Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Joker
.
Hanita duduk ke atas kursi yang berada di tepi brankar suaminya, kakinya dia lipat ke atas. "Aku tidak berniat jahat padamu, sayang. Aku hanya ingin memberimu pelajaran setelah sikapmu yang kemarin sangat semena-mena padaku."
"Kamu ingat dengan film joker yang kita tonton beberapa tahun lalu, Sat?" Hanita mengangkat tangan kiri Satya lalu meletakkan tangan tersebut ke atas pipinya
Sedang satu tangan yang lain ia gunakan untuk mengusap ventilator yang masih menyumbat mulut sang suami.
"Kamu pasti ingat kalau Joker pernah berkata. Bahwa orang jahat itu lahir dari orang baik yang tersakiti."
"Tapi kamu tenang saja, karena aku tidak akan sejahat itu padamu. Biar bagaimanapun kamu Papa nya Kenan, suamiku." Tegas Hanita
Hanita mengecup punggung tangan Satya setelah mengatakan itu. Dengan sangat lembut dan dalam
"Aku harus pergi, ada hal yang perlu ku urus" kata Hanita
Setelah itu, ia pun membenarkan selimut Satya lalu melenggang meninggalkan ruang perawatan sang suami.
Tepat setelah Hanita pergi, Satya langsung membuka kedua matanya. Menatap nanar pintu yang sudah tertutup rapat itu. Perlahan tanpa dititah ataupun dipaksa, Satya mulai menangis. Dia mendengar seluruh percakapan Hanita dan Sean beberapa saat lalu
Serta perkataan Hanita yang mengingatkannya pada film yang pernah mereka tonton dulu.
Satya yakin kalau setelah ini , hidup yang dia jalani sepenuhnya akan berada di bawah kendali Hanita. Satya tidak sanggup membayangkan akan semengenaskan apa hidupnya nanti, tapi untuk melawan pun tidak bisa
"Th-olo-ng..." racau Satya terdengar lirih
Satya menangis terisak dengan sangat pilu. Bukan dia menyesali perbuatan buruknya terhadap Hanita, tapi menyesali ketidakberdayaannya.
"H-hhan...-ita-.." pekik Satya lemah
***
Keesokan harinya,
"Apa katamu? Mereka ada di mansionku?"
"Benar sekali, Nyonya. Tuan dan Nyonya Besar Dewantara bahkan berkata kalau mereka tidak akan pulang sebelum anda atau Tuan Satya kembali." Perkataan tersebut berasal dari Kepala Pelayan yang saat ini terhubung dengan Hanita melalui telpon
Hanita memijat pelipisnya yang mendadak sedikit pusing. Sudah dia duga kalau hal seperti ini akan terjadi, kedua mertuanya pasti akan mencari dia dan Satya.
Apalagi sudah seminggu lebih Satya tidak pernah datang ke kantor dan menjalankan tugasnya sebagai Direktur Utama dari Dewantara Grup bahkan tanpa pemberitahuan atau ijin dalam bentuk apapun
Kemarin juga Kriss sempat berusaha menghubungi Hanita guna menanyakan keberadaan Satya sekarang. Tapi Hanita tentu saja tidak bisa mengatakan kalau Satya sedang sakit. Dia hanya berdalih bahwa Satya dan dirinya tengah menenangkan diri berdua
Lebih dari itu, Hanita takut kalau kedua mertuanya akan berusaha menyembuhkan Satya. Bisa gagal seluruh rencana yang sudah dia pikirkan.
''Nyonya, anda masih mendengarkan saya?" Ulang sang Kepala Pelayan
"Ya, katakan saja kalau aku dan Satya tidak akan pulang hari ini. Dan ingat, jangan membocorkan kalau Satya sempat pingsan" tegas Hanita
"Akan saya lakukan sesuai perintah anda, Nyonya." Ucap sang kepala pelayan
Hanita mengakhiri panggilannya, saat ini ia berdiri dengan jarak 2 meter dari brankar Satya berada. Jadi dia yakin kalau suaminya itu tidak akan mendengarkan percakapan antara dia dan Kepala Pelayan barusan.
Hanita menoleh, rupanya Satya sudah bangun dari tidur lelapnya. Segera saja dia menghampiri lelaki itu
"Pagi jelang siang, sayang..." sapa Hanita
Peluk dan cium ia berikan pada Satya, padahal yang Hanita dapat sebagai balasan adalah sebuah penolakan
"Erggh..." racau Satya berusaha menggeliatkan kepalanya menghindari Hanita
Hanita berdecak kesal, sudah seperti ini tapi Satya masih selalu bersikap arogan padanya.
"Ck, sombong sekali. Awas saja, kamu pasti akan menempel padaku nanti" sahut Hanita
Satya melengos dan enggan memberi tanggapan apapun. Dia sudah sangat jengah menghadapi Hanita, dan sialnya lagi kini dia tidak akan bisa menghindari istrinya itu.
Hanita menepuk pelan jidatnya, terlalu memikirkan kedua mertuanya membuat dia lupa kalau harus memberi makan untuk Satya sekarang juga. Sebenarnya ini sudah terlambat beberapa menit
"Sayang, kamu harus makan. Aku tidak mau kamu tambah sakit..." ujar Hanita dengan nada manjanya
Kamu memang ingin membuatku sakit, Hanita. Umpat Satya dalam hati
Tanpa lama-lama lagi, Hanita mengambil suntikan dan makanan khusus untuk Satya yang sudah disiapkan oleh para perawat beberapa saat lalu sebelum Satya bangun.
Satya memberi atensi penuh pada apa yang akan Hanita berikan padanya. Jujur saja, hatinya ngilu. Tidak menyangka kalau dia akan makan dengan cara seperti ini sekarang
"Nnggh..." Satya bergumam
"Aku tahu kamu membenci ini, tapi kamu harus tetap memakannya. Aku memaksamu" tegas Hanita
Hanita mulai menyuntikkan makanan cair tersebut masuk ke dalam selang yang bertengger diatas hidung mancung Satya.
Satya mengeadahkan pandangan ke atas saat makanan cair tersebut mulai masuk ke dalam perutnya melalui hidung. Rasanya aneh sekali, makanan itu masuk lewat hidung tapi dia juga merasa sesuatu berjalan turun ke dalam perutnya.
Setidaknya butuh 30 menit bagi Satya untuk menghabiskan makanan cairnya. Dia merasa cukup kenyang setelah menyantap makanan dengan cara seperti itu
"Untuk sementara, aku akan membuatmu sedikit bebas. Nanti aku berencana memasangkan alat makan khusus diperutmu. Itu akan lebih menyenangkan..." ujar Hanita sembari merapikan peralatan makan untuk Satya
Satya melirik tajam Hanita menggunakan mata kirinya. Rasanya kesal dan sakit hati sekali melihat Hanita bisa semena-mena padanya
Merasa kalau dirinya dilirik tajam, Hanita pun menoleh ke arah Satya. Menunjukkan seringai tipis andalannya, yang seolah tengah mengejek lelaki itu.
"Kenapa, hem? Tidak terima?" Hanita mendekatkan wajahnya dengan Satya
"Eeghh..." Satya menyahut
Gelak tawa Hanita pecah begitu mendengarkan racauan sang suami. Sangat lucu mendengar lelaki yang biasanya kuat membentak dan berteriak kepadanya itu, kini tak lagi bisa melakukan kebiasan buruknya.
Raut wajah Satya memerah, marah dan kesal karena Hanita terus mencemooh dirinya.
"Satya, kamu ini sudah sakit tapi kenapa masih tidak tahu diri juga? Lebih dari itu, sepertinya kamu belum menyadari kesalahanmu kan?" Tebak Hanita
Hanita kembali menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuh Satya. Menilik tangan kanan lelaki itu yang kini menekuk di depan perut, serta tangan kirinya yang tidak bisa digerakkan.
"Lihatlah, kamu berubah menjadi pesakitan diatas ranjang hanya dalam semalam. Karena apa? Karena dosamu padaku..." bisik Hanita
"Bb-un-uh...sh-aja...ahk-hu.." ucap Satya susah payah
Hanita memberikan senyuman sinisnya, dia akan mengabulkan apapun itu keinginan Satya.
"Kamu ingin aku membunuhmu? Kamu yakin?" Hanita menggerakkan jemarinya menari diatas dada Satya
"Kurasa Tuhan belum mengampuni dosa dari suami jahat sepertimu. Berani sekali kamu menantangku untuk mengirimmu ke alam kubur..." ujar Hanita
Satya tidak gentar, lelaki itu menghunuskan tatapan tajamnya ke arah Hanita. Tidak peduli meski keringat dingin mulai membasahi keningnya
"Bbun-uh-...ak-u" ulang Satya
"Jika itu yang kamu inginkan. Baiklah..." Hanita memutar kepalanya ke arah Satya, tangannya yang semula berada diatas dada Satya kini berpindah tempat
GRAP! Hanita mencengkram selang ventilator yang menyumpal bibir Satya. Dia tidak menunjukkan ekspresi wajah apapun, sangat datar dengan tatapan dingin yang menusuk.
Degup jantung Satya sudah tidak karuan, dia tahu kalau Hanita nekad. Tapi bagi Satya, sekarang ini kematian jauh lebih menyenangkan daripada hidup dibawah kendali Hanita. Hidup di dalam dendam Hanita
"Kau tidak gentar rupanya. Aku akan memberimu kematian yang sangat sakit hingga kau tidak akan pernah berani lagi meminta atau bahkan sekedar untuk membayangkannya..." bisik Hanita dengan nada dingin
Hanita mencabut paksa selang ventilator keluar dari dalam mulut Satya. Tanpa prosedur atau intruksi medis yang tepat. Hanita menarik selang itu secara paksa
Beep...ttitt...
Irama tersebut berbunyi dengan kian memekikkan telinga. Bersamaan dengan Satya yang mulai terbatuk, bukan hanya air liur tapi juga darah
"Uuhhuuk..."
Darah mengucur deras, keluar dari dalam mulut Satya dengan jumlah yang banyak
Satya terlihat kesakitan, tubuhnya mengejang. Tindakan yang sangat tiba-tiba ini membuat dadanya sesak dan sulit sekali untuk bernafas
''Eerrgg..." Satya menjerit kesakitan
Rasanya seperti sebuah benda besar telah menghimpit dada dan perutnya. Sakit sekali, dan dia tidak bisa melakukan apapun
Ditengah kekacauan ini, Hanita tetap tenang. Berdiri sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap puas penderitaan suaminya
"Kamu sendiri yang minta. Jadi jangan menyalahkanku" tegas Hanita
.
Tbc
komen yuk
dulu Satya meminta hanita berhenti kerja dan mementingkan keluarga tapi hanita nggak mau dan malah sering mengabaikan keluarga, hinggga si bang sat selingkuh. bahkan untuk kedua kali nya selingkuh karena hasutan orang tua. sekarang hanita berhenti bekerja disaat semua udah hancur .. yang ada hanya balas dendam...
dari awal ini mereka kayak nya kurang komunikasi deh.. nggak saling ngomong keinginan masing-masing...
ya udah lah, udah hancur juga . nggak bisa di pertahanan lagi. yang ada hanya saling menyakiti... perpisahan lah yang terbaik...
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅