Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 31 - Pelukan Hangat
Aileen kembali membawa segelas air putih di tangannya, namun saat sampai di ruang tengah dia tidak melihat siapapun disana.
Hansel sudah tidak ada, Havana pun sudah menghilang entah kemana.
Akhirnya Aileen memutuskan untuk langsung ke kamar Hansel. Mengetuk pintu itu meski sudah sedikit terbuka.
"Masuklah," sahut Hansel dari dalam kamar, dia tahu itu pasti Aileen.
"Paman," panggil Aileen seraya membuka pintu lebar-lebar, saat dia masuk ke dalam sini Aileen tidak ingin pintu itu tertutup.
"Paman, ini airnya."
"Terima kasih." Hansel menerima gelas itu dan meminumnya hingga tandas.
Lalu kembali menyerahkannya pada sang gadis.
Aileen hendak berlalu, namun urung saat Hansel memanggil namanya ...
"Aileen."
Gadis ini berbalik dan kembali membalas tatap.
"Ya Paman."
"Kamu bisa memasang dasi?"
Aileen tersenyum kikuk, saat ini Hansel memang sedang bersiap untuk pergi bekerja. Pria matang ini sudah rapi dengan setelan jas yang dia kenakan.
Hanya tinggal dasi saja yang belum terpasang sempurna di tubuh pria tampan ini.
Tapi selama ini Aileen hanya tahu mengurus rumah, bersih-bersih dan masak. Tidak pernah tahu bagaimana caranya mengurus seorang Pria, termasuk memakaikan dasi.
"Ti-tidak bisa Paman," jawab Aileen dengan sedikit ragu. Merasa mengecewakan.
"letak kan gelas itu dan sini belajar memasang dasi untukku." titah Hansel dan Aileen tidak menolak.
Gadis ini kemudian meletakan gelas kosong itu di meja sementara Hansel duduk di pinggiran ranjang, jika dia berdiri Aileen akan kesulitan untuk memakaikan dasi untuk nya.
"Mendekat pada ku."
Aileen maju hingga berdiri di hadapan Hansel, namun masih belum terlalu dekat hingga akhirnya pria ini menarik pinggang sang gadis hingga berdiri diantara kedua kakinya yang terbuka.
Jarak yang terlalu dekat hingga membuat jantung Aileen berdetak hebat. Aileen bahkan menelan ludahnya dengan kasar, berulang kali berkedip karena merasa gugup.
Disaat-saat tertentu ada kalanya hatinya seperti mendapatkan serangan.
"Coba pasangkan dasinya."
"Ba-bagaimana caranya?"
Hansel kemudian membimbing kedua tangan Aileen untuk mulai mengikat dasi itu dengan rapi.
Awalnya masih tidak berbentuk, Aileen bahkan tersenyum saat melihat bentuknya yang tidak indah.
Hingga di percobaan ketiga akhirnya dia mulai paham.
"Sekarang cobalah sendiri."
"Baik Paman," jawab Aileen patuh, tanpa bimbingan tangan Hansel Aileen kemudian memasangkan dasi itu, pelan-pelan hingga akhirnya terpasang sempurna.
Aileen tersenyum lebar, dia bahagia sekali. Seperti sudah berhasil memenangkan sebuah lomba.
Senyum yang juga membuat Hansel tersenyum.
"Mulai sekarang pasangkan terus dasi untuk ku. Mengerti?"
Aileen mengangguk, kedua nya saling tatap dengan kedua mata yang sama-sama berbinar penuh kebahagiaan.
Hansel menyelami mata itu dan hanya menemukan sebuah ketulusan. Diantara dia dan Aileen memang belum ada cinta. Bahka Hansel masih merasa Aileen belum pantas mengenal satu kata itu.
Baginya bahkan Aileen sama seperti Havana, adik yang harus selalu dia lindungi.
Tapi ucapan Clint malam itu terus terngiang di dalam benaknya, tentang coba untuk menerima Aileen sebagai seorang wanita dan bukan hanya untuk memanfaatkannya. Jika seperti itu apa bedanya dia dengan Angeline.
Jadi biarlah kini Hansel yang lebih dulu mencoba untuk mencintai Aileen. Membuat hubungan diantara mereka semakin dekat sejalan dengan Aileen yang akan tumbuh semakin dewasa.
"Apa ini rapi?" tanya Aileen yang ingin memutus tatapan dalam Hansel, dia tidak sanggup berlama-lama menatap mata itu.
"Cukup rapi untuk pemula."
"Paman tidak menyukainya?"
"Suka."
"Tapi sepertinya tidak puas." Wajah Aileen murung.
"Puas, aku bahkan berniat memberikan mu imbalan."
"Benarkah? Imbalan apa?"
"Pelukan hangat."
Hansel menarik pinggang kecil Aileen dan didekapnya erat. Sentuhan kecil yang nyatanya juga mampu membuat hatinya berdesir.
Sementara Aileen, gadis ini sudah membeku.