sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 13
Keira duduk di mejanya, menatap layar komputernya, tapi pikirannya melayang jauh. Semua yang terjadi dengan Reno akhir-akhir ini membuatnya lelah, bukan hanya fisik tapi juga mental. Pekerjaan yang biasanya menjadi pelariannya kini terasa begitu berat karena pikirannya terus dipenuhi oleh Reno dan kenapa ia masih bertahan dalam hubungan yang kerap menyakitinya.
Keira lalu teringat momen pertama kali bertemu dengan Reno, beberapa tahun lalu. Itu terjadi di sebuah acara teman kantor. Keira saat itu baru saja dipromosikan dan diundang ke sebuah pesta perayaan di kafe kecil. Di tengah keramaian, ketika ia merasa canggung berdiri sendirian di sudut, Reno muncul. Dengan senyum karismatik dan gaya yang sedikit nakal, dia memperkenalkan dirinya.
"Hey, kamu sendirian?" tanyanya dengan nada yang ringan namun penuh perhatian.
Keira yang saat itu jarang diperhatikan oleh pria, terutama yang sekarismatik Reno, merasa tertarik. Reno tampak berbeda dari pria-pria lain yang pernah ditemuinya ada sesuatu dalam caranya berbicara dan menatap yang membuatnya merasa istimewa. Mereka mengobrol lama malam itu, dan Keira merasakan ada koneksi yang kuat. Reno dengan mudah membuatnya tertawa, merasa nyaman, dan dalam sekejap, ia berhasil mencuri hati Keira.
Beberapa minggu setelah itu, Reno mulai sering menghubunginya. Mereka pergi makan malam bersama, menghabiskan waktu hingga larut malam berbincang tentang hidup dan mimpi. Reno tampak begitu memahami Keira, selalu ada saat ia butuh, dan memberikan perhatian yang selama ini tak pernah ia dapatkan dari orang lain. Keira jatuh cinta pada cara Reno membuatnya merasa spesial. Ia merasa seperti menjadi prioritas utama Reno.
Namun, tak lama setelah hubungan mereka mulai serius, Keira menyadari ada sisi lain dari Reno yang gelap. Reno mulai meminta uang untuk keperluan-keperluan kecil, yang lama kelamaan semakin sering. Meski ia merasa sedikit terganggu, Keira tetap bertahan. Ia terus meyakini bahwa Reno hanya sedang melalui masa sulit dan bahwa semuanya akan membaik.
Keira mencintai Reno bukan hanya karena kenangan manis itu, tapi juga karena ia merasa memiliki ikatan emosional yang dalam dengannya. Reno adalah pria pertama yang membuatnya merasa tak sendirian, yang mendengarkan segala ceritanya tanpa menghakimi. Dia takut kehilangan perasaan itu takut kembali merasa sendiri dan tak dihargai jika Reno pergi. Mungkin itu juga alasannya mengapa Keira selalu memaafkan Reno, meskipun hatinya mulai lelah.
Ia menatap layar komputernya sekali lagi, lalu menutup matanya sejenak. Mengingat kenangan indah dengan Reno membuatnya tersenyum, tapi juga menyesakkan hati. Entah sampai kapan ia bisa bertahan dalam hubungan yang terasa semakin berat ini.
Setelah mengingat kembali momen-momen awal bersama Reno, Keira menarik napas panjang dan memutuskan untuk kembali fokus pada pekerjaannya. Ia tahu tenggat waktu yang harus dipenuhi, dan meskipun pikirannya masih sedikit terganggu, ia tak ingin performanya di kantor menurun.
Keira membuka dokumen yang sudah menumpuk di mejanya, mencoba mengalihkan perhatiannya sepenuhnya ke laporan yang harus ia selesaikan. Ia mengetik dengan cepat, meneliti setiap detail dengan cermat. Suara keyboard yang terketik terus-menerus sedikit membantu meredakan pikirannya yang berkecamuk. Ia mengingat pentingnya pekerjaannya, karier yang selama ini ia bangun dengan susah payah. Dalam hal ini, ia tak ingin ada yang menghalangi kesuksesannya, termasuk masalah dengan Reno.
Namun, di sela-sela kerjaannya, pesan dari Reno muncul lagi di layar ponselnya. Pesan singkat dan sederhana, tapi cukup mengganggu konsentrasinya "Ra, udah transfer kan? Gue masih nunggu nih."
Keira merasakan hatinya kembali tertekan. Ia sudah mengirimkan uang yang diminta Reno tadi, tapi sekarang ia mulai mempertanyakan itu. Ia menggelengkan kepala, mencoba membuang pikiran tentang Reno sejenak. Ia memutuskan untuk tidak membalas pesan tersebut dan melanjutkan pekerjaannya, berharap bisa menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cepat.
Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit Keira berhasil menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan. Angka-angka dan laporan berhasil mengisi ruang di pikirannya yang sebelumnya dipenuhi dengan kecemasan tentang Reno. Ia tahu, pada akhirnya, pekerjaan adalah salah satu hal yang selalu bisa ia kendalikan. Sementara urusan dengan Reno, entah kapan ia akan menemukan kejelasan.