Sudah jatuh tertimpa tangga itu lah pepatah yang pantas untuk Raya saat ini.
Pengabdian seorang istri tapi tak sedikit pun di hargai oleh Fadil sang suami.
Tak hanya sampai di situ derita Raya,Fadil menalak nya di saat dia baru selesai keguguran dan secara terang-terangan sang suami membawa selingkuhan nya kerumah.
Perasaan Raya hancur mentalnya di hajar habis-habisan oleh sang suami dan mertua yang menyalahkan nya atas kematian sang anak.
Bagaimana kelanjutan kisahnya.
Apakah Raya mendapatkan pengganti sang Suami atau justru memilih menyendiri?
Akan kah ada solusi untuk Raya setelah mengalami siksaan batin ini?
Yuuk baca di novel terbaru ku ibu susu untuk Mikhayla...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggilan Lala
"Mbak Raya" gumam Haris terkejut melihat Raya sedang bermain dengan Mikhayla di ruang televisi.
"Sudah pulang mas?" tanya Raya sambil tersenyum kecil.
"Saya pikir mbak nggak datang jadi saya nggak konsentrasi buat bekerja takut Mikhayla malah rewel sama mama"
"Nggak kok mas, Mikhayla anak yang baik nggak pernah rewel iya kan sayang" ujar Raya sambil menggendong Mikhayla dan mencium nya gemas membuat Haris lega dia pikir tadi anak nya akan kehilangan ASI lagi.
"Tapi mbak-"
"Mas Haris kalau mau istirahat silahkan saya main sama Mikhayla di kamar saja" potong Raya
"Nggak mbak saya cuma khawatir saja tadi kalau mbak sudah di sini ya Alhamdulillah, lanjut saja sama main nya mbak saya mau keluar sebentar" pamit Haris dia tidak mau menganggu momen kebersamaan Mikhayla dan Raya apalagi dia melihat raut wajah sendu di wajah Raya mungkin pengasuh anak nya ini sedang ada masalah tapi Haris tidak mau terlalu ikut campur dalam masalah Raya takut Raya risih dan malah memilih berhenti bekerja.
"Sudah pulang Ris?" tanya bu Sri
"Iya ma,aku pikir tadi Raya nggak datang jadi minta Gugun tutup bengkel lebih awal"
"Mama pikir tadi juga begitu tapi Alhamdulillah datang oh ya mama yang mau pulang dulu Ris tadi papa kamu bilang lagi nggak enak badan berhubung kamu pulang nya cepet ya mama saja yang pulang, nggak papa ya"
"Ya udah nggak papa ma, salam buat papa ya ma bilang aku belum bisa jenguk karena masih banyak kerjaan ma"
"Iya,kamu jaga kesehatan ya Ris jangan terlalu lelah"
****
"Kamu kenapa mas aku perhatikan dari tadi bengong saja mikirin perempuan bodoh itu?" marah Yuni sambil memasang kembali dalamnya yang memang dari tadi belum dia pasang karena masih ingin melanjutkan pertempuran mereka.
"Nggak"
"Jangan bohong kamu mas, kelihatan kamu seperti orang bingung gitu,kamu nyesel udah nalak dia?"
"Aku nggak ngomong begitu Yun,jangan ngarang deh kamu"
"Awas kamu kalau ketahuan masih mikirin dia mas aku akan tinggalin kamu beneran mas, semua nya aku ambil dan kamu selama nya akan jadi kacung orang tanpa bisa menikmati hidup mewah seperti sekarang bersama ku" ancam Yuni
"Apaan sih kamu, nggak jelas banget"marah Fadil.
"Kamu tuh yang nggak jelas,jadi bete aku! Aku mau pulang saja ke rumah"
"Yun....."pekik Fadil menarik tangan Yuni dan memeluk istri siri nya ini
"Lepas mas" tepis Yun sambil mendorong tubuh Fadil.
"Kamu ini kenapa sih marah nggak jelas,aku kan sudah menuruti keinginan kamu Yun, sekarang apa lagi?"
"Kamu tuh masih mikir dia nggak fokus sama aku"rajuk Yuni
"Perasaan kamu saja dari semalam bukan nya kita udah main Yun,jujur aku lelah kalau harus main lagi berikan aku waktu untuk istirahat Yun"
"Jadi kamu nolak aku?"
"Nggak gi-tu, aku cuma minta waktu istirahat Yun, nggak yang lain"
"Ya sudah kamu bisa istirahat sekarang mas aku mau keluar dulu, nanti malam nggak ada alasan lagi mas"
"Kamu mau kemana?"tanya Fadil
"Aku ada janji sama temen-temen ku, kamu di rumah saja"
"Aku antar?" tanya Fadil lagi
"Nggak perlu mas,aku bisa sendiri lagian kumpul sama cewek-cewek,kamu mau?"
"Nggak deh kamu saja"tolak Fadil karena tubuh nya benar-benar lelah dan jujur dia kepikiran dengan Raya,jika Raya masih di Jakarta apa Raya bisa mendapatkan tempat tinggal tapi jika Raya pulang kampung apa kata keluarga nya?
****
Raya berjalan ke arah dapur dan sedikit terkejut melihat Haris yang sedang menyeduh kopi sendiri.
"Mbak Raya" sapa Haris
"Maaf mas mau meletakkan ASI buat Lala nanti"
"Lala" gumam Haris pelan
"Maaf mas, sekali lagi maaf aku panggil Mikhayla dengan sebutan Lala karena kepanjangan mas nama nya,biar gampang i ingat aku panggil Lala"
"Oh....saya kira siapa mbak, nggak papa kok mbak senyaman mbak Raya saja"
"Tapi kalau mas Haris tidak suka saya bisa ganti kembali"
"Nggak papa mbak, beneran nggak papa,saya juga pernah berpikir nama nya kepanjangan tapi belum kepikiran buat cari nama panggilan yang bagus,Lala lumayan singkat dan lucu"
"Iya mas"
"Mbak sudah makan?" tanya Haris dan di jawab gelengan oleh Raya
"Maaf ya mbak,Hilda belum sempat belanja ke swalayan karena sibuk,saya pesan kan gofood saja ya"
"Nggak usah mas,nasi sudah di masak tadi sama bu Sri,biar saya masak telor orak-arik aja mas,saya lihat di kulkas ada telor sama cabe nya,saya masak sendiri saja mas"tolak Raya
"Yakin mbak?"
"Iya,mas Haris sudah makan?" tanya balik Raya dan di jawab gelengan oleh Haris
"Kalau begitu saya masakan juga untuk mas Haris mau?"
"Ngerepotin mbak Raya nanti"
"Nggak, mumpung Lala tidur jadi saya bisa lah masak kilat" canda Raya membuka Haris tertawa kecil.
"Ya sudah saya tunggu di meja makan ya mbak"
"Ya mas" jawab Raya mengangguk kecil.
semoga lekas sehat kembali Thor...