"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. INGAT ANJURAN DUKUN 3X2.
Sementara itu di mension milik Dave Tampak Nadia sudah duluan menuju ke kamarnya. Sedangkan Dave masih menjamu beberapa orang tamu yang memang khusus datang jauh-jauh dari luar kota untuk memenuhi undangan pernikahan mereka itu.
"Akhirnya pernikahan ini usai juga. Sekarang Aku sudah sah menjadi istri Tuan Dave. Ya Allah kuatkan Aku, tegarkan Aku serta lindungilah Aku untuk menghadapi semua ini. Jika Tuan Dave benar-benar jodoh yang Engkau pilihkan untukku maka sekiranya tanamkanlah benih-benih cinta diantara kami berdua. Tapi jika ini hanyalah pernikahan formalitas saja maka permudahkanlah Aku untuk terbebas dari belengguh ini ...Aamiin," Nadia mengusap kasar wajahnya lalu menyeka air matanya.
Setelah puas meluangkan isi hatinya kepada TUHAN, Nadia kemudian beranjak menuju ke arah kamar mandi untuk mengganti gaun penganti yang masih melekat di tubuhnya sekaligus untuk membersihkan diri dari keringat dan bekas meke up yang ada di wajahnya.
Ada kira-kira sepuluh menit Nadia berada di balik kamar kecil itu hingga dia keluar karena mendengar beberapa ketukan dari arah luar pintu kamar.
"Iya...tunggu sebentar," Nadia sedikit berteriak dan buru-buru mengenakan handuk lalu keluar dari kamar mandi.
Nadia segera menuju kearah lemari dan mengeluarkan baju tidur miliknya. Nadia lekas memakai baju tidur tersebut.
Setelah dirasa cukup Nadia kemudian melangkah mendekat kearah pintu lalu kemudian membukanya.
Tampak Anita dan Elislah yang berdiri disana dengan wajah sedikit masam. Entah mereka berdua sudah makan apa sehingga wajah mereka benar-benar tidak bersahabat melihat Nadia. Seolah-olah ingin menelanya hidup-hidup.
"Oh kalian berdua lagi, Jika kalian berdua mau berdebat denganku maaf, Aku sama sekali tidak ada waktu. Tapi jika kalian berdua mau membahas yang indah-indah saja silakah masuk dan Aku dengan senang hati akan meladeni kalian berdua,"
" Terlalu naif bagi kami berdua jika ingin membahas yang indah-indah denganmu. Langsung saja dari topik permasalahan. Ambil ini," Anita memberi sebuah bungkusan kecil pada Nadia.
"Apa ini," Nadia meraihnya kemudian memijit-mijiti bungkusan kecil tersbut.
"Pil?, ini untuk apa?," lanjut Nadia dengan wajah sedikit heran.
"Untuk mewanti-wanti terjadinya hal yang tidak di inginkan. Kamu minumlah sebulum Dave membawamu ke kamarnya," balas Anita.
"Sungguh perencanaan yang sangat matang. Tenang saja Nyonya Anita, Aku bisa jaga diri. Lagian Aku tidak suka meminum obat-obatan seperti ini takutnya Aku terlihat gemuk dan tidak seksi lagi. Bagaimana kalau Anda saja yang mengkomsumsinya supaya Otak kiri anda sejalan dengan otak kanan anda agar lebih jernih, fresh dan berhenti mengusikku lagi,"
"Kamu!. Cepat ambil ini," Anita meraih tangan kanan Nadia dan membuka telapak tanganya lalu meletakkan bungkusan tersebut diatasnya.
"Apa yang Nyonya Anita lakukan pada Nyonya Nadia?. Apa Nyonya Anita tidak takut jika ini di ketahui oleh Tuan Dave," Goy yang baru saja datang bersama dengan tiga orang asisten rumah tangga.
Seketika mata Anita dan Elis melotot.
Anita segera merampas kembali bungkusan tersebut dari tangan Nadia.
"Ayo Elis kita kembali ke kamar!," tarik Anita pada pergelangan tangan Elis.
"Jangan lupa di makan, ingat dosisnya 3x2 sesuai anjuran dukun yang lagi viral itu karena kedoknya di bongkar oleh pesulap merah," teriak Nadia.
"Awas saja kau culun, ini hari ini kamu bisa selamat tapi lain waktu tidak lagi," balas Anita tanpa berbalik sakin jengkelnya mendengar ucapan Nadia.
"Kedua orang itu memang tidak ada kapok-kapoknya sama sekali," Goy menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kepergian Anita dan Elis.
"Nona Nadia, apa Anda sudah mengemasi semua barang-barang Anda dalam kamar?," tanya Goy pada Nadia yang saat itu masih berdiri di depan pintu.
"Untuk apa juga Aku mengemasi barang-barangku paman Goy!. Bukankah Tuan Dave sudah memberi kamar ini buatku selama Aku tinggal disini?," tanya Nadia dengan raut wajah sedikit heran.
"Betul sekali Nona. Tapi itu dulu, sebelum Anda dan Tuan Dave menikah. Setelah kalian resmi menikah dan menjadi sepasang suami istri maka semua barang-barang Anda harus di pindahkan ke kamar Tuan Dave,"
"Apa pindah ke kamar Tuan Dave? Peraturan konyol macam apa ini!. Pokoknya Aku tidak mau barang-barangku di pindahkan kesana," protes Nadia.
"Pelayan, cepat bereskan barang-barang Nyonya muda dan bawa ke kamar Tuan Muda," perintah Goy pada ketiga pelayang yang sedari tadi berdiri di belakanya.
"Baik Tuan," jawab ketiga pelayan itu serentak dan masuk kedalam kamar Nadia.
"Hay, apa yang kalian lakukan pada barang-barangku?," Nadia terus menghalangi ketiga pelayan itu tapi apa daya, tenaganya tak sanggup untuk menghentikan mereka bertiga.
Butuh waktu dua puluh menit untuk ketiga pelayan itu memasukkan pakaian Nadia kedalam koper hingga tidak tersisa satu pun.
Setelah semua barang-barang Nadia masuk kedalam koper, ketiga pelayan itu pun keluar membawa koper-koper Nadia menuju kearah kamar Dave.
"Ayo Nyonya muda, Tuan Dave pasti sudah menunggui Anda di kamarnya," ajak Goy pada Nadia yang saat itu duduk diatas pembaringan sambil memeluk erat boneka beruang kesayanganya.
"Aku tidak mau sekamar denganya. Biarkan Aku disini saja," Nadia tanpa memandan kearah Goy.
"Baiklah kalau Nona mau tinggal disini. Aku akan mengunci pintunya. Karena ini perintah langsung dari Tuan Dave agar kamar ini segera di kosongkan," Goy melangkah menuju kearah pintu keluar.
"Paman bercanda bukan!. Paman tidak mungkin mengunciku di dalam kamar ini sendirian," Nadia masih tetap duduk disudut pembaringan sembari menatap ke pergian Goy.
Goy tidak menjawab sama sekali dia terus saja melangkah. Setibanya di depan pintu Goy segera memegang gagang pintu lalu menarik.
Seketika itu juga mata Nadia melotot, Goy ternyata tidak main-main dengan ucapanya.
Nadia segera bangkit dari duduknya dan berlari kecik menuju kearah pintu.
"Baiklah-baiklah, Aku akan kesana. Kenapa semua penghuni rumah ini kelakuanya diatas manusia normal pada umumnya. Tidak majikan tidak bawahan semuanya suka memaksakan kehendaknya," gerutu Nadia menarik daun pintu yang baru saja ingin ditutup rapat oleh Goy.
Goy hanya bisa tersenyum melihat ulah Nadia yang tidak berhenti mengomel seperti sebuah radio rusak.
HANGAN LUPA TERUS DUKUN CENEL INI DENGAN CARA COMENT DAN VOTE , DAN JANGAN SAMPAI KETINGGALAN JUGA CERITA SAYA DI YOUTUBE" PEWARIS TERAKHIR SANG PRESDIR" TERIMA KASIH.