Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Ada Rasa??
Hari pertemuan Tian dan keluarga Thia pun sudah berlalu, begitupun hari pekan mereka.
Pagi hari adalah hari dimana Thia harus kembali berangkat bekerja.
"Sungguh rutinitas yang sangat membosankan!!!" Kesalnya sambil merapikan kemeja di depan cermin.
Ternyata papi nya sudah ada di depan pintu kamar nya dan melihat tingkah lucu putrinya itu.
"CK CK CK, kamu kenapa sih nak? Belum berdamai sama pekerjaan kamu?" Tanya papi nya dan berjalan mendekati putrinya itu.
"Ehhh papi dari tadi disitu?" Tanya Thia
"Enggak, baru aja"
"Bosan aja Pi, harus beberes setiap pagi dan pulangnya pasti udah malam, kan biasanya Thia kerjanya santai, ya kalau ada pemotretan baru kerja kalau gak ada paling main sama Aisha, kali ini waktu thia tersita habis buat kerja Pi" ucap nya mengeluh
"Nak, papi tau kamu belum terlalu terbiasa dengan rutinitas kamu ini, jadi harapan papi kamu bisa berusaha menikmati yahh, kan kamu juga kelihatan nya dekat sama partner kerja kamu si Tian itu" ucap papi nya.
"Hemmm belum dekat kali Pi" kata Thia mengeles.
"Ouhh iya Pi, Thia mau nanyain sesuatu boleh gak?" Tanya Thia yang tiba-tiba teringat sesuatu.
"Apa nak?" Tanya papi nya
"Emmm papi pernah yah mau ngenalin Thia sama bos Thia itu?" Tanya nya kepo, karna sebenarnya dia masih tak percaya dengan pengakuan Tian, bisa saja itu akal akalan nya.
"Hahhahah, bahkan sampai sekarang papi masih berharap kalian bisa lebih dekat dengan sendirinya dulu" jawab papinya
"Lah? Kirain udah gak lagi Pi" ujar Thia yang justru agak kaget dengan respon papinya.
"Jangan-jangan papi nyuruh Thia buat magang di situ biar Thia bisa makin kenal dan dekat sama dia?" Tanya Thia menebak.
"Hahahha kamu memang pintar soal tebak menebak" ucap papinya sambil tertawa girang
"ihhhh papi gak adil dehh masa gitu sih sama anaknya" kata Thia
"Sudah-sudah, nanti kamu juga tahu kok kenapa papi sangat detail memilihkan pria untuk kamu, sekarang kamu mending lanjutin siap-siapnya, trus langsung berangkat nanti kamu telat lagi" ucap papinya.
Tanpa menjawab perkataan papi nya hanya memasang wajah datar dan lesu andalannya, Thia pun kembali bersiap siap.
Setelah itu dia berpamitan pada mami nya dan tak menghiraukan keberadaan papinya disana.
"Kenapa Thia Pi, kok papi di cuekin dan di sinisin gitu sih?" Tanya Mami nya
"Biasalah mi, anak kita kan mood nya seribu, jadi santai aja" ucap papi nya
Thia pun hampir sampai di kantor, saat ingin membelokkan mobilnya kearah parkiran dia melihat mobil Tian disana.
Dan tampak turun Grace dari dalam mobil itu dan disusul dengan Tian juga.
"Hemm anda papi tau kalau calon mantu yang dia inginkan juga pemain wanita" gerutu Thia berbicara sendiri, lalu melanjutkan perjalanan nya.
Setelah memarkirkan mobilnya dia pun turun dan menyapa beberapa karyawan di kantor itu.
"Haii Thia, Lo kenapa lesu banget sih ini baru hari Senin loh" ujar Nita
"Gue malas banget nit, gue Luan yah semangat kerjanya" kata Thia lalu meninggalkan Nita di lobby kantor itu.
Sebenarnya Thia sangat malas memasuki ruang kerja mereka, apalagi tebakannya didalam sana pasti ada Grace.
Dia masuk ke dalam dengan mengusahakan untuk mengindikasikan wajahnya agar tak terlalu tampak lesu.
"Lahhh ternyata gak di sini?" Tanya Thia dalam hatinya, karna tak menjumpai kedua orang itu disana.
Tapi tiba-tiba Thia melihat pintu kamar atau ruangan istirahat yang berada tepat di samping lemari itu terbuka dan tampak jas Tian yang di letakkan di kursinya begitupun tas kerja Tian.
"Pagi-pagi aja udah main kamar kamaran" ucapnya lagi dalam hatinya.
Thia tak tahu sebenarnya apa yang dia rasakan sekarang, hatinya malah merasa sedikit cemburu saat melihat pemandangan itu.
"Jangan-jangan ini rutinitas dia lagi, mampus deh gue bakal lihat cowok yang mau di jodohin papi gue sama gue tiap pagi begini sama pacarnya" gerutunya kembali di dalam hatinya.
Setelah sekitar 10 menitan didalam ruangan kerjanya, suara kedua orang itu pun kembali terdengar setelah keluar dari ruangan Istirahat itu.
"Yaudah aku balik dulu yah Tian, kamu yang semangat yah kerjanya, makasih" ucap Grace dengan suara lembut buatannya itu.
"Hemmm" jawab Tian hanya berdehem.
"ishhh sok cuek banget tapi dikasih gak nolak!!" Kesal Thia saat mendengar jawaban cuek dan singkat dari Tian.
Setelah Grace sudah keluar, Tian berjalan menuju ruangan Thia.
"Lo udah lama datang?" Tanya Tian
"Baru 10 menitan lah" jawabnya jutek
"Ouhhhh oke" ucap Tian
"Ngapain Lo nanya-nanya, bikin gak mood aja" kesalnya bergerutu di dalam hatinya lagi.
"Ouhh iya hari ini gue mau ngajak Lo ke perusahaan sebelah buat hadirin acara, Lo mau kan?" Tanya Tian
"Hemm mau" jawabnya cuek
"Oke nanti gue kabarin, sekarang Lo bisa lengkapin berkas yang udah gue kirim ke email, contohnya juga udah gue kirim, nanti bakal ada yang ambil suratnya jadi segera yah" perintah Tian.
"Hemmmm" jawab Thia, tampak ya dia semakin tak mood bekerja.
Thia pun mulai mengotak-atik komputernya dan mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh Tian
Sementara Tian sama sibuknya, dia juga tampak memeriksa banyak kontrak kerja dengan perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan nya.
Sebenarnya Tian sedikit bingung karna perubahan mood Thia yang tak biasanya itu. Ntah karna papinya atau memang karna terbakar rasa cemburu.
Sekitar jam 10 ada beberapa orang yang bergantian keluar masuk untuk mengambil surat yang sudah di siapkan oleh Thia tadi.
Dengan mood yang belum membaik Thia harus melayani beberapa orang hari ini.
Setelah urusan surat persurat selesai, Thia pun memilih untuk bersantai di kursi kerjanya dulu.
Melihat Thia yang tampak kehabisan energinya Tian pun menawarkan agar beristirahat kepada Thia.
"Kalau Lo udah capek Lo boleh istirahat, atau kalau Lo mau boleh istirahat di kamar khusus gue aja" ucap Tian
"Enggak usah, gak perlu, lagian malas banget gue tidur di kamar itu" ucap nya menyangkal
"Kenapa malas? Bukannya lebih nyaman kan ada kasurnya" ucap Tian
"Itu kan kasur Lo sama Grace, ogah banget dong kalau gue harus tidur disitu" katanya dengan nada kesal.
Mendengar ucapan Thia, Tian tersenyum dan sedikit tertawa, karna ternyata mood Thia jelek hari ini mungkin saja karna melihat Tian dan Grace sudah ada di kamar itu tadi pagi.
"Kan lagi gak di pakek, GPP kok pakek aja kali dari pada Lo tidur di kursi nanti yang ada pegal-pegal" ujar Tian yang sengaja tak menyangkal omongan Thia tadi.
"Aihhh malas banget gue, udah ahh mending ke kantin makan" ucapnya lalu berjalan keluar dari ruangan itu.
Tian hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Sedangkan Thia yang sudah merasa pegal memilih untuk pergi ke kantin dan dia berharap dengan makan dan minum mood nya akan membaik.
"Bodo amat dehh sama istilah cinlok, gue gak bisa bohongin hati gue kali, bisa bisanya gue cemburu" ucap nya berbicara sendiri sambil memakan pesanannya.
"Tapi kan wajar yahh, ahhhh gak tau dehh, udah ahhh bodo amat mau dia pemain cewek mah enggak bodo amat, gue juga bisa kali dekat sama cowok" sambungnya
"Ehhhh tunggu, emang dia peduli kalau gue dekat sama cowok, kan belum tentu dia juga tertarik sama gue" ucap nya lagi.
"Tapi kenapa gue malah tertarik yah, bukannya dia itu kayak harimau gila yah" katanya dengan segala kebingungannya lalu melanjutkan aksinya untuk menyantap semua jenis makanan yang dia pesan.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."