Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30. PENGAJIAN.
Ting...
Mas Irfan : matikan lampunya dan tidur, jangan membayangkan yang tadi karena yang tadi tidak ada apa-apanya dengan nanti.
Rara langsung membulatkan kedua matanya, Rara tidak menyangka jika Irfan bisa senarsis itu. Rara membuka gorden kamarnya dan melihat kearah kamar Irfan.
Ting..
Mas Irfan : Tidur, kenapa malah keluar.
Rara melihat Irfan yang sedang berdiri sedang memegangi hp sambil merokok.
Rara : Mas sendiri ngapain jam segini masih di luar? Lagi nyatroni aku ya... hayoo ngaku
Mas Irfan : Mas lagi ngerokok manya di luar, setelah ini mas masuk.
Kamar mereka berhadapan bahkan mereka mau ngobrol langsung juga bisa, namun mereka tidak ingin mengganggu orang-orang yang sudah tertidur lelap makanya saling kirim pesan.
Mas Irfan : Sudah malam, ayok masuk tidak baik untuk kesehatan kalo masih di luar. Mas juga mau masuk kedalam.
Rara : Iyah mas, selamat malan calon imam.
Mas Irfan : Selamat tidur calon makmum.
‘’ Ah manis sekali sih calon imam aku ini, sampai-sampai hati ini mau meleyot ‘’ Rara menjatuhkan tubuh di atas tempat tidur lalu menutup wajah dengan bantal.
KEESOKAN HARINYA.
Hari ini akan di adakan pengajian di rumah Rara. Rumah sudah di sulap dengan dekor sederhana ibu-ibu pengajian dan para tetangga pun sudah hadir untuk ikut pengajian.
Rara sudah cantik dengan menggunakan gamis moderen berwarna biru muda di dampingi ayah dan ibu.
Acara pembukaan terus berlangsung sampai akhirnya Rara membacakan ayat suci Al-qur’an. Suara merdu rara sampai terdengar oleh telinga Irfan yang sedari tadi duduk di balkon sambil memperhatikan susunan acara.
‘’ Tidak hanya cantik, Rara juga memiliki suara yang begitu merdu dan sangat sopan di dengar ‘’ Puji Irfan tersenyum bangga karena ternyata Rara tidak hanya bermodal cantik namun ia juga sangat pintar mengaji.
Setelah usai membawakan ayat suci Al-qur’an di lanjut dengan tausiah dan memohon Doa restu dari kedua orang tua dan yang lainnya.
Acara terus berlangsung sampai akhirnya acara di tutup dengan makan-makan.
Rara mengambil makanan untuk caca, sedari tadi caca dengan setia duduk di samping rara ‘’ Cantik makan dulu yuk, kamu belum makan loh ‘’ Kara Rara yang menyuapi caca.
Lagi-lagi aksi Rara itu terlihat oleh Irfan di atas sana karena kebetulan Rara menyuapi caca di tenda karena di dalam banyak saudara yang masih riweh.
Irfan memang bodoh kenapa gak sedari dulu aja dia menikahi Rara, andaikan saat itu menikah dengan rara mungkin tidak akan ada pernikahan kedua.
Irfan menyadari kebodohannya bahkan ia juga sempat menolak di jodohkan dengan rara, tapi sekarang Irfan malah merasa menyesal akan hal itu.
Selesai acara Rara langsung masuk kamar sedangkan caca di bawa pulang oleh oma dan opa nya.
Hari pernikahan tinggal dua satu hari lagi, Rara sudah merasakan ketegangan ‘’ Aduh ko aku dag dig dug gini ya ‘’ Gumam Rara.
Beda halnya dengan Irfan, mungkin karena Irfan sebelumnya sudah pernah menikah jadi ia tidak merasakan dag dig dug seperti rara.
Irfan terlihat santai bahkan ia terlihat biasa saja ‘’ Bagaimana rasanya akan menikah yang ke dua kalinya? ‘’ Tanya Papah
‘’ Biasa aja ‘’
‘’ Yakin biasa aja, apa lagi Rara masih segel loh. Apa golokmu nanti masih tajam? ‘’ Goda Papah.
‘’ Pah ‘’ Tegur Irfan
‘’ Ingat dia masih bersegel, pasti akan susah golokmu masuk kesarungnya hahaha... ‘’ Papah menepuk pundak Irfan.