Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tigasatu
...📖HAPPY READING..🖋...
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
...----------------...
Mentari pagi sudah mulai merangkak naik namun suasana pondok nampak masih terasa adem.Tidak seperti di kota-kota besar jika waktu masuk pukul 10 maka suasana sudah mulai terasa panas.Masih banyaknya tumbuhan dan pepohonan dan kebun-kebun yang terhampar luas membuat suasana di kampung ini menjadi lebih sejuk dan asri.
Suasana yang membuat siapapun merasa nyaman,apalagi orang kota seperti Zura yang biasanya hanya melihat padatnya hunian dan kendaraan yang hilir mudik bergantian.Jalanan yang selalu macet di jam-jam tertentu membuat suasana tambah panas.
Zura sedang asyik membantu beberapa santri yang sedang membersihkan halaman depan pondok yang mulai di tumbuhi rumput-rumput liar.Mulai hari ini Zura tidak lagi mengikuti segala kegiatan pondok yang berhubungan dengan sebagai seorang santri,karena bosan akhirnyan Zura memutuskan untuk membantu para santri bersih-bersih tentunya setelah mendapan izin dari sang suami.
Gus Ilham sendiri sudah berangkat ke kampus untuk mengajar.Memang tidak setiap hari Gus Ilham mengajar,Gus Ilham hanya mengajar 5 hari dalam seminggu karena untuk hari jum'at Gus Ilham sengaja tidak mengambil pekerjaan karena ia sudah di beri mandat menjadi imam di pondok setiap hari jum'at menggantikan sang abah yang sekarang bertugas menjadi imam besar hari jumat di mesjid alun-alun kota.
Sedangkan hari minggu memang hari libur,dan Gus Ilham manfaatkan untuk berduaan dengan sang istri agar bisa lebih dekat lagi dan lebih saling memahami juga.Sedangkan untuk yayasan ia akan datang sebelum atau setelah ia dari kampus.Kecuali jika ada kegiatan tertentu maka ia akan izin tidak mengajar sementara.
"Ning sudah atuh biar saya saja yang bersihkan" ucap salah satu santri yang sedang mencabut rumput.Sedangkan Zura langsung menghentikan kegiatannya saat mendengar ucapan santri tersebut.
"Jangan panggil ning,panggil Zura aja "
"Kenapa ning? Ning kan istrinya Gus Ilham jadi sudah seharusnya kami panggil ning" Tanya santri tersebut.Memang para santri sudah tahu jika Azzura adalah istri dari Gus Ilham karena Abah Kiai sendiri yang mengumumkan saat kemarin malam setelah shalat isya.Keputusan ini di ambil Abah kiai untuk meluruskan gosip yang mulai tersebar tentang Gus Ilham dan ustadzah Halwa dan juga untuk mencegah terjadinya fitnah antara Gus Ilham dan Zura.
Dan akhirnya Zura menyetujuinya,karena ia tidak berani menyela jika sudah Abah kiai yang turun tangan.Sedangkan Gus Ilham sangat menyetujui karena bagaimanapun ia tidak ingin menutup-nutupi hubungannya dengan sang istri.
Zura membuang nafasnya kasar,jujur ia tidak terlalu suka di panggil sebutan itu.Rasanya ada beban besar dari sebuah kata itu.Dan Zura tidak sanggup.
"Saya gak pantes dapat panggilan itu,sikap dan sifat saya gak layak di panggil Ning.Jadi cukup panggil Zura aja ok"
"Gak mau ah Ning,itu sama saja kami gak sopan lagian kamipun takut kena marah Gus Ilham" Ucap santri tersebut.
"Gak akan,saya jamin gak akan ada yang marah sama kalian.Jadi please jangan panggil itu ya" Ucap Zura memohon
"Ya udah atuh Teteh aja ya,kita minta maaf sebelumnya kalau kurang sopan".Jawab santri yang membuat zura tersenyum,jauh lebih baik daripada harus dipanggil dengan sebutan Ning.Namun senyumnya tiba-tiba menghilang saat sebuah tangan menutup kedua matanya.Tubuh zura membeku dan ketakutan karena ia sangat yakin orang yang berada di belakang itu bukanlah suaminya.Ia tidak mengenali wangi parfum yang ia yakini adalah parfum seorang laki-laki.Tanganya bukanlah tangan sang suami ia yakin itu.Tapi siapa kira-kira laki-laki yang berani menyentuhnya di lingkungan yang jelas-jelas merupakan lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama apalagi ini adalah lingkungan Gus Ilham sang suami.
Zura benar-benar kaget,jantungnya berdetak lebih cepat dan tubuhnya tidak bisa bergerak.Otaknya tiba-tiba kosong hanya rasa takut yang ia rasakan.Takut jika suami dan mertuanya melihat dan juga takut berdosa karena sudah di sentuh oleh laki-laki yang bukan mahramnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Holla...jangan lupa dukung terus ya.
Kasih like,vote,gift dan comment di setiap chapternya karena itu adalah penyemangat buat othor😊🥰🥰