The First Female General

Keesokan harinya, seperti biasa Xu Ya bangun dengan penuh semangat yang baru dan perasaan ceria seolah olah dia tidak akan menghadapi masalah apapun sepanjang hari ini. Pelatihan sebagai prajurit inti tentu saja berbeda. Mereka tidak melatih ketangkasan seperti dulu lagi atau berlari dengan beban seperti di masa lalu.

Sekarang mereka hanya akan berlatih dengan senjata mereka. Saling melawan satu sama lain, jumlah prajurit inti tidak banyak di dalam kamp ini sendiri hanya ada sekitar 1.500an orang. Jika ingin disebut maka Xu Ya adalah salah satu dari ribuan orang tersebut.

Tentu saja reputasinya dengan sangat cepat melambung di antara para prajurit inti, ada yang menerima dan beberapa meremehkannya. Bagaimanapun di dalam prajurit inti ini adalah kumpulan orang orang yang berbakat, tidak heran mereka merasa sedikit sombong.

Xu Ya adalah orang dengan waktu tercepat untuk mencapai posisi prajurit inti dan tentu saja banyak orang penasaran dengan hal baik apa yang dia lakukan sampai sampai mendapatkan kesempatan yang begitu luar biasa. Orang orang biasa, kebanyakan bisa masuk ke dalam prajurit inti setelah 3 sampai 5 tahun pelatihan bahkan ada yang tidak bisa menjadi prajurit inti sampai akhir hidupnya.

Banyak orang yang ingin menantang Xu Ya tetapi di bawah penjagaan Gao Yu, tidak ada satupun orang yang berani untuk membuka mulut mereka. Di bawah penjagaan Gao Yu berarti Jenderal yang memerintahkan Gao Yu untuk menjaga Xu Ya.

"Kamu harus lebih banyak beristirahat. Kamu baru saja terluka parah, jika sesuatu terjadi padamu maka pada saat itulah aku tidak bisa menjaga kepalaku untuk tetap utuh. " Ucap Gao Yu setengah bercanda.

"Tidak akan ada masalah, aku juga sudah sepenuhnya membaik. Aku harus banyak bergerak dan meregangkan ototku, jika tidak maka Jenderal tidak akan membawaku bersamanya. " Ucap Xu Ya berbohong.

Dia benar benar ingin melihat sejauh apa kemampuan prajurit inti ini namun dia telah diikuti sepanjang hari oleh Gao Yu sehingga tidak ada orang yang berani menantangnya pada saat ini. Bukankah hal ini akan menjadi sia sia?

"Jenderal tidak berkata begitu padaku, aku tidak tahu bahwa ada hal seperti ini. Saudari Xu, kamu tidak bisa menyalahkanku untuk mengekangmu. Bagaimanapun kamu tahu sendiri bagaimana sikap Jenderal kita yang hebat kan? " Tanya Gao Yu meringis.

Xu Ya tampak menundukkan kepalanya dan cemberut, dia terlihat begitu sedih seolah olah baru saja ditindas oleh Gao Yu. Dari kejauhan, Huo Xincheng melihat ini secara langsung dan tersenyum tipis, sangat tipis sampai sampai hampir tidak terlihat sama sekali.

"Izinkan sekali saja? Sekali saja saudara Gao! Aku tidak akan mengatakannya kepada Jenderal, bagaimana? " Tanya Xu Ya memohon sembari menyatukan kedua tangannya di depan dada dan menatap Gao Yu dengan tatapan penuh harap.

Gao Yu salah tingkah dan tidak tahu harus bereaksi bagaimana lalu memandang ke arah Huo Xincheng yang memandang dari kejauhan. Huo Xincheng tidak mengatakan apapun dan berbalik pergi dari sana.

"Baiklah, sekali saja ya. Jika lebih dari itu maka aku takut kamu tidak akan bisa tidur di dalam tenda. " Ucap Gao Yu.

"Baiklah, terima kasih saudara Gao! " Teriak Xu Ya dengan nyaring lalu berbalik pergi dan mengacaukan rombongan prajurit yang sedang dilatih.

"Aku akan menantang satu orang hari ini, siapapun yang merasa dirinya hebat bisa naik ke arena dan berlatih tanding denganku!" Teriak Xu Ya dengan suara yang nyaring.

Tentu saja hal ini langsung menarik perhatian semua orang, semua orang memandang satu sama lain sampai akhirnya seorang pria bertubuh tinggi dan tegap berjalan keluar dengan langkah yang kuat. Dia memandang Xu Ya yang jauh lebih pendek dengan tatapan menilai dari atas sampai bawah.

"Aku tidak akan menindas anak anak, jika kamu memohon ampun maka aku akan berhenti. " Ucap pemuda itu.

"Boleh juga, aku mengagumi jiwa Ksatria mu yang hebat. Jika begitu maka aku juga akan sama, jika kamu memohon ampun maka aku juga akan berhenti. Bagaimana? Apakah adil? " Tanya Xu Ya dengan senyum sombongnya.

Semua orang tertawa terbahak bahak ketika mendengar kata kata Xu Ya dan menganggap Xu Ya sebagai orang yang bodoh. Pemuda itu mengatakan hal itu sebelumnya hanya untuk menggertak Xu Ya dan tidak ada yang menyangka bahwa Xu Ya akan menganggapnya serius. Tapi lebih tidak ada yang menyangka lagi jika mereka tahu bahwa kata katanya ini memang hanya untuk mengejek saja.

"Baiklah, Wakil Jenderal Gao dapat menjadi saksi bahwa pertarungan hari ini disetujui oleh dua belah pihak. Aku harap kamu dapat menjadi juri di antara kami dan bertingkah laku adil. " Ucap pemuda itu masih tidak merasa ada yang salah.

"Aku tidak akan memihak manapun. " Ucap Gao Yu dengan dingin.

"Jangan remehkan aku. " Gumam Xu Ya dengan lembut sebelum akhirnya bersiaga.

Jika Gao Yu tidak bersama dengan Huo Xincheng, dia benar benar tampak seperti orang yang penuh dengan kebenaran dan berwibawa tapi jika sedang bersama dengan Huo Xincheng maka Xu Ya tidak tahu apa yang salah tetapi yang bisa dia lihat hanyalah kekonyolan Gao Yu.

Dengan begitu maka pertandingan telah dimulai. Xu Ya menarik pedang lentur miliknya dan memandang pemuda di depannya dengan tatapan tajam, dia mengamati pergerakan lawannya dengan hati hati. Kali ini dia tidak berani meremehkan lawannya seperti dia melawan Yang Li di masa lalu.

Pemuda ini memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang sangat kuat dengan golok besarnya yang mematikan. Xu Ya menghindari serangannya dan menangkis serangannya menggunakan pedang.

Pemuda ini berusaha untuk mengincar titik lemah Xu Ya yaitu berada di bagian bahu dan maki tetapi bagaimana mungkin dia bisa begitu mudah lengah?

Xu Ya dipaksa mundur sampai ke pojok dan pada saat ini tidak memiliki jalan mundur lagi, sejauh ini dia bahkan belum bisa menyerang tetapi pikirannya tidak jatuh dalam keputus asaan.

Justru dia sengaja untuk membuat dirinya terpojok, ketika sampai di pojok dia tiba tiba berbalik dan memanjat ke atas pembatas arena dan melakukan tolakan kuat sehingga dia menerjang ke arah pemuda itu dengan sekuat tenaga.

Xu Ya mengangkat kakinya tinggi tinggi dan dengan serangannya yang sangat cepat dan tidak terduga, kakinya mendarat di wajah pemuda itu dengan kuat sampai sampai meninggalkan jejak sepatu di wajah pemuda itu.

Pemuda itu jatuh ke tanah tapi langsung berdiri lagi dan menjauh dari Xu Ya dengan tatapan waspada bercampur terkejut.

"Bagaimana ? Sudah ku bilang padamu sebelumnya, jangan remehkan aku !" Seru Xu Ya.

...----------------...

Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁

Challenge 1 k like triple up