Agnia Pricilla Dewi harus menelan pil pahit ketika sang pacar yaitu Andre,pergi meninggalkannya dengan setumpuk hutang yang ia pinjam ke lintah darat sehingga hal itu membuat kehidupan Agnia harus dikejar kejar oleh lintah darat yang menagih hutang milik Andre.
Agnia yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,merasa tidak mampu untuk melunasi hutang milik Andre.
Hingga suatu ketika, restoran tempat Agnia bekerja didatangi oleh Arkan Farrel Arganta, seorang duda kaya yang dibuat tergila gila oleh Agnia.
Arkan pun lantas menawari Agnia untuk mau menjadi teman tidurnya dengan iming iming gaji dua ratus juta.
Akankah Agnia menerima tawaran Arkan untuk menjadi teman tidurnya? Meskipun taruhannya adalah ia akan kehilangan kesuciannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Setelah berhasil membuat dirinya polos sama seperti Agnia,Arkan pun kembali mendatangi agnia.Tanpa basa basi pun Arkan pun langsung meraup bibir agnia dengan bibirnya untuk ia cium puas puas.
Agnia mengarahkan kedua tangannya untuk memeluk punggung Arkan dengan kuat saat bibir laki laki itu menciumi dan merasakan bibirnya dengan intens,membuat bukit kembar Agnia menekan sepenuhnya ke tubuh Arkan yang polos.
Setelah puas berhasil menciumi bibir Agnia,Arkan pun segera menghentikan ciumannya untuk melihat ekspresi wajah Agnia setelah ia mendapat ciumannya.
"Apakah kau menyukainya Agnia?" Tanya Arkan yang menanyakan pendapat Agnia mengenai ciumannya barusan.
Meskipun ia melakukannya dengan terpaksa untuk melunasi hutang,Agnia tidak pernah menyangka kalau dirinya juga dibuat menikmati malam itu dan ciuman yang sudah Arkan berikan kepadanya.
Agnia tidak menyangka kalau itu akan membawa kenikmatan untuknya.Diam diam kini Agnia mengarahkan pandangannya ke bibir Arkan,ia ingin kembali merasakan bibir laki laki itu ke bibirnya maupun ke seluruh tubuhnya yang lain.
Dengan itu Agnia pun menjawab...
"Iya pak saya menyukainya,tolong lakukan sekali lagi pak.Tolong cium saya sekali lagi!" Ucap Agnia yang memacu semangat yang ada di dalam diri Arkan.
Arkan pun kembali mengarahkan bibirnya untuk mencium bibir Agnia,membungkam keinginan wanita muda itu dengan ciumannya yang lapar dan berbahaya.
Dari bibir Agnia kini ciuman Arkan merambah ke leher dan pelan pelan turun hingga berhadapan dengan bukit kembar milik Agnia yang mendamba dan membusung ke depan.
Arkan mempermainkan puncak dari bukit kembar milik Agnia dengan ciuman dan bibirnya yang tidak henti hentinya memberikan stimulus dan membuat Agnia menjambak rambut Arkan dengan erat akibat rangsangan itu.
Saat bibir Arkan sibuk menikmati bukit kembar milik Agnia,Arkan diam diam mengarahkan tangannya untuk menyentuh mahkota kehormatan Agnia sembari sesekali membelainya dengan gerakan tangannya yang menggoda.
"Jangan pak!!!" Teriak Agnia dengan penuh kenikmatan saat dirinya berusaha untuk menyingkirkan tangan Arkan dari kehormatannya.Namun Arkan sama sekali tidak mau pergi dari sana.
"Jangan menolaknya Agnia,malam ini kau adalah milikku." Ucap Arkan yang segera menangkap kedua tangan Agnia,memerangkapnya dengan kedua tangannya di kedua sisi tubuhnya,lalu mengarahkan kepemilikannya untuk memasuki mahkota kehormatan milik Agnia secara perlahan.
Dalam sekejap kamar tidur milik Arkan pun dipenuhi oleh suara teriakan Agnia yang merasa kesakitan saat Arkan berusaha merenggut kesuciannya.Arkan pun kembali menciumi bibir dan bukit kembar milik Agnia.
Pinggulnya terlihat bergerak maju dengan dorongan mendalam untuk bisa menerobos mahkota kehormatan Agnia yang terasa sempit dan masih segel itu.
Setelah berhasil mencapai inti Agnia,Arkan menggeram pelan saat merasakan kepemilikannya berada di inti Agnia yang paling dalam.
Setelah beberapa saat Arkan membiarkan Agnia beradaptasi dengan rasa sakit yang kini sudah tidak ia rasakan lagi,Arkan pun segera mempercepat ritme bercintanya dengan Agnia hingga membuat tubuh mereka berdua bergerak dan mengejang secara bersamaan.
Agnia memeluk punggung Arkan erat erat untuk berpegangan padanya,desahan Agnia yang indah membuat Arkan semakin semangat untuk menerjang kehormatan Agnia dengan kepemilikannya yang kuat.
Akhirnya malam itu Agnia pun resmi kehilangan kesuciannya di tangan Arkan.
Keesokan paginya Agnia terbangun dari tidur nyenyak nya saat ia mendengar suara jam weker yang terpasang di kamar Arkan.