"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Tantangan baru
Di resto, seorang laki-laki muda yang merupakan anak buahnya Rimon merasa sangat gundah menunggu kedatangan Rimon yang tak kunjung datang padahal 20 menit telah berlalu.
"Bagaimana kak? Ketua sudah datang?" tanya salah satu karyawan.
Laki-laki itu menggelengkan kepalanya dan terus berjalan mondar-mandir ditemani oleh dua orang pria berbadan besar utusan dari rumah keluarga Ester.
Tak berselang lama, sebuah mobil mahal keluaran terbaru dari perusahaan Car Company melaju mendekati resto. Para pria yang menunggu kedatangan mobil itu pun merasa sangat senang karena itu menandakan Rimon telah hadir menyetujui permintaan dari keluarga Ester.
"Maaf lama," kata Rimon yang baru saja keluar dari mobil mahalnya.
"Tidak ada waktu lagi, silakan naik ke mobil Tuan! Kami akan mengantarkan anda ke rumah keluarga Ester, dan akan mengembalikan anda kemari seperti semula," kata salah satu dari dua pria berbadan besar.
"Semangat ketua! Anda pasti bisa!" para karyawan resto menyemangati boss mereka.
...----------------...
Sementara itu, di rumah keluarga Ester. Para koki yang masih belum memikirkan ide masakan apapun untuk Keiya menjadi panik, saat melihat Xiaodi sudah datang dengan merangkul Keiya yang terlihat seperti dewa bagi mereka.
"Bagaimana ini senior?" tanya para koki lain menanyai si koki senior.
"Tidak apa-apa! Kita coba saja buat makanan yang ciri-cirinya mendekati ciri-ciri makanan yang Nona Yaya inginkan, ini semua untuk mengulur waktu sampai si koki unggulan datang membantu kita!" sahut si koki senior menenangkan koki lainnya.
Akhirnya mereka membuatkan Keiya telur rebus berkuah kecap manis asin yang biasanya disukai oleh Keiya. Dengan gemetar koki senior menghidangkan telur tersebut di meja makan.
"Telur rebus?" tanya Keiya memiringkan kepalanya sambil terus menatap ke arah telur yang sedang dihidangkan dihadapannya.
"Apakah anda mau sedikit mencicipinya?" tanya Xiaodi yang dari tadi duduk sambil merangkul tubuh Keiya di pahanya.
"Hmm Yaya ragu.... Tapi, cobain aja ah! Aaa..." kata Keiya sambil membuka mulutnya.
Dengan cepat Ami langsung mengambil sendok, menyendok telurnya, dan memberikannya kepada Keiya.
"Haap!" kata Keiya begitu makanan masuk ke mulutnya. Perlahan-lahan dia mengunyah telur itu, tapi dengan ekspresi yang masam seakan-akan itu telur yang sudah busuk.
"Bagaimana Yang Mulia?" tanya Ami dan para koki yang siap mendengarkan kritik dari tuan putri mereka itu.
Mata Keiya terpejam dan dia menggelengkan kepalanya dengan keras, yang artinya makanan yang baru saja ia makan bukanlah yang ia inginkan. Dan setelah telur yang ia kunyah masuk ke tenggorokannya, tiba-tiba...
"Hmmmh... Hoekk! Hoekk!" Keiya menutup mulutnya agar makanan yang baru saja ia makan tidak jatuh di lantai.
Xiaodi yang terkejut pun langsung berdiri dan berlari membawa Keiya ke toilet. Para pekerja di rumah itu pun menjadi panik dan takut akan di pecat gara-gara Keiya muntah setelah memakan telur rebus.
"Yang Mulia!"
"Nona Keiya!"
"Sayang?!"
Semua orang berteriak panik melihat Keiya yang tiba-tiba muntah dipagi hari. Terutama Kaizen, sang ayah sekaligus pemilik rumah yang baru saja turun dari lantai atas, langsung panik begitu melihat putri kesayangannya itu muntah-muntah setelah makan masakan yang dibuatkan pada koki.
"Sebenarnya apa yang kalian berikan kepada putriku?!" teriak Kaizen mendekati para koki yang gemetar ketakutan.
Melihat para koki yang terdiam semua, Kaizen langsung menyusul putrinya ke toilet. Dia amat sangat mengkhawatirkan kondisi putri tunggal kesayangannya itu.
"Kau baik-baik saja sayang?" tanya Kaizen yang menggantikan Xiaodi merangkul Keiya ke meja makan.
"Bukan itu yang ingin Yaya makan." kata Keiya sambil terus menggelengkan kepalanya.
"Iya sayang, iyaa," sahut Kaizen yang kemudian duduk memangku anaknya.
...----------------...
Ditengah perjalanan, Rimon merasa mual akibat salah satu pria berbadan besar itu mengemudi dengan kecepatan tinggi.
"Pelan-pelan pak supir!" teriak Rimon yang nyawanya seakan sudah terbang ke surga.
"Jika terlambat, Nona Ester akan marah!" sahut mereka.
"Nona kalian tidak akan meninggal jika tidak makan seharian!" teriak Rimon sambil terus berpegangan di kursi depan.
"Jangan mengatakan hal seperti itu tentang Nona kami!"
...----------------...
Setelah cukup lama bertarung dengan kecepatan angin, Rimon yang pusing pun sampai tidak bisa berjalan tegak karena dia merasa bumi sedang memutari dirinya.
"Tuan! Kami sudah membawa koki pemilik R'resto kemari!" kata dua pria berbadan besar dengan ekspresi semangat.
Semua orang yang melihat kehadiran Rimon di rumah itu pun membuat mereka semangat dan memberikan semua harapan mereka kepada Rimon.
Rimon melihat seorang gadis kecil yang bernama Keiya Ester, umurnya sekitaran 15 tahun-an, duduk di pangkuan seorang laki-laki dewasa yang merupakan ayahnya. Keiya tersenyum begitu matanya bertemu dengan mata Rimon yang sedang menatapnya.
"Terimakasih sudah bersedia hadir ke rumah ini Tuan Rimon! Maaf, saya tidak bisa menyambut anda dengan lebih baik lagi. Tapi, apakah anda bisa langsung membuatkan makanan untuk putri saya?" tanya Kaizen sembari melirik jam tangannya yang sudah hampir menunjukkan pukul 7 kurang.
"Tentu. Makanan apa yang ingin anda makan?" tanya Rimon yang mulai bersiap menggunakan celemek dan melihat-lihat bahan makanan yang telah disediakan.
"Yaya ingin makan makanan yang tidak keras, tidak halus, tidak pedas, tidak hambar, tidak asin, tidak manis, tidak asam, tidak amis, tidak berwarna, tidak pahit, tidak berbau, tidak wangi, harus berkuah, tapi bukan bubur dan bukan jelly," jelas Keiya sangat hapal dengan ciri-ciri makanan yang ingin dia makan itu.
Rimon terlihat memikirkan sesuatu sejenak, namun tak lama kemudian, sepertinya dia telah mendapatkan suatu ide masakan yang tak pernah para koki di rumah ini pikirkan.
"Baiklah. Sesuai apa yang anda inginkan!" sahut Rimon.
Semua orang menjadi penasaran dengan apa yang akan Rimon masak di hari itu. Gerakan tangannya yang lihai dan cekatan membuat Keiya merasa terpana akan bakat yang dimiliki Rimon. Gadis itu terus menatap wajah Rimon yang tampan dan mulai bangun dari pangkuan ayahnya.
Kaizen yang menyadari kelakuan anaknya pun merasa heran. Secara perlahan Keiya berpindah dan duduk sendiri di atas kursi meja makan saat Rimon mulai menyajikan masakan yang dia buat.
"Uwahhh!" mata Keiya berbinar saat mendapati makanan yang amat sangat ia makan.
"Apa ini?" tanya Kaizen yang juga mendapatkan bagian.
"Tahu kuah bening," sahut Rimon.
"Selamat makan!" kata Keiya sembari merapatkan kedua tangannya.
"Makanlah secara perlahan, karena tahu nya masih sangat panas," jelas Rimon.
Begini contoh narasinya:
Suara dering telpon di pagi itu nyaring terdengar di telinga seorang Tuan Muda yang membuatnya berdecak kesal lantaran mimpi indahnya terganggu, namun panggilan yang berulang kali dilakukan itu membuatnya dengan terpaksa bangung untuk melihat siapa gerangan yang cukup berani membangunkan tidur nyenyaknya.
Itu cuma contohnya ya, tidak ada maksd apa2/Joyful/