Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepertinya aku sudah gila
Griffin menatap aneh veroya yang duduk di sampingnya. Perasaan tak enaknya itu terbukti dengan keinginan Veroya yang menjadikannya kambing hitam untuk melarikan diri dari tawaran pernikahan dari keluarga kerajaan Belgia yang datang padanya.
Untuk ukuran Veroya yang tidak bisa dikatakan pandai, idenya ini cerdik juga. Secara Griffin memiliki semua syarat-syarat untuk disandingkan dengan pangeran dari kerajaan Belgia itu. Dan barang pasti, kedua orang tua Veroya akan langsung setuju mengingat hubungan kedua keluarga yang memang sudah dekat sejak dahulu kala.
" Kau mabuk, ya? " Veroya memutar bola matanya.
" Aku hanya meminum setengah botol saja, sisanya kau yang menghabiskan jadi bagaimana bisa kau bertanya apakah aku mabuk? Jangan-jangan disini kau lah yang mabuk. " ujar Veroya sewot.
" Lalu kenapa kau bicara omong kosong seperti itu. Jelas kau tahu kita berdua sangat tidak cocok. " Veroya berdecak.
Yang membuat keduanya terlihat tidak cocok sebenarnya hanya karena perlakuan Griffin yang terlihat anti sekali di dekat Veroya. Alasan Griffin karena Veroya itu tidak pandai, padahal tidak begitu juga. Buktinya saat ini mereka berdua bisa duduk bersama tanpa adanya perdebatan seperti sebelum-sebelumnya.
Padahal tanpa Veroya ketahui, sebenarnya Griffin sejak tadi sudah menahan dirinya sekuat tenaga untuk tidak mengatai Veroya seperti kebiasaannya. Melihat Veroya yang sedang dilema, membuat Griffin iba. Bagaimana pun juga, Veroya itu adalah adik dari sahabat baiknya sekaligus sahabat dari Fayre, kakak kembarnya.
Griffin jelas tidak mau jika nanti, Fayre menyalahkan dirinya jika mendapati Griffin yang abai ketika melihat Veroya yang berada di club malam dan tengah mabuk. Bahaya jika ada pria mesum yang mengganggu Veroya. Meski minus di bagian otaknya, tapi Griffin akui jika Veroya ini memiliki paras yang cantik dan juga memiliki bentuk tubuh yang menggoda.
" Ini bukan omong kosong, King.. " Veroya membantah.
" Aku dengar-dengar, kau berencana untuk kembali membesarkan nama Cassano. Bukankah dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku, jalan mu untuk mewujudkan hal itu akan semakin mudah. " tidak Griffin sangka jika Veroya bisa berpikir ke arah sana. Dia jadi sedikit tertarik dengan pembahasan ini.
" Aku memiliki bibit, bebet dan bobot yang baik. Latar belakang keluarga ku juga bagus, Vogt adalah keluarga bangsawan Jerman dan termasuk dalam keluarga Old Money. Paras ku cantik dan image ku di masyarakat sangat positif.. Apa kurangnya coba? " ujar Veroya membanggakan dirinya.
" Minus di otak, Ve.. " Veroya melirik sinis.
" Sudah aku katakan berulang kali, aku itu pintar, King. Hanya saja sedikit lambat jika berpikir. " Griffin gantian memutar bola matanya malas. Mana ada pintar tapi lambat dalam berpikir.
" Cari saja orang lain. Aku sama sekali tidak tertarik dengan usulan mu itu. Bagi ku sebuah pernikahan itu sakral. Jadi aku tidak membenarkan tujuan pernikahan yang didasari sebuah bisnis. " Griffin menolak dengan tegas, membuat Veroya kecewa.
" Aku antar kau pulang sekarang !! "
Meski kesal dengan keputusan Griffin, tapi Veroya tidak menolak saat Griffin menawarinya tumpangan. Kapan lagi dirinya bisa berada satu mobil dengan Griffin. Jika ada kesempatan seperti ini, tentu saja Veroya tidak akan menolak. Meski sikap Griffin terkesan dingin padanya dan mulutnya itu sangat tajam, tapi Veroya tetap mencintai pria ini.
Ya...
Sebuah perasaan cinta yang bertepuk sebelah tangan dan Veroya telah menjalaninya selama hampir seumur hidupnya. Cinta pada pandangan pertama, cinta monyetnya, nyatanya bertahan meski waktu telah berlalu dan jarak yang terbentang di antara mereka.
*
*
*
Waktu yang ditentukan untuk acara makan malam dengan keluarga kerajaan Belgia yang disini diwakili oleh pangeran Delmian sudah semakin dekat. Tak terasa, acara akan berlangsung besok dan Veroya masih belum mendapatkan jalan keluar untuk menolak tawaran pernikahan ini.
Jika hanya menolak dengan alasan belum siap menikah, Veroya yakin jika nanti keluarga kerajaan Belgia akan menyarankan jika dirinya dan pangeran Delmian bertunangan terlebih dahulu. Apabila itu terjadi, sama saja dengan Veroya yang tidak akan bisa menolak karena sudah terikat dengan pangeran Theodore.
Bukan tanpa sebab veroya menolak tawaran yang menggiurkan ini sedangkan jika wanita lain yang mendapatkan tawaran ini pastilah langsung mereka terima. Veroya pernah memiliki teman sesama model yang pernah terlibat skandal dengan pangeran Delmian. Dari temannya inilah, Veroya tahu jika pangeran Delmian adalah seorang cassanova.
Pangeran Delmian tidak bisa hidup dan bertahan dengan satu wanita saja. Tidak juga menyukai sebuah hubungan yang rumit dan mengikat seperti pernikahan. Lalu seorang pria yang memiliki kelakuan dan pola pikir seperti itu melamar dirinya, pantas saja kan jika Veroya menolak.
Dia tidak ingin mengadaikan kebahagiaannya pada seorang pria yang jelas-jelas hanya akan menjadi sumber rasa sakit untuknya. Veroya anti memiliki atau terlibat dengan hubungan toxic seperti itu. Terlalu sayang jika dirinya berakhir menjadi wanita yang tersakiti.
" Jika tidak ada yang bisa aku mintai tolong, terpaksa aku akan meminta tolong pada orang itu saja. Aku yakin dia pasti mau menolong ku. " gumam Veroya sembari memainkan ponsel di tangannya hendak menghubungi seseorang yang pastinya mampu membawanya keluar dari situasi ini.
" Ck... Lagian kenapa King itu sok jual mahal sekali sih. Pakai acara menolak lagi, padahal aku sudah membuang harga diri ku untuk mengajaknya saat itu. " gerutu Veroya kesal ketika mengingat penolakan Griffin.
" Mengaku jenius, tapi tidak bisa membaca peluang yang ada.. Jenius darimananya coba? "
Akhirnya jalan alternatif terakhir dipilih oleh Veroya. Dia langsung menghubungi seseorang yang pastinya akan dengan senang hati membantunya. Toh selama ini memang orang inilah yang selalu menjadi penyelamatnya.
Andai kata Veroya bertemu orang ini terlebih dahulu dibanding Griffin, sudah barang pasti Veroya akan jatuh cinta pada orang ini alih-alih pada Griffin yang menyebalkan itu. Orang ini tak kalah tampan dan kaya, bahkan kepribadiannya yang lembut selalu membuat Veroya merasa jika dia begitu disayangi.
*
*
*
Setelah pertemuannya dengan Veroya malam itu di club malam, keesokan harinya Griffin langsung kembali terbang ke Milan. Urusannya memang sudah selesai, dan malam itu dirinya sengaja pergi ke club untuk melepaskan penat dan lelah karena pekerjaannya. Siapa sangka dirinya bertemu dengan Veroya dan obrolan mereka malam itu terus terngiang di kepalanya.
Bohong jika Griffin tidak tertarik usulan gila dari Veroya. Usulan itu memang sangat menggiurkan apalagi jika berhubungan dengan niatnya untuk mengembalikan nama besar keluarga Cassano. dari semua wanita pilihan, Veroya berada di posisi tertinggi. Tapi yang menjadi kendalanya disini adalah bayangan Griffin tentang bagaimana pernikahannya dengan Veroya nanti.
Veroya itu gadis yang manja, ceroboh, susah diatur dan menyebalkan. Belum lagi cerewet dan tidak tahu malu. Selama ini jika keduanya bertemu, selalu saja terjadi perdebatan yang berujung pada pertengkaran. Jika keduanya menikah, hal ini akan dialami oleh Griffin sepanjang hari. Membayangkannya saja, Griffin ngeri sendiri.
" Hiiiii... Bisa cepat mati aku kalau bersamanya. " gumam Griffin bergidik ngeri.
" Siapa yang cepat mati? " Griffin terkejut mendapatkan kunjungan mendadak dari salah satu sepupunya.
" Kapan kau datang? " tanya Griffin basa basi.
" Sejak kau bergumam sendiri. Apa ada masalah? " Griffin menggeleng. Malas membahas apa yang tengah dia pikirkan.
" Ada apa kau tiba-tiba datang kemari? Tidak biasanya. " Griffin membetulkan posisi duduknya siap mendengarkan maksud kedatangan sepupunya ini
" Apa kau tahu kalau Ve mendapatkan lamaran dari salah satu keluarga kerajaan? " Griffin terkejut, tapi sedetik kemudian dia mengangguk.
" Jika kau mengetahuinya, lalu kenapa dia meminta tolong pada ku untuk datang dan mengaku sebagai kekasihnya untuk menggagalkan lamaran itu? " tanya sepupu Griffin heran.
Griffin mengendikkan bahunya, " Entahlah. " jawabnya malas.
" Kau atau aku yang datang? Karena jika aku yang datang pastinya untuk kelanjutannya paman dan bibi pasti meminta aku segera menikahi Ve.. Kau sungguh tidak apa tentang hal itu? "
Degh....
Jantung Griffin terasa perih seperti tertusuk sebuah pisau. Entah kenapa ucapan sepupunya tentang pernikahan yang bisa saja terjadi antara sepupunya itu dengan Veroya, membuat dirinya merasakan sakit yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Griffin tidak suka mendengar hal itu, tapi apa alasan ketidaksukaannya, sama sekali dirinya tidak menemukan alasan untuk hal itu.
' Kenapa dengan diri ku? Sepertinya aku sudah gila..' batinnya.