NovelToon NovelToon
KEPENTOK PERAWAT ANTIK

KEPENTOK PERAWAT ANTIK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:43.5M
Nilai: 4.1
Nama Author: Ichageul

Karenina, gadis cantik yang periang dan supel. Dia hidup sebatang kara setelah kehilangan seluruh keluarganya saat musibah tsunami Aceh. Setelah berpindah dari satu rumah singgah ke rumah singgah lainnya. Karenina diboyong ke Bandung dan kemudian tinggal di panti asuhan.

Setelah dewasa, dia memutuskan keluar dan hidup mandiri, bekerja sebagai perawat khusus home care. Dia membantu pasien yang mengalami kelumpuhan atau penderita stroke dengan kemampuan terapinya.

Abimanyu, pria berusia 28 tahun yang memiliki temperamen keras. Dia memiliki masa lalu kelam, dikhianati oleh orang yang begitu dicintainya.

Demi membangkitkan semangat Abimanyu yang terpuruk akibat kecelakaan dan kelumpuhan yang dialaminya. Keluarganya menyewa tenaga Karenina sebagai perawat sekaligus therapist Abimanyu.

Sanggupkah Karenina menjalankan tugasnya di tengah perangai Abimanyu yang menyebalkan? Apakah akan ada kisah cinta perawat dengan pasien?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruby

“Perkenalkan pak.. nama saya Ruby Claudia. Mulai saat ini saya ditugaskan untuk menjadi sekretaris bapak.”

Wanita yang berdiri di hadapan Abi memperkenalkan dirinya pada Abi. Pria itu nampak serius membaca berkas ditangannya, kemudian mengalihkan pandangannya pada Ruby. Tak ada ekspresi apapun yang diperlihatkannya.

“Kamu sudah tahu kan job desk kamu apa?”

“Sudah pak.”

“Ok.. kembali ke ruanganmu.”

Ruby mengangguk lalu memutar badannya. Saat sudah sampai di depan pintu, tangannya terhenti saat sedang menggerakkan handle pintu ketika mendengar suara Abi.

“Besok dan seterusnya saya tidak mau melihatmu memakai pakaian seperti ini lagi. Ganti pakaianmu dengan yang lebih sopan dan tertutup. Di sini kantor, bukan studio pemotretan.”

“Baik pak.”

Ruby menganggukkan kepalanya lalu keluar ruangan. Dia kembali ke mejanya seraya menghembuskan nafas panjang. Setelah berjuang selama enam bulan, akhirnya dia bisa diterima menjadi sekretaris Abi. Namun ternyata pria itu lebih sulit dihadapi dari yang dia kira.

Flashback on

Ruby sedang duduk dengan seorang pria yang selama setahun ini telah membantunya. Mereka bekerja sama karena mempunyai tujuan yang sama, menghancurkan Abimanyu. Selama enam bulan Ruby mempelajari segala sesuatu tentang Abi. Dia juga belajar dengan baik bagaimana menjadi sekretaris handal yang bisa mendampingi pria itu.

“Aku sudah membuat riwayat hidup baru tentangmu. Berhasil tidaknya kamu masuk ke perusahaan, tergantung usahamu sendiri. Abi bukan orang yang mudah untuk didekati apalagi ditaklukkan. Ingat.. jika kamu tidak bisa mendapatkan Abi, maka kamu harus melenyapkannya.”

“Baiklah. Aku akan mendekatinya lebih dulu, membuatnya jatuh cinta dan bertekuk lutut padaku lalu akan meninggalkannya. Aku akan membuat hidupnya hancur.”

“Ingat! Jangan sampai kamu jatuh cinta padanya. dia itu memiliki pesona kuat untuk membuat lawan jenis jatuh cinta.”

“Tidak akan!”

Ruby tersenyum penuh keyakinan. Matanya berkilat dipenuhi dendam dan amarah. Pria di hadapannya tersenyum puas. Dia sudah memiliki boneka untuk menghancurkan orang yang begitu dibencinya tanpa mengotori tangannya sendiri.

Flashback off

“Sepertinya menaklukkan Abi tidak semudah dugaanku. Aku harus mencari cara untuk menarik perhatiannya dan mendekatinya. Abimanyu... kamu harus menderita seperti aku menderita kehilangan orang yang kusayangi karenamu. Kakak.. lihat saja, aku akan membalas sakit hatimu. Laki-laki itu akan menerima balasan atas kesalahannya.”

Ruby memandangi foto Fahira bersama dengan Abi. Hatinya dipenuhi amarah dan dendam. Hanya satu nama yang sangat dibencinya, Satria Abimanyu Hikmat.

☘️☘️☘️

Nina memasuki gedung kantor Metro East. Tas kecil diselempangkan di bahu sedangkan tangannya membawa paper bag berisi kotak bekal untuk makan siang Abi. Nina melemparkan senyum ke arah resepsionis dengan kaki yang terus melangkah menuju lift. Abi sudah memberikan kartu akses masuk untuknya. Jadi dia bebas keluar masuk kantor ini kapanpun juga.

Sementara itu di ruangannya, Abi tengah berbicara serius dengan Cakra. Sahabatnya itu baru saja melaporkan hasil penyelidikannya tentang Anfa. Abi membaca dengan seksama berkas yang diberikan Cakra.

“Ini bener Cak?”

“Hmm... gue bahkan udah tiga kali ngecek. Jadi, waktu itu ada yang mengantarkan Anfa ke posko. Karena shock, anak itu ngga bisa ngomong sama sekali. Sebulan setelah tsunami, dia baru berani ngomong dan bilang namanya Anfa. Dia dibawa ke panti asuhan terus diadopsi oleh Danuardi dan diboyong ke Bogor. Danuardi mempunyai seorang anak laki-laki bernama Gean dan seumur dengan Anfa. Mereka tumbuh bersama dan dekat layaknya saudara kandung. Saat umur sepuluh tahun keluarga Danuardi pindah ke Bandung. Seminggu setelah pindah mereka kembali ke Bogor untuk membereskan sisa-sisa barang dan musibah itu terjadi.”

Abi berjalan mondar-mandir. Otaknya berputar keras bagaimana menyampaikan semua ini pada Nina. Adik yang dicarinya selama bertahun-tahun ternyata sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu.

“Tapi sebenarnya ada yang bikin curiga.”

“Apa?”

“Kata Ferry, salah satu warga di tempat kejadian yakin kalau anak yang meninggal terbawa arus sungai itu Gean, bukan Anfa, karena dia adalah orang yang menyelamatkan kedua anak itu. Banyak warga di sana yang tidak tahu siapa yang meninggal karena setelah kejadian Danu langsung membawa jenazah ke Bandung dan dimakamkan di TPU Sirnaraga.”

"Lalu bagaimana dengan para tetangganya di Bandung?"

"Mereka baru pindah seminggu ke Bandung, jadi belum banyak yang mengenal mereka. Yang mana Gean atau Anda, mereka juga tidak tahu pasti. Secara fisik kedua anak itu memiliki kesamaan."

Abi memperhatikan foto Anfa dan Gean yang berfoto bersama. Sekilas mereka memang terlihat mirip. Gean berambut ikal kecoklatan sedang rambut Anfa lurus dan berwarna hitam legam.

“Tapi kalau yang dikatakan warga benar, berarti ada kemungkinan kalau Anfa masih hidup.”

“Mungkin... tapi peluangnya kecil. Bisa jadi orang itu salah, kejadiannya juga sudah lama. Lagi pula apa untungnya buat Danu memalsukan kematian anaknya? Mungkin saja anak yang meninggal itu Anfa.”

“Cuma satu cara membuktikannya.”

“Jangan bilang lo mau gali kuburannya Anfa terus mau lo cocokin DNA nya sama Nina?”

“Iya.”

“Ah gila lo.”

BRAK

Abi dan Cakra terkejut mendengar suara barang terjatuh, keduanya menoleh bersamaan ke arah pintu. Nina yang baru saja datang, masuk tanpa mengetuk pintu. Tak sengaja dia mendengar percakapan Abi dengan Cakra yang mengatakan Anfa sudah meninggal dunia.

“Nina..”

Abi bergegas menghampiri Nina. Dengan sigap dia menangkap tubuh Nina yang limbung lalu membawanya ke sofa. Cakra mengambil paper bag yang terjatuh lalu menaruhnya di meja.

“A.. ap.. apa benar mas kalau Anfa sudah meninggal?”

"Nina..."

"Tolong jawab mas. Apa benar Anfa sudah meninggal?"

“Soal itu aku masih harus memastikannya lagi.”

Nina menangis, apa yang ditakutkannya terjadi. Di saat dirinya menemukan Anfa, ternyata sang adik sudah meninggalkannya. Nina mengusap air matanya, lalu menata Abi.

“Di mana makamnya mas?”

“TPU Sirnaraga. Tapi belum tentu benar juga Nin.”

“Gue tinggal dulu.”

Cakra memilih pergi meninggalkan kedua orang itu. saat melintasi ruangan Ruby, dia melihat sekilas pada wanita itu. Hati kecilnya berbisik kalau sekretaris baru Abi bukanlah wanita yang baik. Cakra mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan pada Beno untuk datang ke ruangannya.

Semenetara di dalam ruangannya, Abi masih berusaha menenangkan Nina yang menangis setelah mendengar kabar tentang Anfa. Matanya memandangi foto Anfa yang berumur sepuluh tahun. Foto yang diambil sehari sebelum dia meninggal dunia karena terseret arus saat bermain di sungai bersama Gean.

“Bertahun-tahun kakak mencarimu Fa, kenapa kamu juga pergi meninggalkan kakak.”

Nina menangis tersedu, Abi menarik Nina dalam pelukannya. Usapan di kepala juga punggun terus diberikan pada gadis itu.

“Mas.. aku mau ke makamnya Anfa.”

“Jangan sekarang Nin. Besok ya, aku akan mengantarmu ke sana besok. Lagi pula kita belum tahu di bagian mana dia dimakamkan.”

“Tapi ini ada keterangan bloknya mas.”

“Iya, tapi kamu tahukan TPU Sirnaraga itu luas banget. Bisa seharian kita nyarinya kalau ngga bersama kuncennya. Aku janji, besok akan menemanimu ke sana. Sekarang kamu pulang ya. Tenangkan hati dan pikiran kamu.”

Abi mengambil ponsel lalu menghubungi Beno untuk datang ke ruangannya. Tak lama pintu terketuk, Beno muncul setelahnya. Abi menghapus airmata di pipi Nina lalu membantunya berdiri. Nina menatap Beno, pria yang dilihatnya di pernikahan Nadia.

“Bang Beno.. tolong antarkan Nina ke rumah.”

“Baik mas.”

Abi ikut keluar bersama Beno dan Nina. Di luar mereka berpapasan dengan Ruby yang baru saja akan masuk ke ruangan.

“Pak Abi... rapat akan dimulai lima menit lagi,” Ruby mengingatkan. Matanya melirik ke arah Nina. Ada ketidaksukaan dalam tatapannya.

“Baik.”

Abi terus berjalan untuk mengantarkan Nina sampai ke lift. Ruby juga mengikuti langkah tiga orang di depannya. Dia cukup penasaran dengan hubungan Abi dan Nina.

“Langsung pulang ya Nin. Jangan kemana-mana, nanti kita bicara lagi di rumah. Aku mungkin sedikit terlambat pulang, hari ini banyak sekali pekerjaan.”

“Iya mas.”

Pintu lift terbuka, Beno masuk lebih dulu. Saat Nina akan masuk, Abi menahannya sebentar. Dia mendekat lalu mendaratkan kecupan di kening Nina.

“Hati-hati sayang.”

DEG

Dada Nina berdesir mendengar kata sayang keluar dari mulut Abi.

“Iya, mas.”

Nina melihat sebentar ke arah Abi lalu masuk ke dalam lift. Setelah pintu lift tertutup, Abi kembali ke ruangannya untuk mengambil jas. Ruby terdiam di tempatnya. Pemandangan yang tadi dilihatnya cukup membuatnya terkejut.

Siapa perempuan itu? Kenapa Abi terlihat sangat peduli dan menyayanginya. Setahuku Abi belum menikah lagi. Aku harus mencari tahu tentangnya. Kalau dia menghalangi jalanku mendekati Abi, maka aku terpaksa menyingkirkannya.

☘️☘️☘️

**Nah loh tokoh antagonis udah keluar nih. Miss Kampreto mau balas dendam sama Abi. Kira² siapa laki² yg bantuin Ruby ya? Ada yang bisa nebak?

Mamake mau ucapkan terima kasih sebanyak²nya buat para readers yang selalu setia mengikuti kehaluan mamake dan mendukung karya ini. Alhamdulillah karya ini sudah dikontrak oleh NT.

Sekali lagi terima kasih buat dukungan kalian.. Love you all.. di sela kesibukan, mamake akan berusaha up untuk kalian semua😘😘😘**

1
🥰Siti Hindun
🤣🤣🤣🤣 harus'y lagu basyaahh-basyaahhh mak, biar lebih afdol
🥰Siti Hindun
selamat datang Baby Ken, semoga kamu ga kena sawan ya, di kelilingi orang² somplak🤭
🥰Siti Hindun
🤣🤣🤣🤣🤣
🥰Siti Hindun
yess I will
🥰Siti Hindun
ayo Mam aku mendukungmu/Determined//Determined/
🥰Siti Hindun
setiap Syaki nongol, pasti aku bengek🤣🤣🤣
🥰Siti Hindun
kejadian'y persis kaya almh mamaku meninggal😭😭
🥰Siti Hindun
aduh mak, eta mah pangabeuki wang kabeh🤤
🥰Siti Hindun
malah ikutan nyanyi aku mak🤣🤣🤣 berasa tua🤭
🥰Siti Hindun
calon pawang'y Jojo kah, tu si gadis Blewah🤔
🥰Siti Hindun
🤣🤣🤣🤣
🥰Siti Hindun
rasain, emang enak. langsung kena mental kan kamu Vit😜
🥰Siti Hindun
Mama Delia, mertua idaman deh/Kiss/
🥰Siti Hindun
dasar Bang Ke, dah mulai berani nyosor ya kamu🤣🤣
🥰Siti Hindun
🤣🤣🤣🤣
🥰Siti Hindun
🤣🤣🤣 omongan mu sepedas mie jebew level 10 Bi
🥰Siti Hindun
justru orang yg humoris atau pendiam kalo marah lebih seyem dari setan mak😣
🥰Siti Hindun
dalang'y ya mamake lah🤣🤣
🥰Siti Hindun
yakin deh tu kunti kena mental🤣🤣🤣
Mama Gezkara
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!