"Apa kamu tak bisa berbagi suami? lihatlah Jenny saja bisa berbagi orang tua denganmu?"terik seorang wanita paruh baya dengan lantangnya membuat Alesya terdiam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
""Kamu menginginkan maafku?Tapi aku sudah melupakannya bahwa kita pernah saling mengenal..""
Aditya mengajak Alesya makan di kantin rumah sakit,semua mata memandang kearah mereka. Keduanya terlihat sangat serasi,bahkan banyak orang yang iri melihat keduanya.
"Lihatlah Dokter Aditya ganteng bangat dan juga Dokter Alesya sangat cantik. Semoga saja mereka akan berjodoh walaupun nantinya aku yang paling sakit hati.."ucap salah seorang perawat yang sudah sejak lama jatuh cinta pada Dokter Aditya..
Aditya dan Alesya tak memperdulikan tatapan di sekitar mereka. Mereka hanya menikmati makan siang bersama dan sesekali keduanya berbicara layaknya teman..
"Al,,jangan dengarkan ucapan mereka,mereka hanya iri pada kita."celetuk Aditya yang berhasil membuat Alesya tertawa kecil.
Aditya sangat terpesona dengan senyuman Alesya sehingga tanpa sadar dia menatapnya tanpa berkedip.
"Mas Adit kenapa menatap aku seperti itu?apa ada yang salah pada wajahku?"tanya Alesya hal itu di jawab oleh sebuah gelengan kepala oleh Aditya...
Alesya menjadi semakin bingung dengan tingkah laki laki yang ada di hadapannya itu.
setelah selesai makan siang bersama Alesya dan Aditya keduanya kembali keruangan masing masing untuk melanjutkan pekerjaan..
"Mbak Alesya..."panggil seseorang yang tak asing di telinga Alesya.
Alesya hanya menoleh kearah sumber suara dan kemudian kendak masuk kedalam ruangannya namun tangannya di pegang oleh Jenny.
"Kamu mau apa lagi Jenny?"tanya Alesya acuh tak acuh..
Jenny masih diam saja dia masih menata hati dan pikirannya, Jenny tak pernah menyangka jika kehidupan Alesya setelah bercerai semakin bersinar sedangkan dia???
"Maaf kalau gak ada yang mau kamu bicarakan aku masuk dulu masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan."Alesya hendak masuk namun di tahan oleh Jenny..
"Mbak Alesya aku mau bicara sebentar saja."ucap Jenny mencoba untuk mengontrol perasaannya.
Alesya berbalik badan dan kemudian mempersilakan Jenny untuk masuk kedalam ruangannya...
"Masuklah kita bicara di dalam.."jawab Alesya singkat..
Sebelumnya Alesya sudah tahu jika hal seperti ini pasti akan terjadi cepat atau lambat dan dia telah mempersiapkan dirinya sebelumnya...
"Ada apa katakanlah aku masih ada jadwal operasi.."tanya Alesya tanpa menatap kearah Jenny...
Jenny menitikkan airmata dan kemudian mendekati Alesya yang sedang sibuk dengan laptopnya..
"Mbak Alesya maafkan aku. Maafkan atas kesalahan yang pernah aku lakukan padamu. Kini aku telah membayar semuanya. Mbak terima kasih karena Mbak telah mau menolong Ayah.."Jenny berlutut di depan Alesya membuat Alesya merasa tak enak hati.
"Bangunlah kamu gak perlu seperti itu.. lagipula aku sudah melupakan masalalu ku dan aku ini seorang Dokter sudah sewajarnya jika aku menyelamatkan pasienku.."jawaban singkat Alesya membuat Jenny terisak..
Alesya menatap kearah Jenny dan mengangkat bahunya,dia merasa kasihan entah apa yang telah terjadi selama ini bahkan kini Jenny terlihat nampak kurus...
"Sudahlah bangun jangan seperti ini? Kembalilah keruangan Pak Bagaskara temani dia dan jangan sampai membuatnya tertekan dan emosi lagi.. Kondisinya baru saja membaik dan kamu harus lebih memperhatikannya.."Alesya tersenyum sembari menatap wajah Jenny,sedangkan Jenny sendiri merasa sangat malu dengan semua perbuatannya dulu.
******
Setelah Jenny keluar dari dalam ruangannya Alesya pun langsung duduk kembali dia masih mengingat bagaimana sorot mata Jenny seperti menyimpan begitu banyak luka.
"Aku tak tahu apa yang terjadi pada kamu Jenny,tapi aku juga gak mau tahu. Aku hanya ingin membalas budi pada Ayah dan Bunda yang telah membesarkan aku dan juga merawatku.."Alesya menghapus airmata...
Di tempat yang berbeda...
Agam masih larut dalam penyesalannya sudah enam tahun dia kehilangan Alesya,baginya apa yang telah dia lakukan adalah kesalahan terbesar di dalam kehidupannya....
"Agam,,mau sampai kapan kamu seperti ini?mau sampai kapan kamu mengabaikan Jenny dan Aldi mereka adalah anak dan istri kamu Agam.."ucap Ibu Anna yang sedari tadi berdiri di belakang Agam..
Agam hanya menatap sang Bunda dan kemudian meletakan kembali bingkai foto Alesya yang ada ditangannya..
"Bunda gak akan pernah tahu. Aku bersalah pada Alesya,,dan harusnya Bunda tahu itu.."jawab Agam tanpa ekspresi..
"Untuk apa kamu terus meratapi wanita mandul itu,selama dia menjadi istrimu dia tak pernah bisa memberikan kamu keturunan sedangkan Jenny?Jenny bisa seharusnya kamu lebih menyayangi Jenny dan Aldi karena Aldi adalah penerus keluarga Raharjo..."ucap Ibu Anna kemudian yang membuat Agam langsung terdiam sesaat....
Agam tak pernah menganggap Alesya mandul namun mungkin Allah belum memberikan kepercayaan pada mereka...
"Alesya maafkan ucapan Bunda yang selalu menyakiti hatimu. Alesya kamu dimana aku sangat merindukanmu."pekik Agam dalam hati.
Aku tak pernah tak menganggap Aldi bukan putraku. Sudahlah Bunda kaluar saja aku mau istirahat.."ucap Agam kemudian membuat Ibu Anna semakin sewot...
Aldi bocah lima tahun itu mendengar semuanya dia merasa sedih karena ternyata sang Bunda adalah pelakor. Dia tak pernah menyangka ternyata Aldi adalah korban dari keegoisan dan paksaan dari orang tuanya...
"Ayah,maafkan Bunda.."ucap Aldi yang membuat Agam langsung terdiam di tempat. Sejak kapan bocah kecil itu ada di belakangnya apakah dia mendengar semuanya....
Agam langsung bangun dari duduknya dan mendekati putranya itu..
"Putra Ayah ngomong apa si?"tanya Agam dengan lembut..
Agam menatap wajah tampan putranya memang tak ada kemiripan di antara keduanya,namun Agam selalu menepisnya dan meyakinkan hatinya bahwa Aldi adalah putranya...
"Kamu jangan bilang seperti itu sayang kamu adalah putra Ayah dan selamanya akan selalu seperti itu.. "Agam memeluk putranya dengan erat.
Aldi tak menjawab ucapan sang Ayah dia masih berpikir tentang apa yang di katakan oleh neneknya itu.
"Ayah,,apakah Bunda merebut Ayah dari istri Ayah dulu?"pertanyaan bocah lima tahun itu berhasil menampar batin Agam..
Ayah,,maafkan Bunda, Bunda adalah Bundaku jangan Ayah sakiti Bunda.."ucap Aldi kemudian membuat Agam semakin merasa bersalah.
Agam tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dia tahu bahwa putranya kini telah dewasa dan sudah sewajarnya jika dia merubah semuanya.
"Baiklah Ayah janji akan baik sama Bunda dan juga akan menyayangi Bunda seperti apa yang kamu minta."Agam pun tersenyum kemudian mengajak Aldi untuk bermain...
Galak tawa Agam terlihat jelas ketika dia tengah menghabiskan waktu dengan Aldi putranya dia sendiri tak pernah tahu bahwa putra yang sangat dia harapkan sebenarnya bukalah darah dagingnya sendiri...
"Ayah apakah Ayah pernah mencintai Bunda?"tanya Aldi yang membuat Agam diam seribu bahasa.
semoga alesya menerima Aditya Thor🙏😘💪
lanjut 🙏😘