Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabur
Pria itu melangkahkan kaki dengan berat menuju ruang kerja sang ayah, pikirannya dipenuhi kekesalan yang memburu. Sejak pagi, bayangan Veronica yang terjaga dari tidurnya dan segera menjawab panggilan dari Leon terus menghantuinya. Seiring dengan langkahnya, pertanyaan-pertanyaan tanpa jawab memenuhi kepalanya. Mengapa dia merasa begitu gusar melihat Nica dekat dengan laki-laki lain? Veronica bukanlah siapa-siapa baginya, dia bahkan tak pernah berpikir untuk jatuh cinta kepada gadis manapun termasuk dengan Veronica. Namun, ada bara cemburu yang membara di dalam dada, menyiksa hatinya dengan kemungkinan-kemungkinan yang tak ia mengerti. Dave merasa jika Veronica adalah miliknya, lantaran ia adalah pria yang mendapatkan mahkota dari Ceo cantik itu. Bagaimanapun, pikirannya tetap saja tidak bisa menerima jika ada laki-laki lain yang mendekati Nica, apalagi sampai menjalin hubungan dengan Nica.
"Pagi Pa.” ucap nya pada sang ayah saat telah sampai di ruang kerja Andika.
"Pagi, hari ini ingat kamu akan ada meeting lanjutan membahas anggaran project kita.”
"Dave tau.” Jawabnya singkat.
"Apa kamu sudah memeriksa dokumen nya.”
“Tentu.”
"Bagus, papa harap kamu tidak salah nanti nya.”
"Iya pa.” Setelah itu Dave pun bangkit menuju ke ruang meeting. Di mana semua klien nya telah berkumpul. Namun yang membuat nya geram adalah perusahaan Veronica, dimana Veronica mengirim asisten nya sebagai perwakilan sedang Veronica sendiri tak menghadiri meeting hari ini. Selesai meeting Dave segera keluar dari ruangan dan menuju ke ruang kerja nya. Pria itu meletakan berkas di tangan nya dengan kasar di atas meja.
"Lo benar benar bikin gue kehilangan kesabaran!!” Ucap nya dengan penuh emosi kemudian mengambil ponsel milik nya dan memainkan game milik nya itu. Ya disaat tengah kesal Dave akan memainkan Game agar emosinya mereda dan ia kembali tenang, seperti itulah cara nya dalam menetralisir emosi.
Sedang di tempat lain Nica baru saja sampai di Bali, ia memesan kamar di sebuah hotel mewah yang terletak tak jauh dari pantai. Veronica memang begitu menyukai pantai, itu sebab nya saat di rasa hari nya begitu buruk ia akan segera pergi ke pantai.
Sekaligus sebagai bentuk melarikan diri dari Pria yang terus mengganggu nya.
***
Semilir angin pantai menyapu wajah Nica, udara dingin tidak menyurutkan langkah nya untuk terus berjalan menyusuri pantai, suara deburan ombak yang datang silih berganti terus terdengar di telinga nya hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dan menatap ke arah laut yang tampak hitam pekat karena gelapnya malam, di kejauhan tampak titik lampu yang terlihat begitu kecil,
Suasananya begitu tenang dirasakan, hanya hembusan angin dan suara deburan ombak yang terdengar oleh telinga nya, Nica menutup matanya dan melipat kedua tangannya di depan dada, pikiran nya kembali melayang kepada sosok pria yang telah hadir dalam kehidupan nya beberapa waktu terakhir ini, tidak memungkiri ada sesuatu yang mulai dirasakan dalam hatinya, pikirannya kembali teringat dengan apa yang pernah terjadi antara dia dan Dave. Seketika membuat hati Nica bergemuruh,
Bibir nya bertanya tanya mungkinkah Dave jatuh hati pada nya, dan sebab itu ia terus mengganggu nya. Namun hati kecil nya menolak semua itu karena permasalahan yang ada bukan sesimple itu, yang terjadi antara mereka hanya sebuah kisah semalam, meski apa yang didapat oleh Pria itu adalah hal paling berharga dalam hidup Nica.
Udara yang terasa semakin dingin membuat Nica memutuskan untuk duduk di atas pasir putih, kedua tangan Nica memeluk erat kedua lututnya sambil terus menatap jauh ke arah lautan, mata nya kembali melihat cahaya kecil yang ada nun jauh disana, Nica membayangkan bahwa cahaya kecil dari lampu kapal nelayan tersebut adalah getaran rasa yang kini sedang dirasakannya terhadap Dave, masih terlalu kecil namun sudah tampak. Ini bukan tentang sebuah rasa jatuh cinta namun lebih kepada siapa sosok yang telah merenggut mahkota nya, dan berharap dialah sosok pertama dan terakhir untuknya.
**
Dave merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di dalam apartemennya, badan dan pikirannya terasa begitu lelah setelah seharian bekerja di kantor, dan sepulang bekerja ia menyempatkan diri untuk mencari keberadaan Veronica di apartemen, tempat di mana Nica tinggal, rasa hati sebenarnya Dave belum mau menyerah untuk mencari keberadaan Nica, namun rasa lelah sudah tidak dapat lagi ditahannya. Dave memilih beristirahat sejenak di apartemen nya dan berharap otak nya kembali dapat berpikir dengan lebih jernih, untuk kembali mencari keberadaan perempuan yang sudah membuatnya gila,
"Lo sengaja menghindar dari gue." ucap Dave lirih, mata pria itu terbuka lebih lebar dan menatap langit langit apartemennya, sekilas Dave mencoba mengingat ingat kembali serangkaian kejadian kejadian yang dialaminya bersama Nica, mulai dari kejadian pertama kali dia bertemu dengan Nica di sebuah club malam, hingga akhirnya kepada kejadian terakhir saat dirinya bertemu dengan Nica di apartemen. Dimana Nica tengah mengobrol dengan Leon melalui sambungan telepon, pria itu mulai menerka nerka apa mungkin Nica pergi bersama Leon ke suatu tempat. Entah mengapa membayangkan Nica bersama Leon membuat rahang nya mengeras. Dave lantas bangkit dan dengan cepat, tangan nya meraih kunci mobil yang ada diatas meja. kemudian ia keluar dari apartemennya menuju ke parkiran. Pria itu masuk ke dalam mobil nya, kemudian mengendarai nya menuju ke bengkel.
**
Sesampai nya di bengkel ia pun melihat Tommy yang tengah bergelut dengan tumpukan kertas di depan nya.
"Hai Bro, tumben lo ke sini.” Sapa Tommy seraya mengunyah permen karet di dalam mulut nya.
"Atasan lo kemana.” Balas Dave tanpa basa basi.
"Veronica maksud lo?”
"Hm.”
"Ke Bali kata nya.”
"Bali?” tanya Dave tak yakin.
"Iya, tadi pagi dia ngabarin gue kalau dia pergi ke Bali.” Balas Tommy seraya melambaikan tangan nya pada Leon yang baru saja datang. Kedatangan Leon membuat Dave sadar jika Nica pergi tanpa Leon, ada rasa lega dalam hati nya. Leon pun menghampiri Dave dan Tommy yang tengah duduk mengobrol.
"Hey Tom, Nica mana.” Tanya Leon pada Tommy. Seketika Tommy pun memandang ke arah dua laki laki di depan nya secara bergantian, Dave dan leon datang menemui nya hanya untuk bertanya kemana Veronica, membuat ia sadar jika saingan nya terlalu berat, dua Ceo pewaris tahta perusahaan ternama. Apalah artinya diri nya yang hanya bisa mengagumi Ceo cantik yang menjadi atasannya itu dalam diam.
"Pergi dia.” Balas Tommy.
"Huft, oke deh kalau begitu gue cabut dulu bro.” Jawab Leon seraya menepuk pundak Dave dan tommy, kemudian berjalan pergi, Dave mengekor kan pandangan nya melihat Leon yang pergi.
"Lo suka sama Nic.” Ucap Tommy kemudian.
"Kenapa memang nya.” Balas Dave tanpa menjawab pertanyaan Tommy.
"Gue nanya, apa lo suka Nic.”
"Lo tau bukan, gue bukan cowok yang mudah suka.”
"Lalu, seperti biasa lo mau mainin dia.” Ketus Tommy yang tak terima jika Dave akan menjadikan Nica sebagai wanita mainan nya juga.
"Lo tanya sendiri ama atasan lo, urusan gue ama dia itu tentang apa.”
"Gue gak yakin jika ini semua lantaran mobil lo yang kegores waktu itu.”
"Terus menurut lo.”
"Gue ngerasa antara kalian terjadi sesuatu.”
"Dan sesuatu itu, jelas karena mobil gue yang tergores.” Balas Dave yang tak ingin tommy menyelidiki lebih jauh tentang hubungan nya dengan Nica.
"Kalau benar karena itu, bukan kah Nic sudah tanggung jawab dengan tidak mengenakan biaya perawatan mobil lo.”
"Terus kenapa lo kasih gue cek tagihan dan gue bayar.”
"Iya juga sih, jadi inti nya lo mau nagih Nic?.”
"Kenapa tidak.”
"Gak lo banget setau gue.”
"Maksud lo.” Tanya Dave pura pura tak mengerti.
"Sejak kapan lo peduli dengan uang lo yang ada di tangan orang.”
"Sejak saat gue sadar, gue mesti kerja keras di kantor bokap gue dari pagi hingga petang.”
"Oh come on dude, gue bahkan tau kalau lo paling anti pergi ke kantor bokap lo.” Balas Tommy dengan ketidak yakinan nya sedang Dave menanggapi nya dengan begitu jengah dan hanya menghela nafas panjang kemudian ia bangkit berdiri.
"Mana lo.” Tanya tommy kemudian.
"Balik.”
"Ye ngambekan lu kayak cewek.”
"Lo yang bawel kayak cewek.” Balas Dave seraya masuk ke dalam mobil nya dan berlalu pergi meninggalkan bengkel Nica, sedang Tommy menggerutu lantaran Dave mengolok nya bawel bak wanita. Dave melajukan mobil nya menyusuri jalanan ibu kota, lelah sekali rasa nya, angan nya pun mulai menerawang tentang kepergian Veronica yang berlibur ke Bali. Entah mengapa ada rasa khawatir sekaligus was was, ia ingat sekali bagaimana Veronica yang tengah frustasi mendatanginya dan meminta nya untuk tidur bersama, dan hal tergila nya, ternyata gadis itu masih Virgin, hingga pada akhirnya membuat nya diliputi rasa bersalah. Apalagi saat mendapati Nica yang tengah menahan sakit karna ulah nya sampai harus mengunjungi rumah sakit. Pria itu memijat kepalanya yang terasa pusing lantaran memikir kan Nica, ia sendiri tak tau mengapa ia perduli pada gadis itu, mungkin kah semua lantaran rasa bersalah, atau benar ada nya jika ia mulai jatuh hati pada wanita yang memiliki kesamaan hobi dengan nya di dunia otomotif. Dave benar benar merasa gila saat menerka nerka tentang apa yang ia rasakan. Pria itu menghentikan mobilnya saat telah sampai di lobby apartemen ia kemudian turun dan bergegas menuju kamar nya, setelah itu ia pun mandi dan kemudian merebahkan diri nya di ranjang. Hari ini adalah hari yang begitu melelahkan khusus nya untuk isi kepalanya yang terasa berperang. Dave memejam kan mata nya yang sudah begitu lelah.