NovelToon NovelToon
Cinta Pertama Mami

Cinta Pertama Mami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Lista membuka mata perlahan-lahan dilihat sekeliling ruangan nampak sudah rapi."Mungkin Didi sudah turun."batinnya.

Saat hendak turun dari ranjang dilihatnya catatan dimeja kecil,sebuah pesan dari Didi dengan ucapan dan kata-kata yang manis.

"Gombal."katanya namun bibirnya tetap tersenyum.

\*\*\*\*\*\*\*

Richi pulang dari sekolah bersama teman digrup bandnya,hari ini ada jadwal latihan dirumah.

Setelah ganti baju Richi masuk kestudionya dan mengaktifkan beberapa alat musik.

Dimas sang gitaris mendekati Richi"Richi,kalau emang kita gak siap mending kita batalin aja chi."

Richi mengusap-usap hidungnya dan membuang nafas panjang."Sebenarnya ada apa dengan Leo?"

"Itu dia setiap pulang sekolah langsung ngilang."menaruh kembali gitarnya.

"Hari ini kita sharing,mungkin ada dari kalian yang sedang galau."kata Richi.

Sebagai pentolan band Richi mencatat beberapa masalah yang didapat dari teman-temannya.

Ternyata meski semua terlihat baik-baik saja namun faktanya teman- teman memiliki masalah yang berat.

"Ok,mendengar curhatan kalian sepertinya kita harus hiatus sampai batas waktu yang kita tidak tahu."

"Yeee,yee!"ujar beberapa temanya hampir kompak.

Richi memahami beberapa dari yang lain karena kesibukan belajar,harus les dibeberapa tempat karena Richi sadar tidak semua anak orang kaya memiliki kecerdasan seperti dirinya.

"Chi,selama hiatus kamu mau ngapain aja?"tanya Dimas.

Dimas sangat paham karena Richi yang pertama kali mengajaknya masuk dalam bandnya.

"Sama seperti kamu,jadi luntang lantung."kata Richi menepuk pundak Dimas.

Dimas hanya tertawa dengan jawaban Richi."Gue cabut dulu ya,mau bantuin nyokap jualan."

Richi mengangguk"Hati-hati."

Dimas cabut semua ikut pamit,hari ini tidak jadi latihan.

Richi kembali mematikan lampu dan keluar dari studio,berjalan dengan gontai seperti raga kehilangan separuh nyawanya.

Didi yang baru pulang melihat anak sulungnya seperti kurang bersemangat."Kak,kamu kenapa?"

Richi tidak menjawab pertanyaan Didi hingga Didi menepuk pundaknya."Ada masalah apa?"

"Eh,papi kok udah pulang?"balik bertanya.

"Tadi ada masalah diproyek jadi papi pergi lebih awal.kamu kenapa?"

Richi menyandarkan tubuhnya disofa"Band aku hiatus pi."

"Kenapa?"tanya Didi.

Richi menceritakan beberapa masalah yang sedang dihadapi teman-teman bandnya,Didi mendengarkan curhatan anak sulungnya.Dia tahu rasanya seperti apa karena baginya musik yang sudah menyatu tidak bisa dipisahkan.

"Kak,kamu bisa menciptakan lagu sendiri?"

"Bisa!"jawab Richi tegas.

"Ya sudah kamu jadi solois."

Richi tersenyum dengan saran dari Didi."Benar juga,kok malah gak kepikiran."

Untuk menumbuhkan semangat pada anak sulungnya Didi mengajak Richi main band distudio sebagai hiburan,Richi sebagai vocal dengan memainkan keyboard diiringi Didi sebagai drumer.

Dikantor Lista ditemani Monic dan dua karyawan lain sudah membereskan meja masing-masing.

Terdengar lantunan lagu yang dinyanyikan Richi.

"Anak-anak latihan ya mi?"tanya Monic.

"He,ehm."

"Kami pulang ya mi."kata Monic mengajak teman yang lain.

"Yuk,Ati-ati."jawab Lista.

Lista menutup pintu dan mematikan lampu ruangan dikantornya,saat berjalan keluar dia mendengar lantunan lagu yang dinyayikan Richi,liriknya sangat familiar baginya.

"Rasanya anak-anak tidak pernah latihan dengan lagu ini?"batinnya.

Dilihatnya ruang tengah tampak terlihat ponsel dan tas Didi tergeletak di sofa.

"Pantas."tersenyum.

Lista berjalan menuju studio milik anaknya saat masuk sudah ada Eri duduk dengan senyum dan tepuk tangan ringan.

Didi tersenyum melihat ada istri dan anaknya.

"Keren!"kata Eri.

Sebagai penutup Richi menyanyikan lagunya Marchel yang berjudul jangan pernah berubah karena sering mendengar ringtone diponsel papinya.

Didi beranjak dan duduk ditengah diantara Lista dan Eri,dengan alasan tidak ingin membuat jarak dan tetap ingin lebih dekat dengan anaknya.Bagi Didi si bungsu Eri sangat merindukan sosok ayah,itu bisa dilihat dari gaya bahasa dan sorot matanya.

"Sekolahmu bagaimana hari ini?"menoleh kearah Eri.

Eri memberi tanda jempol karena masih fokus melihat kakaknya.

Didi tersenyum puas hari ini setidaknya bisa mengembalikan semangat Richi.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Saat kembali Keruang tengah Didi mengambil tas dan mengeluarkan sesuatu.

"Eri,ini buat kamu."memberikan bingkisan.

"Apa ini?"tanya Eri.

"Itu hadiah buat kamu,karena semalam kamu sudah bekerja keras menyelesaikan tugasmu."kata Didi memuji.

Saat dibuka ternyata sebuah ponsel yang sama yang dimiliki Eri sebelumnya."Makasih banyak ya pi."

Eri ijin kekamarnya karena sepulang sekolah belum ganti baju.

Selesai membereskan studinya Ri hi masuk keruang tengah dilihatnya mami dan papi masih ngobrol disana.

Richi ikut gabung dengan menghempaskan badanya disofa.

"Aauuu Sakit!"memegangi tangannya.

"Pelan-pelan kak."kata Lista.

Richi meniup pergelangan tangannya dan mengulurkan kepada Lista,Lista tahu apa maksudnya.

"Modus!"

"Beberan ini sakit mi."kata Richi meringis.

Lista memijit tangan Richi pelan,Didi melihat hari ini sepertinya Richi sedang minta diperhatikan.Didi beranjak meninggalkan istri dan anaknya,biarlah mereka menghabiskan waktu bersama setelah beberapa saat Didi menyita waktu Lista.

Richi menarik kembali tangannya."Udah cukup mi."

"Bener udah baikan?tanya Lista.

Richi ragu untuk mengatakannya"Sebenarnya tadi aku cuma menguji papi."

"Maksud kamu?"Lista gak paham.

"Ternyata papi pengertian."Richi menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hari.

Lista memukul Richi dengan bantal kecil dan beranjak meninggalkan anaknya.

Tersenyum mendengar cerita Richi dan melihat kegembiraan Eri hari ini.

Richi hanya tertawa melihat maminya yang berhasil dia kerjain.

Hari ini Didi kembali melewatkan makan malam karena ada pekerjaan yang dia bawa pulang tadi.

Lista membawa makan malam untuk Didi setelah anak-anaknya selesai makan dan kembali kekamar dengan tugas-tugasnya.

Eri langsung mengerjakan PRnya sementara Richi minta ijin dulu sama Lista untuk bicara dengan Didi.

"Pi,sibuk ya?tanya Richi.

"Hampir selesai."ada apa?"

"Besok papi pulang jam berapa?"tanya Richi lagi.

"Siang papi sudah dirumah."

"Kita main basket sore ya pi."kata Richi.

"Boleh."menutup laptop dan melepas kacamatanya.

"Makasih banyak ya pi untuk hari ini."tiba-tiba memeluk Didi.

Didi membalas pelukan anak sulungnya dan tersenyum.

Lista yang dari tadi duduk juga ikut tersenyum.

"Papi jangan telat makan lagi,kasihan mami tuh."menunjuk kearah Lista.

"Malam pi,mi."Richi beranjak keluar.

Lista dan Didi menganggukan kepala,Didi makan apa yang dibawa istrinya.Lista beranjak untuk membersihkan diri dan mengganti bajunya.

Entah kenapa tiba-tiba tidak suka dengan sesuatu yang ada didepannya,baunya sangat tidak enak dan membuatnya sedikit sakit kepala.

"Apa aku masuk angin ya?"mengelus-elus lehernya.

Lista keluar dari kamar mandi dan buru-buru membenamkan badanya dalam selimut.

Didi melihat tidak biasanya istri seperti ini."Sayang kamu kenapa?"

"Gak papa."membuka selimut.

Didi memegang kening istrinya tidak dirasakan panas pada badan istrinya."Normal."

"Aku baik-baik aja kok."

Didi ikut membenamkan dirinya dalam selimut memeluk tubuh istrinya.

Bagi Lista banyak yang ingin dia ceritakan namun lelah dan kantuk sudah tidak bisa diajak kompromi.

Didi hanya mengikuti alurnya,ketika istrinya tidur maka dia juga akan tidur karena hari ini tenaganya cukup terkuras.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Dikamar Richi masih menyusun rangkaian kata menjadi sebuah lagu,tidak butuh waktu lama baginya untuk merangkai kata- kata indah itu berubah menjadi sebuah lagu.

Richi menuangkan kata-kata menjadi lagu yang ceria,dia ingin menggambarkan sosok dirinya yang kembali meski dalam wujud yang berbeda.

"Selesai."

Ditaruhnya kertas bertuliskan lagu itu diatas meja.

Richi berharap Didi suka dengan lirik dan nada yang diciptakannya,saat tidur terbawa dalam mimpi Richi menyanyikan lagunya didepan mami,papi dan adiknya.

Awal yang ceria namun sesaat menjadi tegang,pandangan papi tajam kearah Richi seperti memendam amarah dan tiba-tiba menarik tangan mami dan mereka berselisih."Astaghfirullah."Richi terbangun.

"Hanya mimpi."bangun dan meremas rambutnya.

Richi keluar dari kamarnya karena merasa tenggorokannya kering dan gatal.

"Gleeekk,ahh."Richi meneguk air.

"Tidak baik minum sambil berdiri."seseorang mengagetkannya dan suara itu papi.

"Papi,ngagetin aja."kata Richi.

Richi mengambilkan satu botol minuman kepada Didi."Makasih."

"He hem."

Richi duduk dimeja makan bersama dengan Didi,rasanya ingin sekali menceritakan mimpi yang dialaminya tapi di urungkan niatnya.

Didi melihat kegelisahan anak sulungnya."Kak,kamu kenapa?"

"Gak papa kok pi."

Richi ijin kembali kekamarnya dengan perasaan tidak karuan dia berjalan menaiki tangga karena tidak konsentrasi kakinya terpeleset."Auuu!"

Didi berlari menghampiri anaknya."Hati-hati kak."

Didi membantunya berdiri dan berjalan kembali keruang tengah."Duduk disini."

Didi melihat kaki Richi sedikit bengkak dan merah.

"Mau ke dokter?"

"Enggak!"

Didi ingat kemarin Eri diurut sama mbok Yum,Didi beranjak kekamar para mbak.

"Mbok Yum!"mengetuk pintu.

Ternyata yang membuka pintu Mbak Surti dengan wajah mengantuk."Iya."

"Bisa panggil mbok Yum?"

Surti hanya menganggukkan kepala dan berlalu,beberapa saat mbok Yum keluar."Ada apa pi?"

"Richi mbok!"

"Kenapa mas Richi?"

Mbok Yum keluar menemui Richi melihat pergelangan kakinya merah dan bengkak"Tahan ya,sakit sebentar."

"Ayo,papi tolong pegang badannya mas Richi."

Didi memeluk Richi dari belakang,Richi memegang erat tangan Didi.

"Kreek."

"Aauuu,sakiiiittt!"Richi berteriak.

Teriakan Richi membuat mbak Lia ikut keluar dengan sigap dia membuatkan minyak urut dan memberikannya kepada mbok Yum.

"Pi temani aku ya disini."pintanya.

"Iya,papi ambil bantal dan selimut buat kamu."

Didi pergi kekamar anaknya,lampunya masih menyala ditariknya selimut dan bantal saat hendak mematikan lampu Didi melihat secarik kertas diatas meja,bukan kertasnya yang menarik perhatiannya namum isinya.

Didi keluar membawa serta lirik lagu yang dicitakan Richi.

Saat Richi terbangun dilihatnya kertas yang begitu dia kenal dimeja,itu tandanya papi semalam yang membawanya.

Dilihatnya wajah Didi yang tertidur di dekatnya,wajahnya masih datar tidak ada tanda-tanda dia marah seperti dalam mimpinya.

Diraihnya kertas itu hendak dibuangnya namun ketika kembali dilihat ternyata papi ikut mengoreksi beberapa kesalahan pada notnya.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
Pak Lee
lanjut terus
Pøtåtø ÙwÚ
Kenapa thor bikin pembaca penasaran banget sih? Cepat updatee! 😭
Bojone pak Lee: makasih atas dukungannya.
total 1 replies
ADZAL ZIAH
Lanjut kak ❤ mampir baca novel aku juga ya kak~
Bojone pak Lee: Baik kak,terimakasih atas dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!