Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
"Iya sayang, maafin om Arsen ya" ucap Arsen yang sudah mendudukan bokong nya di sebelah Alisya.
"Nda bica, halus ada syalatna tellebih dahulu" ucap Reva dengan segala otak licik nya.
Arsen dan Alisya mengerutkan dahinya, dia penasaran apa yang sedang di rencanakan dengan otak kecil nya itu.
"Sebenarnya apa yang sedang dia rencanakan" bisik Arsen di telinga Alisya ketika melihat Reva seperti sedang berfikir sambil mengetuk ngetungkan jari telunjuk nya di kening nya sambil terus mondar mandir.
"Entahlah, lihat saja nanti apa yang akan dia katakan" sahut Alisya yang juga tidak tahu dengan rencana putrinya.
"Berhenti sayang, om Arsen pusing melihatmu yang dari tadi mondar mandir kek setrikaan rusak" ucap Arsen.
"Janan belicik om, Leva ladhi belpikil ini" Arsen semakin kesal karena mendapat omelan dari gadis cantik itu. Alisya menahan tawa melihat kekesalan Arsen.
Arsen menoleh ke arah Alisya yang sedang berusahan menahan tawa nya supaya tidak pecah.
"Kau sudah berani menertawakan ku rupanya" ucap Arsen dengan senyum menyeringai, Alisya merinding melihat senyum Arsen seperti itu, dia menggeleng dan masih melipat bibirnya.
Arsen memajukan wajah nya ke wajah Alisya. Alisya terus saja memundurkan wajahnya menghindari wajah Arsen yang terus maju.
"Talian cedang napain" tanya Reva sambil memiringkan kepala nya melihat wajah mama nya yang begitu dekat jarak nya dengan wajah Arsen.
Hampir saja bibir mereka saling bersentuhan, jika Reva tidak menghentikan nya.
Arsen yang merasa tercyduk langsung saja menjauhkan tubuhnya dari Alisya.
"Om Alsen janan macam-macam ya cama mama Leva, tak tutuk nanti palana mau" ancam Reva galak, berkacak pinggang memarahi Arsen.
Begitulah Reva kalau sudah kekuar sifat jutek dan marah nya, dia suka menirukan ucapan para pekerja di restoran, Alisya terkadang kesal dengan karyawan nya yang tidak bisa menjaga ucapan nya jika bersama Reva.
"Gak sayang, tadi om Arsen hanya melihat mata mama yang kelilipan, iya kelilipan" ucap Arsen asal sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, sedangkan Alisya sudah membuang mukanya yang merah karena malu.
"Ote talau beditu" balas Reva membuat Arsen sedikit lega.
"Cekalang Leva mau meninap di lumah oma, mama judha halus meninap judha" ucap Reva yang tak mau di bantah. Kebetulan besok weekend jadi Reva libur sekolah.
"Sayang" sahut Alisya langsung di potong Reva.
"Nda ada alacan mama, mama judha halus temenin Leva meninap di lumah oma" potong Reva. Arsen tersenyum penuh kemenangan, dia senang Alisya akan menginap di rumah nya, dengan begitu dia mempunyai banyak waktu bersamanya.
"Untuk kali ini om Arsen akan dukung otak licikmu itu sayang, apapun yang Reva mau pasti om Arsen akan membelikannya nanti, karena kamu sudah mau mengajak mama mu menginap di rumah om Arsen" ucap Arsen dalam hati.
"Ayolah Al, bunda pasti senang dengan kehadiranmu, bunda jadi ada teman mengobrol" bujuk Arsen. Alisya menghela nafas berat.
Alisya takut nanti orang tua Arsen tidak menyukai nya, karena masa lalu nya.
"Jangan risau, bunda tidak akan mempermasalahkan hal itu" ucap Arsen yang tau keresahan hati Alisya. Alisya mengangguk kecil. Reva yang melihat mama nya mengangguk dia langsung bersorak.
"Holeee.... Leva atan meninap di luma oma, dan Leva bica ketemu dengan Ley, hihihi" ceplos Reva lalu menghentikan ucapan nya. karena mendapatkan tatapan tak bersahabat dari mama nya.
"Oh jadi ini, maksud tujuan Reva mengajak mama menginap" ucap Alisya.
"Tidak mama, Leva tanen cama oma, suel mama Leva nda bohong" kilah Reva mengangkat dua jarinya membentuk huruf V
"Sudah ayo kita berangkat sekarang" ajak Arsen menghentikan mereka sebelum kembali berdebat.
"Dendong Leva om" pinta Reva dengan wajah yang di buat seimut mungkin.
"Sudah besar harus bisa jalan sendiri" cegah Alisya.
"Tati Leva capek ma, dali tadi jalan telus" sahut Reva beralasan.
"Alasan saja" cebik Alisya.
Arsen yang sudah jengah langsung menggendong tubuh kecil Reva, Reva meledek mama nya yang kesal.
"Mama ili tan nda di gendong om Alsen, wleee" ledek Reva kepada mama nya. Ingin rasanya Arsen tertawa melihat wajah Alisya yang menahan marah karena ledekan putrinya itu.
"Terserah" kesal Alisya lalu dia keluar dari ruangan kerja nya, dia berjalan mendahulu Arsen.
Di sudut ruangan lain, ternyata Andra masih di situ menunghu orang yang mirip Alisya keluar dari restoran itu, dan ternyata penantian nya selama hampir satu jam setengah tidaklah sia-sia.
Andra melihat Alisya berjalan seorang diri, dan di susul Arsen di belakang nya sambil menggendong Reva.
Andra bangkit dari tempat duduk nya kemudian mengejar Alisya.
"Alisya" panggil Andra sambil menepuk bahu Alisya pelan.
Alisya menengok karena merasa ada yang menepuk bahunya.
"Maaf siapa?" tanya Alisya pura-pura tidak mengenal Andra, dia memasang wajah nya setenang mungkin, supaya Andra tidak mencuriggai kalau dirinya memang Alisya.
"Kamu Alisya kan" tanya Andra menatap lekat kedua mata Alisya, dia begitu yakin kalau itu memang Alisya.
"Maaf, anda salah orang tuan, saya bukan Alisya" jawab Alisya tersenyum ramah.
"Aku tidak mungkin salah orang, aku sangat yakin jika anda Alisya teman kampus saya dulu" kekeuh Andra.
"Tapi kenyataan nya memang saya bukan Alisya tuan, coba tuan ingat lagi wajah Alisya yang tuan kenal seperti apa" ucap Alisya.
(Bayangkan saja sambil menggendong Reva guys😂)
"Baby cepatlah" panggil Arsen sengaja. Dia sudah tahu identitas semua pria yang sudah mengerjai Alisya dulu.
"Permisi" pamit Alisya kepada Andra yang masih terbengong mengingat wajah Alisya dulu.
Andra melihat Arsen berjalan sambil merangkul pinggang kecil Alisya sambil menggendong Reva dengan satu lengannya.
"Aku sangat yakin itu Alisya. Apa sekarang Alisya sudah menikah?, lalu siapa gadis kecil itu, dia anak Erik atau anak Alisya dengan suami yang baru" gumam Andra.
"Ayo sayang, kita pulang" ajak tunangan Andra sambil merangkul lengan Andra. Andra tersadar dari keterkejutan nya.
Kemudian Andra berjalan bersama tunangan nya yang bergelanyut manja di lengan nya.
Tiba di mobil Andra langsung membukakan pintu buat tunangan nya, setelah itu dia memutari mobil dan duduk di kursi kemudi.
"Aku harus membicarakan masalah pertemuanku dengan Alisya kepada Erik" batik Andra.
**Bersambung.
Bicarain aja Ndra, biar Erik jantungan sekalian😂
Happy reading guys🙏
Jangan lupa like, komen, vote🙏**
kyk si budiman , paman alisya jadi bondan
ratmi , tantenya alisya jadi hera
koq nama karakternya sering gak konsisten thor ?
coba buat di kertas kosong , biar inget nama2nya jadi yg baca gak pusing 🙄
gak selalu dia di atas , roda itu berputar
bukannya mengarahkan adiknya malah makin nguras uang papanya
ingat!! reva biar bagaimanapun cuma anak tiri , harusnya bersyukur sam arsen yg akuin dia daripada si erik , bukan malah habisin uang papa tirinya
makin besar cara berpikirnya bukan makin dewasa malah mirip "siska" , nenek kandungnya
kalau bangkrut gmn ? mau jadi gila puluhan tahun spt siska ??
bukannya tau diri mlh semakin merugikan arsen
masa dia gak ingat pernah susah hidup ber 2 sama mamanya wkt kecil?
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana