Bagaimana jika seorang anak bungsu perempuan,yang seharus nya mendapat kasih sayang penuh dari sang ayah,malah sebalik nya?
Dia adalah gendis,anak yang tidak di ingin kan oleh sang ayah,dia selalu mendapat perlakuan tidak adil dari sang ayah!
Karena memiliki kulit hitam manis,sehingga ayah nya menolak kelahiran sang bungsu
.Namun semuanya berubah setelah seorang erlangga datang di kehidupan gendis Yuk kitaa simak ceritanya mumgkin akan banyak menguras emosi para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07
Di kediaman pak baskoro
matahari siang yang sangat panas,cukup membuat kulit terasa terbakar ketika kita berdiam lama di luar sana.
Seorang perempuan datang dari arah sebrang menuju halaman rumah nya,lalu memarkir kan mobil nya di depan halaman rumah nya,
Dengan sangat anggun dia turun dari mobil dan berjalan kearah rumah ,yang lumayan indah.
tingnong...tingnong
Jari lentik itu memencet bel berulang kali,dia merasa tidak sabar,dengan mengibas ngibaskan tangannya kearah wajah nya dia terus memencet bel dengan ritme yang terus berulang
Ceklek...
Pintu di buka dari arah dalam,nampak lah seorang perempuan tua menyembulkan kepala nya ke arah luar
"ya ampun amel,kukira ibu siapa,kenapa memencet bel terus menerus,ibu sedang berada di toilet tadi!"tegur suci dengan sangat lembut
suci memang seperti itu,dia adalah seorang ibu yang sangat lembut,tidak pernah dia meninggikan suaranya kepada anak atau pun suami nya itu
Dengan rambut yang semakin memutih,di umur suci yang hampir menginjak 50 itu masih terlihat sehat dan bugar.
"ibu sih lama buka pintu nya,di luar panas tau"rutuk nya ,sambil menyelonong masuk begtu saja melewati ibu nya yang sedang berdiri di depan nya.
suci menggelengkan kepalanya,dan mengikuti anak sulung nya itu.
tiba pukul 05.00 sore baskoro pulang
Dia turun dari mobil yang sudah terparkir di sebelah mobil anak kesayangan nya itu,
Saat baskoro ingin memencet bel,pintu dari dalam terbuka lebar.
"ayah sudah pulang?"sambut nya dengan senyuman lebar dan langsung menggelayut manja kepada sang ayah
"wah anak cantik ayah,ada apa nih tumben manja begini,pasti mau sesuatu"goda ayah itu kepada anak nya
"tau aja emang ayah ini,ayo ayah masuk dulu ada yang ingin amel ceritakan,tapi lebih baik ayah mandi terus makan dulu setelah itu baru temui amel" ucap nya dengan tangan yang masih bergelayut manja, mereka beriringan masuk kedalam rumah
melihat tingkah anak dan ayah itu suci merasa bahagia ,namun dia juga sangat sedih,kenapa baskoro hanya memanjakan amel saja tidak dengan gendis,
Tiba tiba suci teringat di mana saat dia sedang mengandung gendis.
beberapa tahun yang lalu...
malam hari,saat baskoro ingin tidur dia menyempatkan diri untuk ketoilet sebentar,
Saat berada di toilet baskoro melihat sesuatu yang tidak asing baginya,dia mengambil benda itu di atas wastafel
"tespek?garis dua?apakah.."gumam nya dan bergegas keluar dari toilet sambil membawa tespek itu
"bu apa ini"ucap nya sambil langsung duduk di tepi ranjang,
suci tersenyum simpul,lalu mengangguk dan berkata
"iya yah,amel akan memiliki adik"
"apa?kok bisa bu?"sedikit berteriak baskoro bicara
suci terkesiap dia langsung bangkit dan mengelus kepala amel karena takut terganggu dengan teriakan suami nya itu.
Mereka sedang berada di kamar amel ,waktu itu amel sudah berusia 5 tahun,dan bu suci memberikan kamar terpisah.
"mari kita bicara di luar bu"ucap nya lagi dengan langsung berdiri dan belalu begitu saja.
Mereka kini sedang duduk berhadap hadapan di kamar nya,
"bu ibukan tau,ayah turun jabatan,sekarang ayah jadi pegawai biasa,kok bisa hamil,apa ibu tidak kb?" beruntun pertanyaan di layangkan kepada istrinya itu
Bu suci menatap nanar kepada suaminya itu
"apa maksud ayah?kenapa ayah bicara seperti itu?"dengan sedikit bergetar menahan tangis bu suci bertanya
"sudah berapa bulan usianya?apakah ibu sudah memeriksakan ke dokter" ucap nya melemah,tida tidak tega melihat istrinya menangis.
"sudah yah,dan usianya 2 bulan"jawab nya dengan tertunduk.
Helaan nafas berat baskoro tunjukan Kepada suci,ada rasa tidak nyaman ketika tau istrinya mengandung lagi,baginya amel pun sudah cukup,dan biaya saat besarnya pun tidak terlalu besar ,dan kini istrinya mengandung seperti akan ada beban lagi yang berada di pundak nya.
Mau tidak mau baskoro menerima kehamilan kedua istrinya itu,dengan sangat berat tentunya..
Usia kandungan bu suci semakin hari semakin terlihat dan sikap yang di tunjukan baskoro pun semakin hari semakin cuek kepada istrinya.
Entahlah menurut baskoro cinta nya melebur saat tau istrinya hamil lagi,tidak ada yang di lakukan oleh suci selain pasrah,dia berharap saat anak ini lahir baskoro akan menyayangi bayinya sama dengan menyangi amel
9 bulan sudah kandungan bu suci dan hari ini hari bu suci sudah melahirkan,dengan di temani oleh suaminya dan amel anak nya
"bu boleh ayah lihat anak nya,ayah akan men adzan nin nya"ucap baskoro dengan merentangkan tangan bersiap mengendong putri kecil nya itu
Bu suci tersenyum hati nya menghangat 9 bulan dia di campakan oleh suami nya itu,akhirnya mau menerima anak nya ,pikir nya
saat menerima bayi dari tangan istri ya,dahi baskoro mengkerut
"bu kenapa.dia.hitam begini?bukanya perempuan yah anak nya"ucap nya sambil.meminang minang bayi kecil itu,setelah men adzani bayi itu baskoro cepat cepat memberikan nya kepada istri nya itu.
"loh ayah kenapa bicara seperti.itu,lihat dia sangat manis.dengan hidung mancung,bulu mata lentik,ada lesung pipi nya juga yah,manis sekali"jawab nya dengan terus menatap anak bungsunya itu tanpa menoleh sedikit pun ke arah suaminya itu.
"tidak bu,menurut ayah perempuan cantik itu berkulit putih,lihat amel contoh nya"ketus nya ,langsung.membandingkan bayi mungil itu dengan kakak nya
"ibu kok bayi nya hitam,tidak cantik" tiba tiba amel bersuara
"sttt..sayang gaboleh begitu yaa,perempuan itu mau hitam atau putih dia cantik dengan versi nya"jelas bu suci yang hati nya sedikit nyeri
"ayah kita beri nama siapa anak kita" selanya lagi dengan mencairkan suasana
"terserah ibu sajalah bu,ayah lagi ga mau mikir"ucap nya acuh
"gendis atala permatasari "gumam nya yang masih terdengar oleh pak baskoro
"terserah ibu saja,ayah juga tidak peduli" sela baskoro
Dheg seperti di hantam batu besar hati suci begitu sesak,baru pertama kali suaminya itu berkata begitu,
Berbeda dengan kelahiran amel anak pertama nya itu baskoro begitu antusias ,dia juga sudah menyiapkan nama dari jauh jauh hari untuk anak pertama nya itu
Amelia intana putri,itulah nama yang di sematkan oleh suaminya itu
Luruh lah air mata yang sudah suci tahan dari tadi kini air mata nya menggenang,dia menangis dengan memeluk erat gendis kecil nya itu.
....
"ibu kenapa berdiri di sana?dan apakah ibu menangis?"
tiba tiba bu suci terperanjat kaget lamunan nya langsung buyar dan dia menyadari kalau air matanya ikut jatuh saat teringat kejadian dulu.
Cepat cepat bu suci meng hapus air matanya itu
"ibu terharu melihat kedekatan,kalian"kilah nya dengan tersenyum
"ibu ini lebay banget,bukanya aku dan ayah memang dekat ya bu tidak perlu terharu,kalau melihat gendis dan ayah dekat baru terharu" canda nya sambil cekikikan sendiri
Bu suci menegang dan menoleh ke arah suaminya ,baskoro yang sadar dia dia tatap oleh istri nya,langsung membuang muka kesembarang arah,menurut nya mustahil dia akan dekat dengan anak bungsu nya itu,baskoro sudah membuat tembok tinggi di antara dia dan anak bungsu nya itu
"sudahlah ,ibu cepat siapkan makan untuk ayah,lapar nih" ucap nya mengalihkan pembicaraan yang sudah mulai panas
Bu suci mengangguk "sayang amel,apakah kamu tidak ingin membantu ibu untuk menyiapkan makan untuk ayah mu nak" ajak suci sambil menoleh kepada amel
Amel yang sedang duduk santai pun tergagap,dia salah tingkah,dia begitu malas hanya sekedar memanaskan makanan pun dia ogah ogahan
"nanti deh bu kapan kapan,aku harus ke kamar deh. Kayanya ada tugas kelupaan"ucap nya yang langsung berdiri dan berlali ke arah kamar
Bu suci menggelengkan kepalanya,menoleh sekilas ke arah baskoro dan berlalu ke arah dapur.baskoro hanya mengangkat bahunya saja tidak perduli