Seorang pria muda bernama Adin Ahmad, ia lahir ditengah-tengah keluarga yang memprioritaskan dirinya menekuni ilmu agama, setelah ia menamatkan pendidikan s1 nya di bidang ilmu agama islam, kini ia berusaha menggapai s2 nya, jurusan ilmu sejarah islam, dan lika liku perjalanannya dimulai ketika ia hijrah dari Kota Serang ke Kota Tangerang. Awalnya ia ingin mengembangkan bisnis lalu melanjutkan pendidikan s2 nya dengan tenang.
Banyak wanita-wanita cantik di sekelilingnya yang tertarik padanya, baik dari ketampanannya maupun dari kejeniusannya. Salah satunya Syifa Fauziyah.
"Benarkah Ustadz Muda ini yang telah mencuri hatinya Syifa?"
"Terus kapan waktu terjadi pencuriannya itu?"
"Lantas kenapa Syifa tidak berteriak ketika hatinya di curi?"
"Apakah dia sengaja mebiarkan agar hatinya di curi dan diambil oleh Ustadz Muda ini?"
" Ayo mari kita simak kisahnya, semoga para sahabat terhibur !!"
"Tolong jangan sampai lupa!"
"Like, komen, share, dan subscribe"
"Kami nantikan dari anda!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aby Arsyil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Operasi Dan Dahsyatnya Doa
Setelah selesai melaksanakan sholat Ashar berjamaah. Kiyai H. Lutfi Hakim berdiri dihadapan para jamaah dan beliau memberikan ceramah singkatnya kepada para jamaah mengenai kenapa dia beserta rombongannya mengadakan acara doa bersama dilapangan ini.
Dan tak lupa juga Kiyai H. Lutfi Hakim mengucapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT dan beliau juga mengucapkan banyak terima kasihnya kepada para jamaah yang hadir disini mewakili Bapak H. Syukri Mashuri, Bapak H. Sholeh, Ustadz H. Furqon, Umi Tiah dan terutama Ustadz Adin sendiri yang sangat mengharapkan keikhlasan dan keridhaannya dari para jamaah sekalian untuk membantu mendoakannya yang pada saat ini kondisinya dalam keadaan kritis dan akan segera dilakukannya proses operasi.
Beliau juga mengatakan bahwa digelarnya acara doa bersama ini bukan semata-mata untuk mendoakan Ustadz Adin saja melainkan mendoakan mereka-mereka juga yang sedang dirawat dirumah sakit ini, tujuannya adalah untuk meminta kesembuhan dan keselamatan serta kesehatan dari Gusti Allah SWT.
Setelah Kiyai H. Lutfi Hakim memberikan ceramah singkatnya. Bapak H. Sholeh pun berdiri dihadapan para jamaah, dia ingin mengutarakan maksud dan keinginannya yang baru saja terbesit didalam hatinya kepada para jamaah. Bahwa mulai saat ini dia selaku pemilik rumah sakit dan mewakili semua pihak rumah sakit, akan menggelar doa bersama dihalaman ini setiap dua bulan sekali sambil mengadakan santunan yatim piatu dan juga orang-orang yang kurang mampu.
Rencana Bapak H. Sholeh ini didukung oleh Bapak H. Syukri Mashuri, Bapak H. Munir Said selaku donatur tetap dirumah sakit ini, juga para sahabatnya yang lain. Mereka memberikan apresiasinya kepada tiga tokoh besar ini.
Mendengar keinginan itu para jamaah yang hadir juga memberikan dukungannya atas kegiatan yang positif itu dan mengaminkan keinginan Bapak H. Sholeh, khususnya mereka para keluarga yang kurang mampu menyambutnya dengan perasaan yang sangat gembira karena mereka sekarang ada yang memperhatikan dan mengkhawatirkannya.
Sambutan-sambutan ala kadarnya telah disampaikan dan tibalah saatnya mereka untuk mengaminkan doa-doa yang akan dipanjatkan.
Kiyai H. Lutfi Hakim memulai acaranya, dengan membacakan khadarat silsilah disambung dengan dzikir, sholawat dan tahlil, semua jamaah mengikutinya dengan khidmat dan khusyuk,
Untuk pembacaan doa mereka bertiga lah yang membacakannya secara bergantian. Pertama Kiyai H. Lutfi Hakim. Kedua Kiyai H. Mukhlisin Mukhtar. Ketiga dan yang terakhir oleh Ustadz H. Furqon dan doa-doa mereka diaminkan oleh ribuan jamaah yang hadir.
Ruang operasi dipenuhi dengan suara alat-alat medis yang berdetak dengan cepat. Dokter Sadia Putri, Dokter Agus Salim dan Dokter Kayla Putri, serta beberapa suster yang membantu tengah menjalani operasinya. Mereka berusaha untuk selalu tetap tenang meskipun jantungnya berdebar-debar dengan kencang.
Berbarengan dengan operasi ini dilakukan. Doa-doa mengalir dari para jamaah dilapangan yang dipanjatkan dengan dipimpin langsung oleh tiga pemuka agama yang sangat dihormati. Mereka bertiga membacakan doa-doa dengan khusyuk dan tawadhu secara bergantian dan diaminkan oleh ribuan para jamaah yang hadir, tujuannya meminta keselamatan, kesehatan, kesembuhan, bagi mereka para pasien yang sakit, terkhususnya bagi keselamatan dan kelancaran proses operasi Ustadz Adin yang sedang dilakukan.
Operasi tersebut merupakan salah satu operasi yang lumayan sulit yang pernah mereka hadapi para dokter sepanjang kariernya. Pasien yang sedang mereka operasi ini adalah seorang pria muda yang tampan yang baru-baru ini dokter Sadia Putri ketahui, namanya Adin Ahmad seorang Ustadz Muda yang mampu membuat geger seisi rumah sakit. Bahkan ayahnya sendiri harus rela turun tangan datang kerumah sakit ini gara-gara sosok yang cukup fenomenal ini.
Dokter Sadia Putri yang memimpin operasi ini dibantu oleh paman serta adiknya, dia merasakan tekanan yang cukup besar untuk menyelamatkan nyawa pasien tersebut.
Dengan cermat, dokter Sadia Putri mulai memperbaiki organ dalam yang rusak akibat luka benturan tersebut. Keringatnya merembes dari pori-pori wajah cantiknya, ketegangan dan keseriusan menyelimuti ruangan itu.
Setiap gerakan tangannya dilakukan dengan presisi dan penuh kehati-hatian. Dia merasa seperti sedang menari di atas tali tipis antara hidup dan mati. Setelah beberapa jam berkutat dalam ketegangan dan keseriusan, operasi ini akhirnya selesai. Dokter Sadia Putri, Dokter Agus Salim, Dokter Kayla Putri dan tim medis lainnya melepas sarung tangan medis mereka sambil mengelap keringat dari kening mereka. Mereka melihat hasil operasi dengan penuh harap-harap cemas. Namun berkat kegigihannya serta kehati-hatian dan bantuan doa yang ribuan orang panjatkan. Pasien pun berhasil diselamatkan dan kondisinya berangsur stabil.
"Alhamdulillah" Ucapnya bersama karena ketegangan kini telah berlalu.
Dokter Sadia Putri dan tim merasa lega namun juga lelah setelah menghabiskan begitu banyak energi untuk operasi tersebut. Mereka segera menuju ruang ganti untuk membersihkan diri dan mengganti bajunya masing-masing.
Di dalam ruang ganti, dokter Sadia Putri merenungkan betapa rapuh dan berharganya nyawa seseorang. Di saat dia sedang merenung seperti itu entah kenapa di dalam hati yang paling dalam terbesit gambaran rupa wajah tampan yang meskipun tidak sadarkan diri tapi aura pesonanya masih tetap memancar. Bayangan wajah itu seolah sulit untuk dihilangkan dari pikiran. Ketika dia sadar langsung saja di mengucap. "Astaghfirullah Al-adzim 3x" Dia mengusap dadanya yang terasa sesak sambil berkata. "Pantas saja mereka para wanita-wanita muda itu seolah berlomba-lomba berebut untuk mendapatkan cintanya, ternyata pesonanya begitu dahsyatnya. Aku akui, aku saja orang yang paling cuek terhadap laki-laki merasa tertarik padanya! Apalagi dengan adikku yang suka mainin cowok, wah pasti sebentar lagi heboh" gumam dokter Sadia Putri.
Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, dokter Sadia Putri kembali lagi ke ruang operasi untuk mengecek kondisi pasiennya dan menyuruh petugas untuk memindahkan pasien keruang VVIP untuk menjalani perawatan lanjutan. Kemudian dia memberikan kabar baik kepada keluarga pasien. Bahwa operasinya berjalan dengan baik dan lancar dan nyawa pasien kini telah terselamatkan dan tinggal menunggu waktu untuk menjalani proses pemulihan.
Dokter Sadia Putri memberitahukan kepada mereka bahwa ingatannya pasien sedikit terganggu, mungkin ingatannya akan sedikit mengalami kemunduran tapi itu tidak menjadi masalah yang serius dengan seiring berlalunya waktu ingatan pasien akan kembali lagi seperti semula. Dan dokter Sadia Putri juga menyarankan dan mengingatkan kepada mereka untuk beristirahat dan tidak terlalu memikirkan kondisi pasien. Jangan sampai mereka juga ikut-ikutan sakit karena terlalu mengkhawatirkan satu orang saja sementara mereka sendiri kurang memperhatikan kondisinya masing-masing.
Pasien juga perlu beristirahat dengan tenang untuk pemulihan dan tidak boleh ada yang menggangu, meskipun sudah melewati masa-masa yang kritis tapi pasien butuh ketenangan dan aura yang positif.
Mereka sangat bersyukur atas keselamatan orang yang mereka cintai dan Umi Tiah menangis sejadi-jadinya tapi kali ini tangisnya penuh rasa syukur dan kelegaan karena masa-masa kritis adiknya sudah terlewati.
Syifa Fauziyah menghambur memeluk Umi Tiah dengan rasa haru dan tangisan, Ustadz Yoyoh Mukhlisoh pun Ikut-ikutan, disusul Mbak Yuyun, Nabila Putri, Nurmala Ayu Anggraini, Mpok Diana, Mira Asmira, dan Devi Maharani.
Melihat drama itu lagi dokter Sadia Putri pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dan memakluminya, sesaat dia jadi terbawa suasana yang mengharukan itu. Kini dia teringat tentang kejadian beberapa hari yang lalu sewaktu datang kerumahnya Bapak H. Syukri Mashuri untuk memeriksa anak gadisnya yang terbaring lemah dan pucat karena TBC itu. Ternyata inilah si biang keroknya orang yang habis di operasi olehnya.
Dokter Sadia Putri mau tak mau harus berdecak kagum padanya. Seorang laki-laki yang terbaring sakit karena kecelakaan, mampu membuat sibuk seluruh penghuni rumah sakit. Bahkan mampu mengumpulkan ribuan orang untuk mendoakan kesembuhannya dan dia sendiri pun merasa bahagia karena bisa menjadi bagian dari kesembuhan si 'Pasien Super' ini yang suka bikin ulah dan banyak merepotkan orang-orang.