ALANA SALVATORE 27 tahun, gadis yang memiliki kecantikan paripurna. Alana di kenal sebagai wanita yang sulit karena sering kali bersikap arogan, egois dan maunya sendiri.
Namun ia memiliki karir cemerlang di bidang seni. Alana seorang sutradara yang bertangan dingin. Sudah puluhan film dan iklan yang sukses terlahir dari tangannya. Meskipun Alana sering bertindak semaunya namun masih banyak perusahaan film maupun perusahaan advertising untuk bekerjasama dengan wanita keras kepala itu. Sehingga namanya terus melambung karena prestasi yang ia miliki.
LUCA BARZINI CORLEONE 32 tahun, laki-laki mapan keras kepala dan arogan. Laki-laki dingin itu memiliki segalanya. Terlahir dari keluarga kaya dan memiliki perusahaan berskala besar, saat ini bertunangan dengan adik tiri Alana yang bernama Laura Mancini 24 tahun yang berprofesi sebagai artis terkenal karena keberaniannya dalam berpose bu*il dan beradegan panas di setiap perannya.
Di hari pernikahan Luca dan Laura, ayah Alana meminta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERUSIR DAN KEMARAHAN ANTOINETTE
Sejak dari dalam mobil Antoinette melihat Luca mencium Alana. Dan yang membuat wanita itu emosi, bukannya menolak Alana bahkan memeluk pinggang Luca.
Ketika melihat kedatangan Antoinette, Luca tidak perduli begitu pun Alana yang mengikuti langkah kaki Luca menuju mobil.
"Luca, apa yang kau lakukan pada putri ku...kau akan menyesali nya", teriak Antoinette. Wanita itu nampak begitu kesal dan marah.
Apalagi wartawan malah merekam semua yang dilakukannya. "Kenapa kalian merekam ku, berikan kamera kalian atau kalau tidak aku akan menuntut kalian semuanya", hardik Antoinette.
Setelah puas mendapatkan berita yang sedang hangat-hangatnya itu, para kuli tinta pergi dengan sendirinya.
*
"Kau bodoh sekali Laura kenapa kau dan teman-teman mu yang tidak berguna ini malah melakukan konferensi pers. Kau tahu siapa yang kau hadapi itu Luca Barzini Corleone. Seharusnya kau mendengarkan mommy, Laura", ketus Antoinette kesal.
"Kau merusak semuanya. Kapan otak mu itu pintar Laura. Kau bodoh seperti Mancini ayah mu!".
Laura dan teman-temannya terdiam, mendengar luapan amarah Antoinette.
"Bagaimana dengan karir ku, mom. Aku pastikan akan membalas Alana, lihat saja nanti".
"Dengan apa? Kau membalasnya dengan apa Lau? Apa kalian tidak melihat bagaimana Luca sangat melindungi gadis itu", jawab Antoinette yang membuat Laura dan teman-temannya terdiam.
"Cibitta...kau urus karir putriku. Bagaimana caranya buat dia berada di atas lagi, kau harus bertanggung jawab!".
"Kalian semua harus pergi dari mansion ini, sekarang juga! Suara laki-laki menghentakkan semuanya. Matte dan pengacara Luigi sudah berada di ruangan tamu bersama lima orang laki-laki bertubuh kekar.
"Apa maksud mu hah?", jawab Antoinette menatap tajam Matte.
"Seperti yang anda dengan, nyonya tuan Luca pemilik mansion ini meminta kau dan putri mu keluar dari mansion ini sekarang juga. Jika kalian bersikeras maka orang-orang tuan Luca akan mengusir paksa kalian semua", tegas Matte membalas tatapan nanar Antoinette.
"Oh ya...? Hem, Matte bisakah kita bicara berdua saja?", bisik Laura mendekati telinga Matte, berusaha merayu laki-laki tampan itu.
"Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi!", seru Matte. Kedua netra hitam legam miliknya menghunus tajam.
"Adriano bawa mereka semuanya keluar. Jika ada yang mempersulit kerja kalian, seret saja dengan paksa!", perintah Matte dengan tegas, tak kalah tegasnya seperti Luca.
"Kau itu laki-laki bodoh, kau yang lelah bekerja seperti ini sementara Luca dan la*ur itu pergi bersenang-senang", ujar Antoinette memprovokasi Matte.
Namun Matte tidak memperdulikan ibu dan anak itu.
*
Alana lebih banyak mengalihkan perhatiannya ke luar jendela mobil yang melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Milan yang saat ini turun hujan gerimis.
Luca menutup sekat mobil agar memiliki privacy. "Besok datanglah ke kantor ku, kita meeting mengenai proyek film yang kau kerjakan", ucap Luca membuka kebuntuan komunikasi antara ia dan Alana. Sejak naik mobil tadi Alana lebih banyak diam dan menatap keluar.
"Lana...?"
"Kau membuat ku semakin dalam masalah, Luca. Bisa-bisanya kau mencium seperti tadi di hadapan wartawan", protes Alana tidak suka.
Terlihat Luca menghembuskan nafasnya dalam-dalam. "Kau tidak dengar perkataan Laura tadi, mengatakan aku tidak akan pernah mencintai mu dan menikah. Tahu apa dia tentang diri ku".
"Tapi tidak seperti itu juga. Kau bisa menjawabnya kan, kenapa harus mencium ku", balas Alana dengan kesal sambil kembali menatap keluar jendela.
"Biar lebih meyakinkan saja. Bukankah lebih baik memperlihatkannya secara langsung", jawab Luca menggoda Alana yang terlihat cemberut.
Mobil yang di kendarai sopir Luca memasuki area hotel mewah. Kita sudah sampai di hotel tempat mu menginap", ujar Luca.
"Selamat sore tuan Luca, kamar tuan sudah siap", ucap seorang petugas hotel dengan ramah"
Luca langsung mengajak Alana masuk ke lift khusus.
Namun sebelum masuk lift Alana menghentikan Luca. "Apa maksudnya kamar mu?", tanya Alana dengan menyipitkan matanya menatap penuh selidik.
"Kau akan menginap di kamar ku selama di Milan. Agar kau mudah meeting dengan ku besok. Perusahaan ku tepat di gedung sebelah bukankah kau sudah ke sana waktu itu?"
"No no...aku tidak mau tidur di kamar mu, apa-apaan kau ini. Aku akan memesan kamar lainnya", tegas Alana membalikkan badannya. Namun Luca menarik tangan Alana dan mendorong tubuh gadis itu masuk ke lift yang sudah terbuka.
"Luca...kau ini apa-apaan. Aku tidak akan tidur berdua dengan mu. Aku tidak akan pernah mengulangi kesalahan ku. Aku bukan ja*ang seperti yang biasa kau sewa", tegas Alana menatap tajam Luca yang terlihat santai-santai saja.
"Kita sudah sampai", ucap Luca menarik tangan Alana. Alana melihat sekitarnya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, seperti sedang berada di rumah sendiri karena ada taman dengan bunga-bunga violet yang sedang bermekaran sangat indah. Ada air mancur juga dan kursi taman.
Alana tidak tahu Luca mengajaknya di mana sekarang. Ia juga tidak memperhatikan mereka sedang berada di lantai berapa sekarang.
"Luc, indah sekali. Tempat apa ini?", tanya Alana sambil duduk di kursi taman.
"Nanti saja duduk-duduk di situ, Lana. Sekarang kita masuk dulu aku akan mengenalkan mu dengan pelayan yang akan bersama mu".
"Alana tidak mengerti maksud Luca, tapi gadis itu tidak mau mendebatnya. Alana mengikuti Luca masuk ke dalam.
"Luc, hotel ini milik mu?", tanya Alana menatap Luca yang baru saja memerintahkan pelayan membawa tas Alana ke kamar tamu.
"Hem.."
"Kita tidak berdua saja tidur di sini. Ada bibi Siena juga tinggal di sini. Kau tidur di kamar tamu. Sementara akau tidur di kamarku", ucap Luca menjelaskan.
Alana menganggukkan kepalanya. Mengerti. "Iya luc..."
...***...
Selanjutnya pengen seperti apa? Lanjut di kolom komentar ❤️