Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Eh, eh kamu mau ngapain Angga?"
"Tadi kata nya kamu mau aku jadi Ibu Peri?"
"Iya sih. Tapi nggak coba-coba untuk merias aku juga! Ini pernikahan aku sekali seumur hidup. Aku mau tampil memukau loh."
"Jadi, kamu nggak percaya ni sama Ibu Peri seperti aku?"
"Bukan nggak percaya sih. Cuma,,,"
"Udah, diam aja. Biarkan aku menjadi Ibu Peri beneran yang membuat mu cantik malam ini. Kamu tutup mata aja, ya. Kalau udah siap, nanti aku bilang."
"Tapi Angga,," Mawar benar-benar gugup.
Ia sampai menggigit kuku-kuku nya karena gugup. Tidak mungkin ia menunggu perias lain untuk datang. Tidak akan cukup waktu nya.
Ia serahkan masalah rias merias pada Angga. Ia sudah pasrah dengan apapun hasil nya. Mata nya ia tutup agar tidak melihat hasil riasan tersebut.
Bahkan sampai riasan itu selesai, Mawar sama sekali tidak ingin melihat ke arah cermin. Ia takut sekali jika sampai wajah nya menjadi aneh.
"Selesai deh. Kamu nggak mau lihat?"
"Nggak, kita udah telat Angga. Cepetan ganti baju."
Angga menyuruh asisten desainer untuk membantu Mawar berganti pakaian. Saat asisten itu masuk, ia begitu takjub dengan hasil riasan wajah Mawar.
Mawar pun melihat wajah terkejut asisten itu. Dalam hati nya ia bergumam sendiri. Akan ia buat babak belur jika Angga membuat wajah nya buruk.
Setelah memakai pakaian nya, Mawar pun sudah siap untuk menuju ke arah pelaminan. Saat ia sedang berjalan berdampingan dengan Angga, para wartawan mulai berdatangan.
Bukan hanya wartawan, semua tamu pun merasa terkejut dengan wajah sang pengantin wanita. Mawar begitu gugup sampai meremas gaun nya.
Akan tetapi, saat Mawar akan menunduk, ia mendengar salah satu tamu mengatakan hal aneh.
"Apakah Angga telah kembali? Lihat riasan itu, aku yakin sekali hanya Angga yang mampu melakukan nya."
Mawar kembali di buat bingung dengan perkataan para tamu. Mengapa mereka sampai tahu jika Angga yang merias Mawar.
"Pak Angga, apa anda sudah kembali? Saya yakin, calon istri bapak pasti bapak yang merias nya bukan?"
"Iya benar pak Angga. Kami yakin sekali pasti bapak yang merias ibu Mawar. Tapi, kemana perias lain? Mengapa anda yang malah merias istri anda?"
Baik Angga maupun Mawar hanya diam saja. Mereka malas meladeni para wartawan. Di undang salah. Tak di undang lebih lagi.
" Pak Angga, jika benar anda yang merias Ibu Mawar, berarti kalian sudah sekamar? Apakah tidak apa jika kalian belum menikah tapi malah berduaan di kamar hotel? Ya walaupun kalian akan menikah sih. Hanya saja, bukan kah kalian tidak sopan?"
Angga hanya tersenyum. Dan senyum sangat menawan. Ia pun begitu tampan. Tidak ada rambut panjang, karena ia memakai wig.
Tidak ada lipglos. Ia hanya memakai pelembab wajah dan sedikit bedak tabur agar wajah nya sedikit gkowing dan tidak mudah berminyak.
"Itu bukan urusan mu!" Ucap Angga pada wartawan tadi.
"Itu menjadi urusan kami semua. Apalagi kami berada di acara sakral hari ini. Padahal kalian akan menikah, tapi mengapa tidak sabar dulu."
"Kau sudah kelewatan ikut campur urusan ku." Ucap Angga menahan kesal.
Ya namanya juga wartawan. Kalau tidak membuat kita kesal, bukan wartawan namanya.
"Kami sudah menikah."
Ucapan Mawar membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Yang mereka tahu, pernikahan akan di laksanakan hari ini.
Bahkan Pak Budi semalam di jemput tiba-tiba dan langsung di bawa ke hotel. Angga berubah pikiran. Ia takut pernikahan itu gagal.
Nyonya Kantil dan Maharani bahkan tidak tahu rencana dadakan itu. Angga benar-benar luar biasa dalam berencana.
Dan Pak Budi pun, setelah pernikahan itu berlangsung, tidak di izinkan pulang oleh Angga. Ponsel nya pun di sita agar ia tidak memberitahu Nyonya Kantil.
Nyonya Kantil bahkan tidak peduli kalau suami nya belum pulang. Ia dan anak nya Maharani sibuk memilih-milih pakaian apa yang akan mereka kenakan nanti di acara tersebut.
"Ma. Kak Mawar pelit banget sih. Nikah sama orang paling kaya. Tapi, baju seragam malah nggak ada untuk kita.. Apa-apa an itu Kak Mawar."
"Kau benar nak. Lihat lah sekarang, kita bahkan kebingungan mau pakai baju apa. Hufh."
"Kamu nggak minta ke suami mu? Kemana aja pun dia itu. Apa udah lupa kalau punya istri. Nggak jelas banget jadi suami."
"Udah deh, Ma. Nggak usah bahas tentang laki-laki itu lagi. Biarkan aja dia pulang ke rumah keluarga nya. Rani lebih baik tinggal di sini aja bareng Mama dan Bapak."
"Mama sih terserah kamu. Asla kamu bahagia."
"Terima kasih Ma. Kalau nggaak ada Mama, Rani nggak tahu harus kemana. Punya suami pun kayak nggak punya."
"Sudah,, lupakan semua nya. Masih ada Mama di sini."
Di saat mereka sedang sibuk bercerita, Pak Budi telah hilang di bawa ke hotel untuk menjadi wali nikah Mawar.
Setelah itu, Pak Budi pun tidak pulang. Dan Nyonya Kantil baru sadar saat pagi hari suami nya tidak ada di kamar.
Nyonya Kantil pun semalaman tidur di kamar Maharani. Dan beliau sama sekali tidak peduli. Paling juga suami nya sudah duluan pergi.
Karena berapa kali pun ia menghubungi, Pak Budi tetap tidak mengangkat ponsel nya.
Bukan hanya para tamu undangan, Nyonya Kantil dan Maharani pun sampai terkejut saat tahu kabar tentang pernikahan rahasia antara Mawar dan Angga.
"Bagaimana mungkin kalian menikah diam-diam?" Tanya salah satu wartawan.
"Terus. Kami harus apa? Pernikahan itu hal yang sakral. Aku nggak mau terlalu banyak tamu yang datang. Jadi, nggak ada lagi pertanyaan bukan? Istri ku sudah lelah dari tadi berdiri."
Angga langsung menggendong Mawar. Mawar yang belum siap langsung saja terkejut. Jantung nya pun tidak bisa di ajak kompromi.
Para wartawan langsung tidak menyia-nyiakan momen itu. Angga dengan gagah nya langsung membawa Mawar ke atas pelaminan.
Sorak sorai para tamu undangan begitu membahana saat melihat pasangan yang sedang berbahagia itu.
Angga yang sangat tampan dan Mawar yang sangat cantik.
"Apa kamu tidak penasaran dengan riasan yang ada di wajah mu?"
"Tidak.."
"Bagaimana kalau jelek?"
"Awas saja kau Angga. Botak kau malam ini ku buat."
"" Eits, seorang istri nggak boleh gitu ke suami. "
"Salah suami nya yang duluan."
"Maka nya di lihat dulu baru komentar. Nih, aku bawa cermin. Apa kamu nggak mau lihat?"
Dengan ragu Mawar mengambil cermin dari tangan Angga. Antara penasaran dan takut jika riasan itu tidak sesuai dengan ekspektasi.
"Apaaaaaaaa! Aaaaaaa."
Bersambung.....