"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari tanah
Tiga hari berlalu riyan masih sama tak pulang kerumah dan keluarga emak iyem juga masih beberapa hari lagi baru kembali ke kampung mereka ingin menemani ranita mencari tanah untuk untuk di bangun kan rumah sewaan.
Saat sedang asik menikmati cemilan bersama keluarga di depan ruang tv tiba-tiba telpon ranita berbunyi membuat ranita sedikit terkejut karena beberapa hari telponnya tidak berbunyi dan hari ini berbunyi.
" Hah... alhamdullilah mba." teriak ranita kegirangan saat membuka telpon dan melihat isi notifikasinya.
" Kenapa toh nit seperti orang dapat lotre aja." omel meli karena tubuh meli di goyang-goyangkan oleh ranita yang terilh bahagia banget.
" Ya mba dapat lotre, ini nah uangnya sudah masuk mba sudah full semua sama ganti rugi gagal panen kita." ucap ranita sambil melihat emak dan pak bambang.
" Serius kamu dek itu total nya sudah ful kamu kan minta ganti rugi gagal panen emangnya berapa kamu ajukan?" tanya meli bingung karena saat itu meli tidak ikut hanya emak dan pak bambang aja yang ikut.
" Pihak pemerintah mampu mengganti rugi cuma 3 miliar." ucap nita.
" Jadi total semua sama kekurangan kemarin kamu terima 10 miliar?" tanya meli lagi dengan ekspresi wajah yang begitu lucu ketika terkejut.
" Iya mba." ucap ranita sambil menganggukan kepalanya dengan cepat karena bahagia.
" Wah mak sekarang ranita jadi anak sultan mak." teriak meli kegirangan dan langsung memeluk adiknya dengan bahagia sampai-sampai air mata ranita keluar tanpa di komando.dan itu terlihat oleh pak bambang dan emak iyem yang entah kenapa ikut bahagia sekali.
" Kita ke bank sekarang ayo dek kita cek ulang." sangking senangnya meli gak sadar menarik-narik tangan adiknya agar ikut bangkit dan meli juga lupa kalo adiknya ada m.bangking jadi gak perlu cek ulang ke bank.
" Lah ngapain ke bank duk kan adikmu ini ada m.bangking toh." ucap pak bambang yang sukses membuat semua tertawakan meli karena tingkahnya.
" Astaghfirullah, meli lupa pak." meli menepuk jidatnya sambil nyengir karena tingkahnya dan akhirnya semua tertawa terbahak-bahak sangking tak tahanya melihat tingkah meli.
"Alhamdulillah mba ini full udh bener masuk, oh ya mba minta nomor rekening mba ya aku bagi biar adil kan mba yang ngerawat kebun kakao bapak kemarin!" ucap ranita sambil melihat ke wajah mba nya.
" Gak usah mel, itu sudah rezeki mu dan anak-anakmu mba cuma mambantu memantaunya aja, toh waktu itu juga mba kebagian menikmati hasil panennya kan dan mba juga sudah kamu kasih bagian dari hasil ternak dan kamu gaji juga tiap bulannya, mba gak mau terima hasil penukaran dari pemerintah ini karena itu murni milikmu dek."ucap mba meli dengan menolak secar halus dan menjelaskan agar ranita tak memaksanya lagi.
" Tapi mba ini terlalu banyak untuk ku." ucap ranita kelopak matanya sudah berembun karena mbanya menolak keinginan hati ranita.
" Gak usah duk, itu memang hak mau mba mu ini juga sudah kaya raya sejak kejak di membantu mu mengurus semua aset peninggalan bapakmu dan apa lagi sekarang mbamu sudah tambah kaya karena suaminya kan juga ladangnya kena ukur dari pemerintah jadi kamu simpan aja karena kamu punya anak duk." ucap emak panjang lebar ke ranita.
" Ya duk apa yang emak mu bilang betul itu kamu simpan untuk masa depan anakmu aja, anak-anakmu membutuhkannya nanti nak." kata bapak bambang dengan lembut karena pak bambang tau ranita tipe orang yang keras kepala dan rendah hati namun jika di jelaskan dengan lembut pasti ranita akan faham menurut pak bambang yang faham betul dengan sifat keponakannya ini.
"Ya sudah kalo gitu aku belikan tanah dan buka usaha bagaimana pakde?" Tanya ranita kebapak bambang.
" Nah itu mba setuju, kemarin katanya kmu mau cari tanah untuk bangun sewaan rumah atau ruko?" kata meli dan itu sukses membuat ranita langsung tepuk jidat karena lupa pernah minta pendapat soal idenya itu.
" Ya, ya kan waktu itu ranita pernah ngomong minta pendapat ya lupa ranita mba." ranita hanya cengir -cengir yang langsung dapat gelengan dari semua orang dan mereka langsung tertawa kecil bersama.
Siang nya ranita memutuskan untuk keluar bersama keluarganya untuk melihat-lihat tanah yang di tawarkan melalui sosial media meli.
" Mbok yo ganti-ganti dek itu handphone." ucap meli saat di dalam mobil yang mereka pesan.
" Nanti mba jika sudah ada waktunya." ucap ranita yang tidak sadar dari ucapannya membuat meli dan emak mulai mencurigai tentang rumah tangga ranita yang sedang gak baik-baik saja buktinya sudah beberapa malam riyan tak pulang ke rumah membuat semua orang mulai berfikir negatif.
" Dek jika ada masalah jangan di pendam sendiri ya ingat kamu jangan stres-stres gak baik untuk kehamilanmu dek." ucap mba meli lembut.
" Ya mba." ucap ranita.
Setelah menemui pemilik tanah ranita melihat-lihat namun Belum ada yang cocok di hati ranita karena aksesnya untuk ke jalan utama sangat jauh dan tidak memungkin kan ranita membelinya.
"Gimana dek belum ada yang kamu suka?" tanya mba meli.
" Belum mba aku maunya akses jalannya gak terlalu jauh mba dari jalan utama kan kasihan kalo kita ambil nanti pas kita buat sewaan malah gak ada yang tertarik soalnya kepasar dan kesekolahan sangat jauh apa lagi jalan utamanya sulit." ucap ranita melontarkan keinginannya yang tak mau mengambil resiko.
" Kita pulang aja yuk mak ranita sudah pegel nih." ucap ranita lagi.
" Ya juga sih kita dari tadi pagi kita KDI luar rumah." ucap meli membenarkan ajakan ranita pulang.
Saat sudah di dalam mobil ranita terima telpon dari suaminya,ternyata suaminya pulang kerumah saat keadaan rumah kosong.
" Hallo, Assalamualaikum mas." Ucap ranita ketika sudah tersambung.
" Kamu di mana bukannya di rumah aja ini malah jalan-jalan." Suara bentakan emosi dari mas riyan mampu membuat seseorang di samping ranita langsung menoleh dan memperhatikan siapa gerangan yang menelpon cukup keras suaranya dengan nada amarah.
" Ya mas, mama sama emak dan yang lain lagi keluar, mas sudah pulang?" ucap ranita saat sudah menormalkan rasa kecewanya karena bentakan suaminya yang cukup bikin telinga sakit.
"Ya sudah pulang sekarang aku mau ambil baju ganti." ucap riyan kesal dan langsung di matikan sepihak dari riyan tanpa menunggu jawaban ranita.
" Suami mu duk?" tanya emak yang gak sengaja kebetulan tadi mendengar suara riyan yang marah-marah karena posisi emak saat itu duduk di sebelah ranita sebelah kanan.
" Ya mak." ucap ranita sambil memasukan lagi telpon nya ke dalam tas.
" Kita pulang aja ya nanti aja kita makan di rumah." ucap meli yang faham dengan keadaan saat ini.
" " Pak kita langsung ke alamat ini ya." ucap meli lagi langsung menunjukan alamat yang ada di dalam handphone nya
jangan lupa saling dukunggg