ELNORA

Di Negara lainnya,

Theo menatap tajam foto yang baru saja dikirim oleh orang kepercayaan nya. Foto gadis yang dikenalnya sedang bergandeng mesra dengan seorang pria yang tentu saja dikenalinya yang menjadi salah satu mitra bisnisnya di negara tersebut .

Hawa diruangan pertemuan tersebut terasa dingin mengalahkan Ac yang terpasang. Ruangan yang tadinya digunakan untuk pertemuan rutin dengan kepala divisi di perusahaan nya berakhir mencekam. Tidak ada satu orang pun dari mereka yang bersuara. Hanya terdengar bunyi jarum jam pada ruangan tersebut.

Dengan langkah tegas dan aura yang mencekam. Theo keluar dari ruangan tersebut. Jean langsung mengikutinya dan meminta sekretaris pembantunya untuk menyelesaikan. Saat kedua balok es tersebut keluar, mereka bisa bernafas lega.

" pertemuan bulan ini kita tutup sampai disini" kata yoan sekretaris pembantunya

"pak yoan, ada apa dengan presdir. Bukannya tadi baik-baik saja" kata salah satu kepala divisi tersebut

"benar, nafas ku sampai sesak karena aura Presdir"

"seperti di ambang kematian"lanjut yang lain

" mungkin sebentar lagi kalian akan merasakannya. Kalau saja beberapa minggu kedepan kalian berani membuat kesalahan" ucap yoan yang membuat mereka takut

"Dan kalau kalian tidak mau ada pertumpahan darah di kantor ini. Saya harap jaga mulut dan tingkah laku kalian dan awasi bawahan kalian di setiap divisi untuk tidak membuat ulah" lanjutnya

"saya permisi" ucap Yoan berlalu meninggalkan mereka penuh keringat dingin mendengar peringatan sekretaris yoan.

Theo mengendarai mobil dengan laju tanpa peduli cacian dari penggunaan lainnya. Setelah sampai ditempat yang dituju. Theo langsung memasuki ruangan penyiksaan yang selama ini sering ia datangi saat emosinya tidal terkontrol seperti sekarang ini. Jean yang tadinya mengikuti Theo dengan mobil terpisah menyusul Bos nya memasuki keruangan tersebut.

Didalamnya terdapat seorang wanita tanpa gairah hidup dan pandangan kosong terduduk disudut. Tanpa aba-aba theo langsung menyiksanya. Hanya teriakan serak yang keluar dari mulut wanita tersebut. Wanita itu tidak sanggup lagi untuk berteriak dengan kuat dan meminta untuk dilepaskan atau di bun**. Selama lima tahun ia mencoba, tapi hanya siksaan dan terakhir ia kehilangan li**h nya.

"kamu harus menunggu semua perbuatan mu terhadap little bunny" marah theo sambil mencambuk tubuh Ana

"kamu tidak boleh mati sebelum little bunny ku kembali" lanjutnya sambil menggores t***h wanita di hadapannya.

"kamu harus menerima semuanya"

Setelah puas menyik** wanita tersebut. Theo meninggalkan ruangan tersebut dengan wanita penuh dengan luka yang mengerikan didalamnya.

"obati dia, jangan sampai mati. Kalau sampai mati kalian sebagai gantinya" ucap datar Theo kepada anak buahnya dan berlalu meninggalkan tempat tersebut.

Prang

Bruk

Dengan amarah tersisa Theo membanting semua barang di atas meja.

"cari tahu tentang pria tersebut" ucap Theo pada jean sambil menghisap ro** menghadap jendela melihat pemandangan hutan yang sangat seram.

" dan percepatan rencana nya" lanjutnya

"baik Bos" ucap jean meninggalkan ruangan tersebut

"kamu milik ku little bunny. Hanya milikku, mereka yang berani mendekati kamu. Akan ku singkirkan" ucapnya sambil mencengkram ro*** yang ada ditangannya.

...----------------...

Sedangkan disisi lain

Diruangan remang, terlihat seorang lelaki sedang duduk di sebuah ruangan di kelilingi foto seorang gadis cantik di dindingnya.

"ah,, kamu sungguh cantik sweetie"

"rasanya aku ingin mengurung mu untuk diriku sendiri"

" kamu hanya milikku seorang, senyuman mu hanya untuk ku"

"dulu aku hampir berhasil memiliki kamu. Tapi sayang lelaki bo** itu merusaknya. Dan dia berhasil meloloskan diri dan pergi meninggalkan negara ini setelah merusak rencana ku untuk memiliki mu"

"tapi sekarang, aku tidak akan membiarkan siapapun merusak rencana ku"

"kamu milik ku, hanya milik ku seorang" ucap lelaki tersebut penuh obsesi sambil menjil**i foto gadis yang terpanjang di dinding.

#tbc