NovelToon NovelToon
TEENAGER : 4 Gadis Remaja

TEENAGER : 4 Gadis Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Blackpink / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: oreonaaa

Raya, Jenny, Nabilla, dan Zaidan. Keempat gadis yang di sangat berpengaruh di salah satu sekolah favorit satu kota atau bisa dibilang most wanted SMA Wijayakusuma.

Selain itu mereka juga di kelilingi empat lelaki tampan yang sama berpengaruh seperti mereka. Karvian, Agam, Haiden, dan Dio.

Atau bagi anak SMAWI mereka memanggil kedelapannya adalah Spooky yang artinya seram. Karena mereka memiliki jabatan yang tinggi di sekolahnya.

Tentu hidup tanpa musuh seakan-akan tidak sempurna. Mereka pun memiliki musuh dari sekolah lain dimana sekolah tersebut satu yayasan sama dengan mereka. Hanya logo sekolah yang membedakan dari kedua sekolah tersebut.

SMA Rajawali dan musuh mereka adalah Geng besar di kotanya yaitu Swart. Reza, Kris, Aldeo, dan Nathan. Empat inti dari geng Swart dan most wanted SMAJA.

Selain itu ada Kayla, Silfi, Adel, dan Sella yang selalu mencari ribut setiap hari kepada keempat gadis dari SMAWI.

Dan bagaimana jika tiba-tiba SMAJA dipindahkan ke sekolah SMAWI?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oreonaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 : Target Sparrow

Raya saat ini duduk anteng di dalam kelas. Sendirian. Karena banyak orang yang ingin mendekatinya tetapi segan karena auranya yang dingin dan pendiam.

“Kenapa telat?”

Kemunculan Vian mengagetkan Raya yang sedang melamun. “Lo dari mana?” Bukannya menjawab tetapi Raya menimpalinya dengan pertanyaan kembali.

“Hmm? Tadi baru selesai ngawasin anak-anak yang telat, ada temen Lo juga baru selesai dihukum.”

Raya menoleh, “Temen gue? Temen Lo juga kalik!” Sungut Raya.

Vian terkekeh. Vian ini sebenarnya sudah menganggap Raya Adiknya sendiri walau dulu ada rasa tetapi segera ia tepis. Vian tidak ingin pertemanan mereka akan hancur karena masalah cinta.

Setelah itu Raya diam. Vian pun diam. Ya beginilah mereka jika di satukan tetapi mereka nyaman dengan suasana ini.

Dilain sisi ada 3 anak vs 4 anak yang sudah selesai membereskan hukuman mereka dan sedang bersantai ria di kantin. Padahal waktu bell masuk sudah berbunyi sejak tadi tetapi mereka memilih berada di kantin.

Memang tidak kapok mereka ini.

“Sella gimana kabarnya?” Celetuk Nathan tiba-tiba ke pikiran tentang masalah Sella yang waktu lalu terjadi.

“dikeluarkanlah.” Jawab Zai.

“Beneran? Anjay!”

“Kenapa ga terima Lo?” Jenny menatap malas Nathan.

Nathan menggeleng, “Bukannya gak terima tapi ngeri aja gitu.”

“Kalian gak marah gitu? Atau gimana gitu? Kan mereka komplotan Lo.” Saut Zai.

“Ngapain marah? Bukan urusan kita.” Ucap Kris.

“Yes benar! Dan juga kita-kita nih sebenarnya gak suka sama mereka. Mereka aja yang suka deket-deket sama kita.” Saut Al.

“Kalau gak suka kenapa pas masalah Raya di tuduh Lo pada marah-marah?” Tanya Jenny.

“Kita gak marah-marah anjay Cuma ingin meleraikan. Dan seandainya kita bantuin mereka atau apalah itu hanya sebatas sesama anak Rajawali aja, udah.” Ujar Nathan.

Jenny, Zai mengangguk mengerti.

“Btw sejak masalah itu Kayla dan antek-anteknya gak bikin masalah sama kita ya?” Tanya Billa tiba-tiba.

“Eh! Iya ya? Ya syukur deh! Mau tobat sebenarnya gue ini, takut Mak bapak gue ngamok lagi. Ngeriii.” Ujar Jenny.

“Alah! Ribut-ribut aja suka lu.” Zai menempeleng kepala Jenny.

“Aduh! Sakit bangkek!” Jenny pun membalas dengan hal serupa.

“Argh! Ngapain sih!” Teriak Zai.

“Bil! Kek gini tu sering terjadi ya?” Tanya Nathan bisik-bisik terhadap Billa.

Billa yang memang sejak awal fokus dengan makanannya pun tersentak dan menganggukkan kepalanya.

“Hooh, tapi biasanya ada personil lagi Dio sama Aiden.”

Nathan mengangguk. Menatap ngeri ke arah Jenny dan Zai. Ia langsung berpikir tentang Raya dan lainnya yang menghadapi mereka bagaimana rasanya.

...۝...

Waktu istirahat tiba!

Jenny, Zai, dan Billa sudah anteng duduk di bangku depan kelas Raya. Menunggu Raya keluar. Tapi Zai malah berdiri di depan pintu dan mengeluarkan kepalanya melihat dalam kelas dan berteriak memanggil Raya dengan suara cemprengnya itu.

“RAYAAAA YANG BAIK HATI DAN TIDAK SOMBONG!!! AYO KE KANTINNN!!”

“ZAI YANG CANTIK SUDAH LAPARRRR!!!”

“Heh Bocah! Jangan teriak-teriak bego! Berisik! Kalau suara lu bagus gak apa-apa, la ini kek toak masjid, kerasnya minta ampun!” Jenny dengan tidak tahu dirinya mendorong Zai sampai Zai terjatuh masuk ke dalam kelas.

Untung hanya ada beberapa yang ada di dalam kelas ya meskipun masih banyak karena saat Zai mulai berteriak guru baru saja keluar.

“Pfft!”

Terdengar suara tertawa tertahan dari dalam kelas Raya. Zai menggeram. Mengepalkan kedua tangannya menahan malu. Langsung saja ia bangun dan membalikkan badannya keluar menatap tajam Jenny yang menampilkan gummy smile nya. Terlihat tidak punya dosa ini anak.

“LO--!” Tunjuknya.

“Udah! Ayo ke kantin katanya lapar.” Raya langsung menarik Zai untuk berjalan bersama sebelum perang ke-3 dimulai.

Jenny pun bersama Billa mengikuti dari belakang. Mereka memilih duduk di bangku belakang.

“Siapa yang pesan?” Tanya Billa.

“Biar gue aja.” Saut Jenny.

“Tumben lu.” Ujar Zai menatap sinis Jenny.

Jenny cengar-cengir, “Hehe biar Lo ga marah sama gue hehe. Cepet mau pesan apa?”

“Mie ayam tanpa sawi sama Es Kopi.” Ujar Raya.

“Gue bakso sama Es jeruk.” Ujar Zai.

“Samain sama Raya tapi tambahin bakso yaw. Minumnya kek Zai.” Ujar Billa.

“Wokeh.” Jenny pun langsung melesat ke stan makanan.

“Kapan SMK 41 nyerang sekolah kita?” Tanya Zai.

“Gak tahu yang penting kita harus stay di sekolah dan langsung pulang ke rumah kalau waktu pulang.” Jawab Raya.

“Kalau gue yang tahu, keknya anak Sparrow ngincer kita deh.” Celetuk Billa.

“Kok?”

“Gak tau firasat aja.” Ujar Billa.

“Udah Lo umumim di tweet kan Zai?” Tanya Raya.

“Udah beres.” Jawab Zai.

“Bahas apa nich!” Datanglah Jenny dengan membawa nampan yang berisi pesanan mereka dan di bantu oleh penjual stan makanannya. “Nih pesanannya, makasih ya Bu udah bantuin.”

“Iya sama-sama neng.”

“Wih! Cepat kali Lo.” Ujar Zai.

“Iya dong, biasalah.” Ujar Jenny sombong. “Tadi kalian bahas apa?”

“Sparrow.” Kata Raya.

Jenny mengangguk, “Btw kemarin gue liat kejadian aneh.”

“Aneh apa?” Tanya Zai penasaran.

“Jadi kemarin gue kan pulang, nah gue gak sadar liat geng Sparrow yang lagi ngintai sekolah kita tapi aneh nya itu adalah mereka kek ngincer geng Swart sama kita-kita.” Ujar Jenny dengan nada pelan takutnya ada yang mendengar. Untung mereka mengambil tempat duduk di belakang.

“Kenapa bisa Lo simpulin hal itu?” Tanya Raya.

“Kalau Sparrow emang ngincer sekolah kita berarti semua anak Wijayakusuma bakal dia bebet tapi saat anak Wijayakusuma lewat di hadapan mereka, mereka ga ngapa-ngapain. Mereka malah bertindak saat anak Swart mulai keluar dari sekolah.”

“Bertindak kek mana?” Tanya Billa.

“Mereka kek ngubungi siapa gitu pokoknya salah satu telepon orang habis itu mereka ngikutin anak Swart.” Bebernya.

“Lo udah bilang sama anak Swart?”

“Hehehe belum, Ray. Gue lupa.” Cengir Jenny. “Bilangin ya.”

Raya menghela nafas, “Nanti deh, kalian juga ikut.” Mereka mengangguk.

“Btw Vian dan kawan-kawan di mana?” Tanya Zai.

“Mereka ikut anak Swart bahas masalah Sparrow.” Jawab Raya.

“Ooooo.”

Disisi lain Vian dan kawan-kawan sedang berkumpul bersama Reza dan kawan-kawan. Mereka berdelapan sedang membahasa masalah anak Sparrow.

“Gue kemarin di ikutin sampai rumah anjay!” Ujar Nathan.

“Sama gue juga.” Saut Dio.

“Berarti kita di ikutin semua?” Tanya Kris.

“Mungkin.”

“Raya, Jenny, Billa, sama Zai di ikutin juga?” Tanya Aiden.

Vian menggeleng, “Enggak karena Gabriel Cuma suruh 8 orang buat ikutin kita satu-satu.” Jelasnya.

“Setiap hari kita harus waspada. Mereka itu licik. Gue gak yakin mereka bakal ngikutin Raya dan lainnya juga.” Ujar Reza setelah lama diam diri dan mendengarkan ucapan mereka.

“Btw gue kemarin kan keluar duluan terus gue ke warung Mpok Elak nah gue ga sengaja liat anak Sparrow dan bener kata Vian jumlahnya 8 orang. Gw herannya mereka gak ngapa-ngapain anak Wijayakusuma yang lewat di depannya dan mereka malah fokus ke kita semuanya yang baru keluar dari sekolah.” Ujar Al.

“gue kemarin juga liat mereka mau masuk ke area sekolah lewat gedung Rajawali dan ngerusak tanaman.” Ujar Agam.

Mereka pun diam dengan pikiran masing-masing setelah diberi tahu sebuah informasi. Menerka-nerka maksud dari itu semua.

“Fix mereka nargetin kita.” Celetuk Dio dan disetujui oleh Nathan.

“Bener.”

“Dan mereka nargetin anak Rajawali biar nanti di salahin terus kita musuhan tawuran berantem terus mereka nanti ngeroyok kita dan kita bisa dikalahkan.” Imbuh Al.

“Setuju. Mereka ngadu domba kita.” Ujar Kris.

“Tapi kenapa orang luar biasa tahu kalau gedung itu di tempat in anak Rajawali? Gedung itu aja areanya di belakang dan di belakang meskipun ada pagar tapi di kunci.” Kata Vian.

“Oh! Tadi pagi gue telat lewat belakang dan pagarnya kondisi udah ke buka dan gemboknya jatuh ke tanah.” Celetuk Nathan.

“Lo telat?” Tanya Al.

“Hehehe, tapi ketahuan sama tu anak.” Cengir Nathan sembari menunjuk Agam yang sedang menyenderkan kepala ke sofa dan memejamkan matanya.

“Ada orang dalam.” Ujar Reza.

“Tapi siapa?” Tanya Kris.

“Gue tau.” Reza tersenyum miring.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!