Amara harus iklas di nikahi seorang CEO berhati dingin yang tak pernah dia cintai. dua ke pribadian yang berbeda harus tinggal seatap dan berperan sebagai suami istri. Masa lalu yang telah lama terlupakan kini datang kembali ke tengah tengah mereka.
Apakah akan ada cinta di antara mereka dan bagaimana mereka mengatasi masa lalu yang belum usai.
Ayo ikuti kelanjutan ceritannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Kevin mengantar mereka menuju ke rumah Raditia. Amara yang duduk di depan bersma Kevin asik bercerita dan bergurau. Amara memang cepat akrab dengan seseorang kecuali suaminya Radit. Mungkin karena umur mereka juga yang terpaut tak cukup jauh hanya beda 4 tahun dengan kevin. Amara menanyakan semua yang di lihatnya. Kevin menanggapi Amara dengan senang hati.
Banyak Wanita yang menggilai Kevin. itu yang membuat Kevin sering bergonta ganti pasangan. Berbeda dengan sang kakak yang selalu menghindar jika ada wanita yang mendekatinya. Itu yang kadang membuat sintha pusing menghadapi sifat kedua anaknya yang sangat jauh berbeda.
Kevin mengantar mereka ke kawasan rumah elit pondok indah yang ada di jakarta. sesampainya di sana Amara di buat takjub dengan rumah dua tingkat yang begitu mewah sangat berbeda dengan rumah kontrakannya. Dari gerbangnya saja sudah terlihat nampak megah.
"Ini rumah Radit Sayang dan sekarang ini rumah Amara juga,"Tutur Sintha.
Amara mendongak melihat puncak rumah. "Ini beneran rumah ma.Besar banget,"Ucap Amara.
Sintha terkekeh. "Iya sayang tentu saja ini rumah. Ayo turun. "
Rumah tersebut nampak megah dan mewah. Rumahnya berada di kawasan yang elit yaitu di bukit golf pondok indah. Kawasannya kawasan termahal di seluruh pondok indah. dan tak sembarang orang bisa masuk ke wilayah itu. Di kanan dan kiri bukan pemukiman melainkan di kelilingi lapangan golf.
Bangunan rumah menggunakan material dengan kualitas yang terbaik, dinding dan lantai menggunakan bahan marmer. Bahkan di rumah tersebut ada beberapa lampu gantung. Amara melongo melihat rumah sebesar itu hanya Radit seorang diri yang tinggal di situ.
Sintha mengajak Amara berkeliling. "Bagaimana sayang apa kamu suka?"
"Apa ini gak terlalu berlebihan ma."
"Enggak dong sayang. Rumah ini memang di tinggali Radit dan istrinya kelak," Jelas Sintha
" Apa cuma kami berdua yang tinggal di sini ma? Pasti sepi dong ma?"
"Kan banyak bibi yang kerja di sini jadi gak bakalan sepi sayang. "
Amara memegang tangan Sintha. "Apa mama gak bisa tinggal bareng kami Atau Kevin yang tinggal disini.Amara masih asing dengan mas Radit ma. Kadang Amara merasa takut dengan tatapannya. "
"Maaf kak aku gak bisa tinggal di sini aku lebih suka di apartemen, aku nggak suka di atur kak Radit dia bawel kalo aku suka pulang malam. " Timpal Kevin. "Tapi aku akan sering ke sini karena sekarang ada kamu. "
"Dasar nakal pantas saja kamu suka tinggal di apartemen, "Ketus Sintha. "Mama gak bisa tinggal di sini Ayah mu Argadana lebih nyaman tinggal di bandung Tapi tenang, mama akan sering menginap di sini ."
"Lambat laun kamu pasti mengenal sifat Radit. Dia gak seburuk yang kamu bayangkan. Dan tenang aja kalo ada apa apa kamu telfon mama biar mama yang kasih dia pelajaran. " Tegas Sintha.
"Makasih ya ma, mama sudah baik banget sama Amara."
Sintha memeluk Amara. "Ayo mama antar ke kamar biar kamu bisa istirahat. "
Sintha mengantar menantunya itu ke kamar Radit. Kevin juga ikut mengantar sambil membawa koper Amara. Mama sintha membiarkan menantunya itu untuk istirahat. Dan meninggalkan Amara di kamar sendiri.Untuk sesaat Amara mengingat Ayahnya, kini hidupnya sudah berubah ayahnya pasti senang sekarang hidup Amara serba berkecukupan.
Amara amat kegirangan melihat kamar yang begitu luas dan nyaman. Dia naik ke atas ranjang dan melompat kegirangan. Dia pergi melihat lemari, kamar mandi, semua barang yang ada di kamar satu persatu ia periksa. Maklum Amara belum sempat merasakan kemewahan harta milik Ayahnya karena Amara masih sangat kecil . Dulu ayah Amara juga sangat kaya dan mempunyai perusahaan besar, sampai akhirnya dia di tipu seseorang .
"Tok.... Tok..... "
Amara seketika menghentikan aksinya yang menyelidiki setiap barang di kamar. Dia berjalan menuju pintu.
"Maaf non, saya bi mira pembantu di sini. Tadi nyonya Sintha berpesan untuk kasih tau nona kalo sebentar lagi nona Amara akan di ajak jalan jalan. Jadi non Amara di suruh beberes dan segera turun ke bawah." Ucap Mira
"Oh iya bi,saya mau mandi sebentar nanti saya menyusul ke bawah. "
Amara segera berlari ke kamar mandi dia nampak girang karena akan pergi jalan jalan. Dia menggunakan atasan kaos dan rok selutut rambutnya di biarkan tergerai. Tak lupa sepatu kets favoritnya.
Dukung Author dengan Like, Koment dan Vote.
mampir dikaryaku jugaa yaa