Adinda Khairunnisa gadis cantik yang ceria, yang tinggal hanya berdua dengan sang ayah, saat melahirkan Adinda sang bunda pendarahan hebat, dan tidak mampu bertahan, dia kembali kepada sang khaliq, tanpa bisa melihat putri cantiknya.
Semenjak Bundanya tiada, Adinda di besarkan seorang diri oleh sang ayah, ayahnya tidak ingin lagi menikah, katanya hanya ingin berkumpul di alam sana bersama bundanya nanti.
Saat ulang tahun Adinda yang ke 17th dan bertepatan dengan kelulusan Adinda, ayahnya ikut menyusul sang bunda, membuat dunia Adinda hancur saat itu juga.
Yang makin membuat Adinda hancur, sahabat yang sangat dia sayangi dari kecil tega menikung Adinda dari belakang, dia berselingkuh dengan kekasih Adinda.
Sejak saat itu Adinda menjadi gadis yang pendiam dan tidak terlalu percaya sama orang.
Bagaimana kisahnya, yukkk.. baca kisah selanjutnya, jangan lupa kasih like komen dan vote ya, klau kasih bintang jangan satu dua ya, kasih bintang lima, biar ratingnya bagus😁🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Dion...!" panggil Adinda saat melihat Dion yang sedang bersitenggang dengan Rizka.
"Sayang.... Kamu di sini." kaget Dion, dia takut klau Adinda mendengar obrolannya dengan Rizka di dengar oleh kekasihnya itu.
Rizka tak kalah kaget, namun dia berpura pura biasa saja.
"Din, maaf ya, aku ngak bisa nemenin kamu selama lagi berkabung." sesal Rizk
"Ohhh.... Santai aja, ngak usah merasa bersalah gitu, masih banyak kok yang menemani aku, jadi kami santai aja." ujar Adinda tersenyum manis.
"Sayang, aku...." ujar Dion, namun belum sempat laki laki itu melanjutkan bicaranya, tapi sudah di sela duluan oleh Dinda.
"Dion, mari putus, lanjutkan hubungan kalian, ngak usah ngedrama lagi." sarkas Adinda dengan tegas.
Deg....
Dion dan Rizka di buat kaget setengah mati, ternyata hubungannya mereka sudah di ketahui oleh Adinda, Dion shok mendengar kata putus dari sang kekasih, dia ngak akan mau berpisah dengan wanita cantik itu, namun tidak dengan Rizka, dia sangat bahagia, akhirnya dia akan bisa memiliki Dion seutuhnya, dan dia tidak perlu lagi pura pura di depan teman temannya.
"Tidak sayang, aku tidak mau putus, dengerin penjelasan aku dulu." pinta Dion frustasi, dia tidak mau melepas wanita cantik itu.
"Maaf, tapi aku ngak mau lagi menjalin hubungan dengan laki laki pembohong, dan tukang selingkuh, baru pacaran aja, kamu sudah bisa bermain gila di belakang ku, apa lagi sudah menikah, hiii... Tidak bisa aku bayangin." ujar Adinda bergidik ngeri dan menatap jijik kepada Dion.
"Sayang,," panggil Dion yang berusaha memegang tangan Adinda, namun Adinda lansung menepisnya, dia tidak ingin di sentuh oleh laki laki itu.
"Sudah lah Dion, putusin aja dia, lagi dia sudah tau kan hubungan kita, dan dia juga ngak mau lagi sama kamu, jadi lebih baik kamu sama aku aja." ujar Rizka tersenyum manis.
"DIAM.... KAMU JAL*NG!! ini semua gara gara kamu si alan!!" pekik Dion, menatap nyalang ke arah Rizka.
Membuat Rizka tersentak kaget melihat kemarahan Dion, yang belum pernah dia lihat.
"Dih.... Menjijikan." Gumam Rini.
"Dasar belut sawah." kesal Sita.
"Murahan." cibik Lusi.
"Dion, kenapa kamu tega ngatain aku kaya gitu, aku sudah ngasih apa yang ngak kamu dapatin dari Adinda, tapi kenapa kamu tetap ngak mau putus sama dia, padahal kamu juga menyikai aku, aku akan menerima kamu apa adanya, dan ngak akan banyak menuntut kamu, hiks." isak Rizka merasa tersakiti.
"DENGAR BAIK BAIK SI ALAH! GUE. NGAK. PERNAH. MENYUKAI LOE SEDIKIT PUN, DAN GUE NGAK AKAN GEREPE GEREPE LOE, KLAU BUKAN LOE YANG MANCING MANCING, DAN BUAT APA GUE SUKA SAMA CEWEK MURAHAN KAYA LOE, YANG MENGOBRAL DIRI DI LUAR SANA!!" pekik Dion, siking marahnya kepada Rizka.
Duar.....
Bagai perut menyambar tubuh Rizka, dia tidak menyangka Dion akan menghinanya seperti itu di depan banyak orang, sementara Adinda hanya menjadi penonton di sana, melihat drama gratisan di depan matanya.
Rizka tidak terima di maki maki oleh Dion, dia tau Dion marah seperti itu, gara gara Adinda, dia menatap nyalang kepada Adinda yang berdiri santai sambil menyeruput es dan memakan kacang, melihat pertengkaran dia dan Dio, itu semua sudah di sediakan oleh Rini, dia sudah menduga akan ada drama putusnya Dion dan Adinda, dari pada bosan menunggu, lebih baik mereka menyediakan snak dan minuman.
"PUAS KAMU ADINDA, PUAS KAMU MELIHAT AKU DI MAKI MAKI SAMA DION, KENAPA SIH, KAMU INI EGIOS BANGET!!" pekik Rizka menumpahkan kekesalannya kepada Adinda.
Uhuk...
Uhuk...
Uhuk...
Adinda terbatuk batuk, gara gara kaget mendengar makian Rizka padanya, dia menepuk nepuk dadanya, menahan sesak.
"Astaga, minumnya hati hati dong," ujar Rini mengelus punggung Adinda.
Lusi dan Sita hanya memutar mata malas dengan kelakuan temannya yang sedikit lemot itu.
"Sayang, kamu ngak apa apa?" panik Dion ingin mendekati Adinda, namun gadis itu lansung mengangkat tangan, agar Dion tidak mendekati dirinya, akhirnya Dion yang bisa berdiri dengan wajah kecewa, kekasihnya tidak ingin lagi berdekatan dengannya.
"Hallo... Nona, siapa di sini yang egois dan tidak tau malu, bukannya itu kebalik ya, bukannya loe yang egois, jelas jelas Dion itu pacar gue, tapi kenapa loe goda." cibir Dinda santai.
"Karena Gue yang duluan suka sama Dion, tapi loe yang pacaran sama dia!" pekik Rizka.
"Masaaa...." sahut Adinda dengan bibir yang di tipis tipisin meledek Adinda.
"Iya, aku dari dulu menyukai dia." sahut Rizka lagi.
"Masa sih, setiap apa yang gue suka, loe juga suka, ngak cowok, ngak barang, ngak pakaian semuanya loe suka, apa loe ngak punya pilihan sendiri agar hidup ngak mencuplak terus." cibik Adinda.
"Sebenarnya, loe punya masalah apa sih sama gue, dari dulu gue diamin, tapi makin kesini makin ngelunjak." ujar Adinda.
"Gue benci sama loe, gue iri sama loe, loe ngak punya ibu, tapi hidup loe di limpahin kasih sayang sama ayah loe, loe cantik, loe pintar, semua orang selalu memuji muji diri loe, gue benci itu! setiap jalan sama loe, semua mata hanya memandang kepada loe doang, gue ngak pernah di lirik sama sekali, gue benci itu! padahal gue sama loe ngak jauh beda, tapi kenapa loe selalu beruntung, di sukai banyak cowok, cowok yang gue suka, pasti sukanya sama loe, gue benci ADINDA...!!" pekik Rizka mengeluarkan uneg unegnya.
"Dih Na Jis..."
"Ooohhh... Itu toh, yang bikin loe benci sama Adinda, loe ngak ngaca say, apa di rumah loe ngak ada kaca, hingga loe bandingin diri loe sama, sama Adinda, beda level lah say..." kekeh Sita.
"Manusia tidak tau diri, anjing di bikin jadi baik, loe manusia di baikin jadi anjing!" cibir Lusi, dia tau selama ini yang memenuhi kebutuhan Rizka adalah Adinda, namun anak itu lupa diri.
"Heiiii.... biji kedondong, saat pembagian otak loe bagian terakhir ya, makanya ngak punya otak." sarkas Rini yang kadang kadang pintar tiba tiba itu.
"Sudah, sudah, ngak usah ribut lagi, mulu di lihat orang." lerai Adinda, lalu dia menatap ke arah Rizka. " Jadi loe suka sama Dion, klau iya tuh silahkan ambil, gue juga ngak mau sama barang bekas." Ujar Adinda.
"Sayang. Aku ngak mau putus!" pekik Dion tidak terima.
"Mau ngak mau, aku tetap mau putus sama kamu Dion, aku ngak suka di duain, kamu pikir, karena merasa ganteng, jadi kamu berulah, aku ngak sudi punya kekasih tukang selingkuh, dan mulai hari ini kita PUTUS." ucap Adinda dengan lantang.
Setelah mengucapkan kata kata itu. Adinda langsung meninggalkan tempat itu.
"Aaagggkkkk... Sial sial..." pekik Dion frustasi, dia ngak menyangka akan putus dengan wanita pujaan hatinya, dan dia menyesal telah kena bujuk rayu Rizka, dan ke inginannya yang ingin icip icip seperti cerita teman temannya, yang membuat dia penasaran, Dion yang tidak ingin merusak Adinda wanita kesayangannya, di suguhi dengan Rizka dengan suka rela, dia mau mau aja, akhirnya kesenangan sesaatnya, malah membuat karam hubungannya dengan sang kekasih.
"Dion." panggil Rizka.
"PERGI LOE JA LANG, SI ALAN, PUAS LOE SEKARANG HAH...!!" pekik Dion menatap nyalang ke arah Rizka.
"Jangan pernah temuin gue lagi, menjauh dari hidup gue, gara gara loe, pacar gue mutusin gue brengsek!" pekik Dion.
"Aku ngak bisa Dion, aku suka sama kamu, apa setelah kamu lakukan sama aku, kamu mau ninggalin aku begitu aja, hiks." isak Rizka tidak terima.
"Jangan sok tersakiti deh loe, ingat ya, loe itu bukan cewek perawan, goa loe aja sudah longgar, sudah biasa jual diri juga, kan setiap gue ***** ***** loe juga gue bayar." sinis Dion meninggalkan Rizka yang meratapi nasib di belakang sekolah itu.
"Hiks.....Hiks... Tega kamu Dion, aku ngak nyangka kamu orang yang sekasar ini, emang kenapa aku di bayar, yang penting kan kamu puas, hiks." isak Rizka yang memang otaknya lagi di simpan di dalam peti.
"Awas kamu Din, tunggu pembalasan aku." gumam Rizka penuh dendam.
Bersambung....
.