Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sekamar
Hening, cahaya temaram dari dalam Vila tergambar nyata. Salsa yang sudah masuk lebih dulu kini memelankan langkahnya menuju kamar. Tapi tak pernah dia sangka sebelumnya, Novia mengunci kamar itu dari dalam.
Berkali kali dia ketuk, bahkan sudah sampai ke gedoran, sama sekali tidak ada sahutan. kemungkinan besar Novia sudah mengarungi mimpinya di dalam hingga tak terganggu dengan suara panggilan serta gedoran pintu dari Salsa di luar.
"hufttt, terus akunya gimana!!" perlahan dia berbalik, peri ke sofa ruang tamu dengan langkah malas. Memainkan ponselnya, hingga dia tidak menyadari kedatangan Azka dari luar.
"kenapa nggak masuk kamar?? Belum ngantuk?" tanya pria itu menatap heran. Dia mendudukkan bokongnya di sebelah Salsa, membuat wanita itu bergeser saking sempitnya.
"aku tidur disini aja,," jawab Salsa tanpa menoleh, dia tetap fokus dengan game yang ada di ponselnya.
"tidur disini? Tapi, kenapa??" tanya Azka lagi.
"kamar terkunci dari dalam oleh Novia!" jawabnya dengan malas. Azka mengangguk, kemudian berdiam diri di sampingnya tanpa beranjak.
"kenapa bapak masih di sini?? Sana masuk!!" Salsa berujar dengan nada mengusir sebenarnya, tapi namanya Azka si keras kepala, mana mau dia berdiri hanya dengan kalimat seperti itu.
"kok malah diam, atau bapak tidak mau tidur??"
"aku disini aja, temani kamu!!" jawabnya kemudian berhasil membuat Salsa menghela nafas berat.
"nggak perlu, dan jangan ngada ngada pak tua!!" saking kesalnya, Salsa sampai menyebutnya pak tua.
"apa kamu bilang, pak tua??"
"hmm, memang begitu faktanya,, udah mau tiga puluh tahun bulan depan, lupa??" begitu hafal ulang tahun pria itu, Azka saja hampir lupa. Jika tidak di ingatkan olehnya, beear kemungkinan Azka kembali melupakan hari spesialnya itu.
"kok kamu tahu??" wajah berseri di tampilkan tak kala Salsa mengingat betul tanggal lahirnya, tidak terpikirkan sama sekali oleh Azka tentang ini.
"iya Taulah,, bapak sering menyuruh saya urus belanjaan pribadi jika mau ulang tahun, jangan pura pura amnesia pak,, saya masih ingat ya, bagaimana bapak menyiksa saya pulang pergi hari itu!! Menyebalkan tau nggak!!" dengan bibir yang hampir maju beberapa centi, Salsa terlihat sangat kesal lantaran ingat kembali bagaimana pria di depannya yang kerap kali menguji kesabaran wanita itu dulu,, bahkan ada saja ulahnya untuk membuat Salsa naik darah.
mendengar itu, bukannya merasa bersalah, Azka malah terkekeh pelan. Memang benar adanya, dan hal itu adalah cara dia mencari perhatian salsa dulu, tapi wanita itu sama sekali tidak peka.
Tanpa di minta, Azka mengendong tubuh Salsa, masuk ke dalam kamarnya. Kebetulan dia dan Aditya memang terpisah kamar, jadi Azka tidur seorang diri di sini.
"ehhh, bapak ngapain, turunin!! Sekelabat ingatan itu kembali muncul, rasa yang hampir dia lupa dengan kebersamaan bersama Azka dua hari ini, tapi malam ini pria itu berhasil menakutinya lagi.
"tidak ngapa ngapain, janji.." jawab Azka dengan suara lembut. Dia tidak menurunkan Salsa hingga sampai di ranjang barulah dia menurunkan tubuh wanita itu dengan sangat lembut.
"kamu tidur disini!!" tambahnya, kemudian beranjak dari sana, pergi menuju sofa.
"tidurlah!!" tambahnya lagi sebelum pria itu membawa tubuhnya berbaring.
"pak, biar aku yang disana, bapak tidur disini saja!!" sungguh, Salsa merasa tak enak hati melihat Azka yang bersikeras tidur di sofa hanya karena dirinya.
"tidurlah,, aku sudah sangat ngantuk!!" jawab pria itu dengan mata yang sudah terpejam. Melihat itu, Salsa juga ikut tertidur, berusaha mengajak matanya untuk segera tertutup.
.
.
Seberusaha itu dia memejamkan matanya, tapi kali ini mata itu tak bisa di ajak kerja sama seperti biasanya. Padahal sudah hampir jam dua pagi, Salsa masih terbangun, bergerak sesukanya di atas tempat tidur.
Memperhatikan Azka sekilas, pria itu benaran sudah tertidur pulas. Salsa terbangun, membawa sebuah selimut tebal untuk menyelimuti pria itu yang sepertinya tak terbiasa tidur seperti sekarang.
Memakaikan selimut itu dengan hati hati, kemudian dia kembali ke ranjang.
"kenapa sangat susah tidur ya..." mungkin tidak terbiasa, atau perasaan Salsa yang masih siaga agar terhindar dari cengkraman pria itu untuk kedua kalinya, makanya Salsa hanya bergerak gelisah di tempat tidur sesekali waspada.
"hufttt" menghela nafas berat, dia kembali mengambil ponselnya yang ada di nakas, kemudian lanjut menonton drama china kesukaannya yang terjadi sejak tadi siang.
suaranya dia perkecil agar tidak menimbulkan kebisingan yang akan membangunkan Azka nantinya.
hingga sampai jam setengah empat pagi, barulah Salsa tertidur.
Baru saja terlelap damai, suara berat Azka membangunkannya.
"Sa.."
"Salsa.." pria itu mendekat, memperhatikan wajah Salsa dari dekat, apalagi saat melihat ponsel wanita itu yang masih menyala, dapat Azka simpulkan bahwa wanita itu memang baru saja tertidur.
"jam empat,, apa dia baru saja tidur??" berguman setelah melihat jam
"benar, lihat saja matanya ada lingkaran hitam, dasar!!" berguman sembari menunduk, menyempil anak rambut wanita cantik itu.
sekilas perasaan yang membuncah itu muncul bersamaan dengan memperhatikan wajah wanitanya. menghindari godaan yang tidak akan baik untuk kesehatan jantung dan hatinya, Azka berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Lima belas menit dia melakukan ritual mandi, baru setelahnya dia kembali ke kamar dengan tubuh yang di liliti handuk.
Pandangan matanya masih pada Salsa ayang memang tak ada tanda tanda untuk bangun, hal itu berhasil membuat Azka menggeleng pelan.
Usai berganti, Azka tidak kunjung keluar kamar, dia betah hanya dengan memandang wajah Salsa berkali kali.apalagi saat sedang tertidur damai seperti ini, wajah cantik itu menggemaskan.
"bapak kenapa disitu??" suara Salsa terdengar menyapa indra pendengarannya di pagi hari. Sudah dua jam dia betah disini, hingga Salsa terbangun, dia masih di posisi yang sama.
"memperhatikan wajah cantik ini!" jawab Azka tanpa mengalihkan tatapannya. Mendengar itu, Salsa merubah posisi membelakangi pria itu, dia seperti senam jantung berkali kali.
Bisa aja gombalnya!!
Guman wanita itu dalam hati.
"hei, lihat kesini, kenapa malah membelakangi ku??" ujar Azka membalikkan tubuh wanita itu.
"apasih pak,, bapak keluar sana!!" lupa jika saat ini dia tengah berada di dalam kamar Azka, wanita itu berani mengusirnya dengan nada ketus.
"ini kamarku, kenapa malah aku yang di usir!!" jawab Azka tak terima.
"kamar pemilik Vila, jangan lupa!!" tidak mau di ULTI begitu saja, Salsa membawa nama pemilik Vila untuk menyadarkan pria narsis di depannya.
"hmm, tapi aku udah bayar sewa, gimana dong!" bungkam, Salsa tidak tahu bahwa Azka kemari lantaran telah membayar sewa vila ini. Begitu nekat.
"bapak sewa??" tanyanya lagi memastikan barangkali dia salah dengar.
"hmm, sewa. Mana ada yang gratis di dunia ini!!" jawabnya dengan enteng. Salsa mengangguk membenarkan, kemudian dia bangkit, berlalu keluar dari sana.
"aku bikin sarapan dulu, bapak mau minum nggak? Mau aku buatin?" tawar wanita itu. dengan senang hati Azka mengangguk, kemudian ikut keluar menyusul Salsa dari belakang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...