sedangkan ia tak punya uang untuk berobat dan hanya melihat sang ayah meninggal di pangkuannya.
Hari ini ia bersekolah seperti biasa di sekolah SMAN 4, ia di buli habis-habisan oleh teman sekelasnya, hari itu di malah di suruh terjun dari lantai 4 dan tanpa sengaja, salah satu teman sekelasnya ini mendorongnya dan ia pun jatuh ke bawah.
Seketika ia mati, namun saat di bawa ke rumah sakit, ia mendapatkan system' teknologi canggih yang membantunya untuk berkembang, akhirnya ia pun menjadi penguasa.
Follow Ig, Erna Less22
FB Erna Liasman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
"Tentu saja aku harus melakukannya, kamu sendiri kenapa nekat mencuri mobil orang? Kamu sepertinya tidak punya pekerjaan lagi sehingga mencuri," ucap Chasyn memegang tangan pria itu agar dia tak kabur.
"Kamu lepaskan!" teriak pria itu.
"Aku akan melepaskan mu jika polisi sudah datang," ucap Chasyn.
Namun pria itu tetap berusaha memberontak melepaskan tangannya dari tangan Chasyn, namun tenaga Chasyn lebih kuat dari tenaganya.
Tak lama kemudian mobil polisi pun sampai di tempat dan berhenti.
Seorang polri dan polwan turun dari mobil dan mendekati Chasyn.
"Ada kecelakaan di sini, segera panggilkan ambulan, masalah pencurian mobil itu nanti kita selesaikan," ucap polwan itu kepada rekan kerjanya.
"Baik," jawab polri itu namun di tahan oleh Chasyn.
"Dia terluka tidak parah dan contohnya ia masih punya tenaga untuk kabur," ucap Chasyn.
"Itu mobil kamu kan?" tanya Polwan itu .menunjuk ke arah mobil sport edisi terbatas itu.
"Iya," angguk Chasyn.
"Jadi kamu yang sudah mengebut dan balapan liar di jalan raya membuat pengendara ini kecelakaan," ucap polwan itu menatap tajam Chasyn.
"Lho? Apa ibu polisi tidak tau jika dia ini yang kalian kejar tadi? Aku hanya ingin membantu kalian mengejar pencuri mobil ini, kalian malah menyalahi ku, jika begitu aku lepaskan saja dia," ucap Chasyn melepaskan tangan pria itu namun ia memegang baju pria tersebut.
"Apa! Pencuri mobil? Kamu jangan lepaskan dia," teriak polwan itu.
Tentu saja pria itu ingin kabur namun Chasyn menarik baju pria itu membuat ia tersungkur ke aspal, polri itu langsung membekuknya dan memborgol tangan pria itu.
"Dari mana kamu tahu jika kami mengejar pencuri mobil itu?" tanya polwan itu mengintrogasi Chasyn.
"Dia sudah menabrak mobil ku 2 kali dan aku ingin dia bertanggung jawab, tak lama kemudian kalian kejar-kejaran seperti tom Jerry itu sudah menandakan jika pria itu telah melakukan hal buruk," ucap Chasyn.
Triring
Triring
Triring
Ponsel milik polwan itu berdering dan ia segera mengangkatnya.
"Halo," jawab polwan itu.
"Kami tidak menemukan pengemudi mobil sport itu," ucap rekan kerjanya.
"Sudah, tidak perlu di cari lagi," ucap polwan itu menutup panggilannya.
"Tapi tetap harus ikut aku ke kantor polisi," ucap polwan itu.
"Ayolah, aku sudah membantu kalian menangkap pria itu, untuk apa kalian membawaku? Untuk menghukum ku?" tanya Chasyn.
"Untuk memintai keterangan," ucap polwan itu.
"Tapi ini sudah malam, apa tidak sebaiknya besok saja, lagian aku anak sekolah, besok harus bangun pagi-pagi," ucap Chasyn beralasan.
"Baiklah, tapi kamu harus janji datang karena ini sangat penting untuk buktinya," ucap polwan itu.
"Baiklah, besok setelah pulang sekolah aku akan ke sana," ucap Chasyn.
Polwan itu menuju ke arah mobilnya lalu menelpon rekan yang lain untuk mengurus mobil yang terbalik itu.
Chasyn langsung masuk ke dalam mobilnya di lihat dari wajah Iyan yang sudah agak membaik.
"Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu mengejar pria itu, jadi aku pikir kamu sengaja melakukannya," ucap Iyan yang masih pusing.
"Baiklah, pulangnya aku akan pelan saja, kamu lapar nggak, apa kita cari makan dulu?" tanya Chasyn.
"Terserah, aku sih mau-mau aja, tapi pelan ya," pesan Iyan memegang kepalanya.
Bersambung
jangan lupa like vote komen dan hadiah
terima kasih