Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku sudah tahu
Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi. Mentari sudah terbangun dari tidurnya,
ia berniat untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, namun saat dirinya hendak menapakkan kakinya di atas lantai, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan adanya panggilan masuk dari seseorang.
"Siapa pagi-pagi begini yang menghubungiku? Apakah dia tidak ada kerjaan?" Gerutu Mentari sambil menghela nafasnya kasar, dengan malas, Mentari pun mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan melihat siapakah yang sedang menghubunginya saat ini, dan ternyata Jhon si laki-laki tampan yang sudah mengganggu pikirannya itu.
Mentari segera menggeser tombol berwarna hijau, kemudian ia menempelkan ponselnya di telinga kanannya. "Ada apa pagi-pagi kamu menelponku?" Tanyanya tanpa basa basi.
"Kangen kamu, baby." Jawab Jhon membuat Mentari mendengus kesal.
"Ingat. Aku udah punya suami." Ucap Mentari dengan nada terkesan dingin.
"Aku tidak perduli, yang jelas kamu akan menjadi milikku sebentar lagi. Dan aku akan membuatmu bercerai dengan suami busukmu itu." Tegas Jhon membuat Mentari seketika mengerutkan keningnya bingung. Bagaimana mungkin Jhon mengetahui suaminya yang busuk itu? Apakah setelah ia menjelaskan kemarin, Jhon langsung mencari tahu tentang dirinya? Ah bagaimana mungkin Jhon bisa mengetahuinya secepat itu?
"Suami busuk? Maksudmu apa?" Tanya Mentari pura-pura tidak tahu dengan apa yang di maksud oleh Jhon.
"Baby, apa kamu pura-pura tidak tahu atau kamu memang tidak tahu jika suamimu itu berselingkuh dengan sahabatmu sendiri, Lisa?" Ucap Jhon membuat Mentari terkejut. Ternyata memang benar, Jhon sudah mencari tahu tentang dirinya dan juga suaminya yang berselingkuh itu.
"Kenapa kamu bisa tahu? Apakah kamu mencari tahu tentangku dan pernikahanku?"
"Tentu saja, baby. Bukankah sudah ku bilang, kalau aku akan membuatmu menjadi milikku lagi, aku akan melakukan segala cara agar kamu menjadi milikku termasuk membongkar kebusukkan suamimu itu. Ah tapi sayangnya ternyata kamu sudah mengetahui perselingkuhan suamimu itu. Lalu kenapa kamu masih bertahan dengan bajingan itu?"
"Kenapa? Tentu saja aku akan membuat bajingan itu menyesal dan membalaskan rasa sakit hatiku ini. Memangnya alasan apalagi aku mempertahankan pernikahan ini?" Batin Mentari dengan satu tangan terkepal kuat. "Kamu tidak perlu tahu, dan itu bukan urusanmu."
"Itu menjadi urusanku, karena kamu wanita yang paling berharga bagiku. Jadi aku akan membuat orang yang telah menyakitimu menerima akibatnya. Termasuk suamimu dan sahabatmu Lisa." Tegas Jhon terdengar begitu serius.
"Jangan ikut campur. Aku sudah menyiapkan rencanaku sendiri. Dan aku harap kamu tidak menggagalkan rencanaku." Ucap Mentari dengan nada dinginnya.
"Memangnya apa rencanamu, baby?" Tanya Jhon dengan nada yang begitu lembut.
"Kamu tidak perlu tahu." Setelah mengatakan hal itu, Mentari langsung menutup panggilannya. Ia kembali menaruh ponselnya di atas nakas, lalu berjalan menuju kamar mandi.
***
Jhon mendengus kesal ketika Mentari menutup panggilannya sebelah pihak, padahal Jhon masih belum selesai berbicara, Jhon masih ingin mengetahui rencana apa yang akan di lakukan oleh pujaan hatinya itu untuk membalaskan rasa sakit hatinya tersebut.
*Baby, kalau kamu ingin balas dendam, aku bisa membantumu.*
Akhirnya Jhon mengirimkan pesan itu kepada Mentari, berharap Mentari mau meminta bantuannya dan pastinya dia akan senang hati membantu sang pujaan hatinya itu. Setelah selesai mengirim pesan, Jhon pun berjalan menuju pintu kamarnya, ia melangkahkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu.
"Selamat pagi, mah, pah." Sapa Jhon ketika dirinya sudah tiba di ruang makan.
"Pagi, Jhon. Tumben wajahmu di tekuk seperti itu? Kamu sedang ada masalah?" Tanya mama Celine yang selalu peka atas perubahan sikap putranya itu.
"Hmm hanya masalah kantor saja, mah." Jawab Jhon berbohong karena sebenarnya yang menyebabkan wajahnya di tekuk seperti itu adalah Mentari, sang pujaan hatinya.
"Memangnya ada apa, Jhon? Papa rasa kantor tidak ada masalah, kok. Semuanya baik-baik saja." Ucap pak Calvin sambil menatap putranya bingung.
"Masalah kerjaan yang menumpuk, pah."
"Oh, itu memang sudah biasa, Jhon. Bukankah waktu kamu di luar negeri juga selalu lembur terus? Apakah wajahmu juga selalu di tekuk seperti ini?"
"Beda, pah. Sekarang aku yang menghandle semuanya tanpa bantuan papa, aku harus meeting, bertemu klien penting, rapat, dan juga masih banyak lagi yang lainnya."
"Itukan memang sudah menjadi tugasmu sebagai pemimpin perusahaan. Kalau bukan kamu siapa lagi?" Ucap pak Calvin sambil menatap putranya itu. "Tapi papa yakin, wajahmu di tekuk seperti itu pasti bukan masalah kantor kan? Apakah ini masalah perempuan?" Tanya pak Calvin mulai kepo seperti anak muda.
"Aku sudah selesai. Aku berangkat dulu." Pamit Jhon tidak mau menanggapi pertanyaan sang papa yang tepat sasaran itu.
Bersambung.