Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Malam hari sekitar pukul 10 malam Doni mengetuk pintu rumah Lintang. sebelum nya Doni sudah mengirimkan sihir sirep untuk membuat Surya dan Darmi tidur. Setelah ia yakin bahwa orang tua Lintang tidur, ia lalu mendekati pintu rumah Lintang dan mengetuknya.
Lintang mendengar pintu ruang tamu di ketuk, ia keluar dari dalam kamar dan mendekati pintu kamar kedua orang tuanya dan membuka nya, ia melihat kedua orang tuanya sudah tertidur pulas. Lintang merasa seperti anak yang nakal saat ini. Tapi ia tidak perduli, rasa cintanya pada Doni mengalihkan segalanya. Ia lalu mendekati pintu ruang tamu dan berdiri tepat di belakang pintu.
"Kamu doni?" kata Lintang tepat di celah pintu agar Doni mendengar. Ia meremas gaun malam yang ia gunakan, gaun berwarna marun dengan bahan yang sangat tipis hingga membuat seluruh tubuhnya terlihat. "Ya aku Doni, jawab Doni tersenyum." Lintang menghela nafasnya lalu kembali bertanya. "Kapan tanggal kita jadian?" Lintang menanyakan kata kunci yang mereka telah sepakati. Doni menjawabnya, setelah mendengar jawaban Doni, Lintang yakin bahwa itu benar-benar Doni, ia lalu membuka pintu rumahnya. Doni tersenyum senang menatap kekasihnya memakai gaun malam yang ia belikan, terlihat sangat cantik menawan juga menggoda, ia bisa melihat lekuk tubuh dan kulit putih milik Lintang dari gaun transparan itu, ia juga bisa melihat bra dan CD yang Lintang pakai, Doni langsung masuk ke dalam rumah lalu mengunci pintu dan mendorong tubuh Lintang ke dalam kamarnya. aroma parfum yang di pakai Lintang membuat nafsunya menggila sehingga setelah sampai di kamar, Doni langsung mengecup kening Lintang dan beralih ke bibir ranum itu, ia me lumat bibir ranum lintang dengan bringas dan langsung merobek gaun yang baru ia belikan. "Don, aaah." Lintang kembali kewalahan melayani Doni yang menggila mengungkung tubuhnya.
"Don, jangan menyakiti aku lagi." kata Lintang menatap Doni dengan wajah memelas, Doni menghentikan aksinya sesaat yang sedang mencumbui pa yu dara Lintang dan tersenyum. "Tenang sayang, aku berjanji tidak akan membuatmu kesakitan lagi." kata Doni lalu mendaratkan kecupannya di seluruh tubuh Lintang.
Lintang menahan desahannya agar orang tuanya tidak mendengar nya. Doni melihat hal itu kembali mengangkat kepalanya. mendesahlah sayang, aku senang mendengar suara eranganmu, orang tuamu tidak akan mendengarnya. Mereka tidur sangat pulas, ucap Doni dan menghisap milik Lintang dengan kuat hingga Lintang mengangkat pinggulnya dan meremas kepala Doni.
"Aaaah ssshhhhh, Doni." desah Lintang dengan mata terpejam.
Doni kembali merapalkan mantra di depan lubang lintang dan meniupkannya. Itu selalu ia lakukan agar Lintang tidak hamil, ia belum ingin menghamili Lintang karena Lintang belum siap, tapi ia akan langsung membuat Lintang hamil jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ia ingin Lintang mengandung benihnya. Dengan mantra yang Doni rapalkan, itu membuat milik Lintang menjadi lebih nikmat dan membuat Lintang lebih puas terhadap permainannya.
Setelah puas bermain dengan tubuh Lintang, Doni memulai permainan inti yang sangat ia sukai dan membuatnya candu, setelah selesai bercinta, Doni dan Lintang selalu terbayang-bayang rasa nikmat yang mereka rasakan ketika bercinta. Doni membuat Lintang selalu ingin dan suka di sentuh oleh nya.
"Don, pelan-pelan. Nanti bapak sama ibu denger." kata Lintang pelan, karena Doni menghentakkan tubuhnya dengan kasar. Doni menatap Lintang dengan senyum menyeringai, dan membuat Lintang semakin jatuh ke dalam pesona pria pemuja iblis itu. "Mau kamu berteriak memanggil namaku, mereka tidak akan bangun sayang, kamu bisa percaya itu. sekarang mendesah lah, panggil namaku dengan suara sensual mu itu." Ucap Doni yakin, dan dengan gerakan cepat, Doni merubah posisi Lintang dengan menaikkan kedua kaki Lintang ke pundaknya dan itu membuat Lintang memekik karena rasa ngilu yang ia rasakan pada inti tubuhnya.
"aaakkhh. Don, esssshh." Lintang memejamkan matanya merasakan ngilu sekaligus nikmat di dalam sana.
Sementara tanpa Doni ketahui, di luar rumah Surya, ada Andre dan Banggala yang sedang mendengar aktivitas dewasa di sebelah kamar Lintang, Mereka bisa mendengar desahan Lintang karena Lintang mendesah dengan keras. Andre menggertakkan rahangnya keras karena mengetahui Lintang telah di nodai oleh kekasihnya, sampai saat ini mereka tidak tau jika Doni adalah dalang dari semuanya. Semua karena ajian yang Doni amalkan sangat tinggi, maka dari itu dia bisa mengelabui Surya yang notabene orang yang dengan ilmu agama tinggi.
"Apa kita hanya diam saja mengetahui ini?' tanya Andre pada Banggala dengan mata penuh amarah. Banggala tersenyum teduh dan menepuk bahu Andre.
"Zinah itu dosa besar, tapi kita tidak bisa langsung mendobrak rumah ini dan melabrak mereka, apa kamu cemburu?" kata Banggala pada Andre, Andre mengalihkan pandangannya ke samping karena Banggala menatapnya dengan tatapan tajam. "Aku hanya kasihan jika nanti Lintang hamil di luar nikah." kata Andre berkilah, sejujurnya hatinya memang terbakar mendengar desahan indah dari bibir Lintang, ia membayangkan jika dirinya yang mengungkung tubuh polos Lintang itu.
"Aku sudah mengatakan bukan, kamu bisa membohongi yang lainnya, tapi tidak denganku. Aku bisa sangat mudah membaca pikiranmu. Kita berdoa saja agar gadis itu segera di nikahi oleh pria itu, atau jika kau rela menikahinya yang sudah di jamah pria lain, itu lebih mulia bagimu. Yang jelas, aku berharap gadis itu tidak berlama-lama melakukan zinah." kata Banggala, mendengar perkataan Banggala. Andre tersenyum getir. "Kenapa pak Surya tidak mengetahui anaknya memasukkan pria ke dalam kamarnya dan bercinta sebelum menikah. Apa pak Surya dan Bu Darmi tuli." kata Andre dengan nada kesal. Banggala tertawa mendengar perkataan Andre yang kesal. "Kau sangat kesal sekali, sebaiknya kita pergi dari sini." Banggala memegang pergelangan tangan Andre dan secepat kilat membawanya ke tempat mereka.
"Hei, kenapa kamu membawaku pergi, aku ingin mendatangi pria itu setelah mereka selesai bercinta." protes Andre. Banggala tertawa kembali hingga memegangi perutnya. "Kau sangat penasaran ingin menunggui mereka sampai selesai, jangan memaksakan dirinjika hatimu terluka mendengar desahan indah wanita itu. Dia memiliki kekasih, meskipun ini salah, tapi mereka saling mencintai. Kita bisa adukan ini pada Surya biar Surya yang menindak mereka karena telah berzinah." Banggala mengatakan itu lalu pergi meninggalkan Andre sendiri di luar.
"Aaah, Don, ssshhh." Lintang meremas kuat kepala Doni yang sedang menghisap pucuk bukitnya yang berwarna pink dan lecet, rasa sakit dan nikmat yang luar biasa mengalahkan rasa sakit pada bagian tubuhnya yang di lukai oleh gigi Doni.
Doni bergerak lebih cepat karena akan mencapai puncaknya. Ia mengunci pergelangan tangan Lintang di atas kasur dan menggertakkan rahangnya. dan beberapa detik kemudian mereka mengerang bersama karena gelombang kenikmatan menggulung mereka bersama. Doni melumat bibir Lintang dengan bringas menyalurkan rasa bahagia di hatinya.
"Haaah haaaah haaah." Lintang meraup oksigen sebanyak-banyaknya karena merasakan paru-parunya sesak. Doni menatap Lintang dari atas dengan senyum merekah. Mereka bercinta selama 1 jam, Doni berkali-kali menyemburkan benihnya di dalam rahim, Doni juga membuat Lintang berkali-kali kli maks hingga Lintang merasakan lemas seperti biasanya, Doni selalu membuatnya kewalahan setiap kali melayaninya di ranjang.
Lintang mengusap rahang tegas Doni dan mengecup bibirnya singkat. "I love you." ucap Lintang, Doni tersenyum senang dan kembali melumat bibir ranum itu. "I love you more. Aku berjanji akan membuatmu menjadi ratu jika kita menikah nanti, aku akan mencukupi kebutuhan mu dan tidak akan membiarkan mu lelah mengerjakan pekerjaan rumah, kamu hanya cukup berhias dan melayaniku di ranjang setiap hari Lintang." ucap Doni membelai pipi Lintang yang halus dan putih bak pualam. Lintang tersenyum senang mendengar kata-kata Doni yang memabukkan.
"Don, aku bukan tidak percaya. Aku hanya sering mendengar pria merayu dengan kata-kata semanis mungkin dan menjanjikan hal yang sangat indah saat mereka belum menikah. Tapi pada kenyataanya setelah menikah para pria lebih banyak membuat wanitanya menangis." kata Lintang membelai pipi Doni. Doni terkekeh mendengar perkataan Lintang. "Kamu bisa membuktikannya nanti sayang. Jika memang aku membuatmu menangis, kamu boleh meninggalkanku." ucap Doni, ia kembali menggerakkan pinggulnya maju mundur karena milik nya kembali mengeras.
"Aku tidak meragukanmu Don, tapi jangan terlalu membuatku melayang dengan kata-kata manismu itu." jawab Lintang.
Mereka berdua kembali di landa hasrat yang tidak pernah puas. Doni membuat Lintang merasa selalu ingin di sentuh, ia membuat Lintang selalu terbayang-bayang dengan sentuhannya yang memabukkan.
"Don, aku ssssshh." Lintang merasa nyaman dengan keadaan ini, ia kembali memejamkan matanya menikmati permainan Doni diatas tubuhnya.
Sementara di tempat lain, anak buah Doni masih menunggu Doni. "Kemana sih tuan? kenapa lama sekali?" ucap salah satu pengikut Doni.
"Lagi nggarap lahannya Lintang, sudah tunggu saja. Lebih baik kita tidur dulu." kata Rahmat yang mengetahui kepergian Doni karena Doni berpamitan padanya ketika akan menemui Lintang. Mereka yang berada disana ada yang terkejut karena mengetahui ketua mereka memiliki hubungan dengan Lintang. "Apa iya? Waaah, kok nggak takut ya, kan pak Surya satu-satunya orang di kampung ini susah kena sihir." ucap yang lainnya.
"Tuan kita memiliki sihir yang jauh lebih canggih diatas kita, jangan samakan."