Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 4
Drrrrtt.. Drrrrtttt...
"Sebentar, ponselku berbunyi. Aku akan angkat dulu." Ucap Indra merogoh ponselnya.
Intan hanya melirik sekilas tanpa memperdulikan itu, sebenarnya dia sudah paham kalau panggilan tersebut pasti dari ibunya Indra. Maka dari itu, dia lebih memilih pergi menuju apartemennya, lalu masuk ke dalam.
Setelah 5 menit kemudian..
"Iya, aku kesana sekarang, bu. Maaf membuatmu menunggu." Ucapnya lewat sambungan telepon lalu setelah itu mematikan panggilan. Setelah itu, Indra menyimpan kembali ponselnya di saku dan menatap Intan yang sudah tak ada di depannya.
"Lho, Intan kemana?" Gumamnya kebingungan.
Saat Indra sedang mengangkat telepon, dia membalikan tubuhnya dan membelakangi Intan, sehingga dia tidak tahu kalau Intan sudah pergi sejak tadi.
Indra menghela nafasnya sejenak sambil menyugarkan rambutnya ke belakang. "Sepertinya Intan sudah masuk ke apartemen. Nanti saja aku bicara lagi dengannya, aku harus cepat-cepat ke rumah ibu.
*****
Pada pukul 10 pagi. Doni sudah selesai mengajar, dia pun membereskan buku miliknya yang ada di atas meja.
"Apa semua paham sampai sini?!" Ucapnya dengan cukup lantang bertanya pada mahasiswa dan mahasiswi.
"PAHAM, PAK!!"
"Baiklah, minggu depan kumpulkan tugasnya di meja saya. Dan saya harap kalian dapat menyelesaikannya." Doni masih membereskan buku-buku miliknya sebelum keluar ruangan, sementara beberapa mahasiswa dan mahasiswi sudah keluar.
Tap.. Tap.. Tap..
Tiba-tiba, ada seorang mahasiswi berjalan mendekat ke arah Doni. Doni yang masih fokus dengan buku-bukunya pun tak sadar bahwa ada seseorang yang sedang berjalan mendekat ke arahnya.
"Pak, Doni..!" Ucap seseorang memanggil Doni. Saat itu juga, Doni terkejut lalu menoleh ke arah mahasiswi tersebut.
"Y-ya? Apa ada yang bisa bapa bantu?" Tanyanya dengan ekspresi wajah terkejut.
Perlahan, mahasiswi tersebut berdiri di samping Doni, lalu tiba-tiba duduk. Melihat itu, Doni jelas terkejut sampai raut wajahnya kebingungan.
"Pak, kuharap bapak berkata jujur!"
"Jujur? Memangnya apa yang harus bapak jawab dengan jujur?" Doni terus berbalik tanya pada mahasiswi ini, dia sedikit merasa tak nyaman saat sedang mengobrol dengan seorang wanita.
Mahasiswi ini memandangi Doni dari jarak dekat, Doni hanya bisa mengedipkan mematanya beberapa kali karena terkejut.
"Bapak jomblo kan? Kalau saya benar, maukah bapak berkencan dengan saya?"
Deg
"Uhukkkk.."
Mendengar pertanyaan mengejutkan dari mahasiswinya, Doni tersedak ludahnya sendiri. Bagaimana tidak, seseorang tiba-tiba mengajaknya berkencan padahal belum saling kenal. Doni dengan wanita di depannya ini hanya sebatas guru dan murid.
"Saya serius pak, lagian bapak masa ganteng-ganteng jomblo? Biar saya saja yang mengisi kekosongan hati bapak." Ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.
Doni hanya bisa menganga sambil mendelikan matanya. Dalam hatinya bahkan berkata, kenapa ada murid seberani ini padanya? Bahkan wanita ini dengan entangnya mengajaknya berkencan.
"No, big no!" Ucap Doni dengan singkat padat dan jelas.
Mahasiswi yang ada di depannya saat ini, jarak umurnya cukup jauh dengan Doni, dia tidak ingin berpacaran dengan wanita yang jauh lebih muda darinya, apalagi dengan muridnya sendiri.
"Yakkk.. Saya kurang apa, pak? Cantik udah, montok iya, sexy itu pasti. Apalagi ukuran dada saya juga tidak kecil..!!" Pekiknya menatap Doni dengan kesal.
Saat itu juga, Doni memijit pelipisnya ketika mendengar ucapan muridnya ini. "Astaga, bukan itu. Kau terlalu muda, umur bapak sudah 34 tahun. Mungkin umurmu sekitaran 20 tahunan lebih, bagaimana bisa kita berkencan? Jangan bercanda, deh."
Grep
"Saya tidak peduli, hari ini saya akan membuktikan kalau saya ini tidak bercanda. Apalagi saya tidak memperdulikan tentang jarak umur kita, pak!!" Ucapnya tegas dan tak mau kalah sambil memeluk lengan Doni.
"Oh, ayolah Linda. Saya tidak........"
Cup
Sebuah kecupan tiba-tiba mendarat di bibir Doni. Wanita yang bernama Linda ini dengan beraninya dia membungkam bibir Doni dengan bibirnya. Bukan tanpa alasan, dia melakukan ini untuk membuktikan jika dirinya benar-benar menyukai Doni.
Saat itu juga, Doni hanya bisa mematung saat salah seorang muridnya tiba-tiba mengecup bibirnya. Awalnya itu adalah sebuah kecupan, namun lama-kelamaan berubah menjadi ciuman.
Srettt
Tanpa pikir panjang, Doni melanjutkan ciuman tersebut dan berubah menjadi ciuman yang sedikit panas. Dia sudah lama tak berciuman setelah berakhir putus dari mantannya. Wajar saja saat ini Doni seperti kehausan, apalagi ada orang yang tiba-tiba menciumnya, tentu saja dia tidak akan mungkin menolak.
"Hmph...!"
Wanita ini terkejut, saat ciuman yang dilakukan Doni menjadi ciuman yang sedikit bergairah, bahkan tangan Doni pun memegang tengkuk leher Linda agar ciumannya tidak lepas.
Linda mengira jika Doni akan menolak lalu mendorongnya, namun ini di luar dugaan. Justru Doni malah lebih buas dari pada yang dia kira.
Dugh.. Dugh..
Tangan Linda mencoba memukul-mukul dada bidang Doni agar melepaskan ciumannya. Dirinya kini merasa sesak karena Doni tak kunjung melepaskan ciuman tersebut.
Paham dengan kode dari Linda, Doni pun langsung melepaskan ciumannya. Nafas Linda nampak terengah-engah, dia beberapa kali mengatur nafasnya karena merasa sesak.
"Apa anda gila, pak? Itu bukan ciuman, anda hampir saja membunuh saya!!" Pekiknya dengan kesal. Linda pun langsung mengelap sudut bibirnya dan menatap Doni dengan tajam.
"Ah, apakah ini salah saya? Bukannya kamu yang mencium saya duluan? Saya hanya melanjutkan saja." Ucapnya acuh seperti orang yang tak punya salah.
Linda hanya memutar bola matanya malas. Dia benar-benar kewalahan dengan ciuman yang di lakukan Doni, ciuman kali ini berbeda dengan ciuman yang dulu pernah dia lakukan bersama mantan-mantannya.
"Bagaimana, apa kamu masih mau mengajak saya berkencan?" Tanya Doni sambil memiringkan wajahnya. Sebenrnya Doni sengaja melakukan ciuman tadi supaya Linda merasa kapok dan tak mengajaknya berkencan.
"Tentu, saya suka sesuatu yang menantang. Apa bapak fikir saya akan mundur? Oh.. Jelas tidak, saya sudah menyukai bapak sejak satu tahun yang lalu."
Doni tersentak kaget, dia tak menyangka kalau Linda sudah selama itu menyukainya. Tanpa fikir panjang, tersirat dalam fikiran Doni untuk menggertak Linda agar menyerah.
"Baiklah, namun ada beberapa hal yang ingin saya ucapkan agar kamu paham. Saya benci dengan perselingkuhan, saya tak suka dengan kebohongan. Dan ya.. Ada satu hal yang mungkin gak bisa kamu lakukan juga." Ucap Doni menyeringai di akhir kata.
"A-apa itu?"
Doni menyeringai sambil mendekatkan dirinya untuk berbisik di telinga Linda. "Aku suka bermain di ranjang, tak hanya itu. Aku suka melakukannya dari malam sampai pagi."
Glek