mengisahkan tentang seorang gadis bernama Safira, di malam dia bekerja di sebuah hotel, mahkotanya di renggut oleh laki laki yang tidak dia kenal. bukan itu saja penderitaan nya, dia usir oleh ibu dan saudara tirinya, bahkan bayi yang baru saja dia lahirkan diambil oleh Nadira saudara kembarnya, mereka membuang Safira di pinggir hutan.
Safira kembali ke kota menjadi seorang guru bagi sang pura, akankah Fira tahu kalau anak laki yang sering menyendiri adalah putranya, bagaimana dia bisa menemukan putranya dan menyelamatkan putranya, dari Nadira yang sudah mengaku sebagai ibunya selama ini.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggal kan jejak positif, bagi yang tidak suka, skip saja, hargailah karya orang lain. 💕💕💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan yang terungkap
Maria sampai di samping motornya, tapi dia kaget melihat kedua ban motornya kempes semua. " Lho kok kempes," gumam Maria, dia mukanya menjadi masam dan lesu.
Dari kejauhan Rayhan meminta Jojo untuk beraksi. "Sekarang Jojo dekati Bu Maria dan tawarkan tumpangan pada beliau, nanti papa yang bakal terusin," bisik Ray pada Jojo.
Bocah ganteng tersebut mengangguk setuju dan dia berlari kecil menuju ke tempat Maria berdiri. " Kenapa bu? kok belum pulang juga!" tanya Jojo.
"Eh Jojo, kamu kok belum pulang juga?" Bukannya menjawab, Maria malah balik bertanya.
" Ih Bu Maria gak asyik di tanya malah balik nanya!" jawab Jojo dengan kesal.
Maria berjongkok di depan Jojo dan mengacak rambutnya dengan gemes.
" Maafkan ibu ya sayang, ini ban motor ibu kempes," jawab Maria.
"Pa, Bu Maria bannya kempes!" panggil Jojo kepada Rayhan. Bocah itu sungguh pandai berakting seolah-olah dia tidak tahu apa-apa.
Rayhan langsung mendekati mereka.
" Bannya kempes kok bisa? apakah terkena paku bu?" tanya Ray. Sambil memeriksa ban motor Maria.
"Wah bu, dua-duanya kempes semua ternyata, lebih baik ibu pulang bersama kita saja, biar nanti pak Mayar yang bawa motor ibu ke bengkel." Rayhan menawarkan tumpangan terhadap Maria.
Maria mencoba mengelak, tapi Rayhan dan Jojo tetap memaksa Maria untuk ikut bersama mereka.
"Memang Bu Maria yakin mau menuntut motornya ke bengkel sendirian? atau sampai rumah, di daerah sini sepertinya tidak ada bengkel deh coba ibu tanya paka Mayar itu!" Rayhan memanggil P Mayar dan memastikan kebenaran omongannya.
Pak Mayar yang sudah di setting itu mengiyakan serta menambah keterangan Rayhan.
Rayhan membawa tas Maria yang sudah ada di motornya dan membawanya masuk ke dalam mobil. Akhirnya Maria mengikuti saran mereka dan pulang bersama Rayhan.
Bukannya langsung diantarkan ke rumah, tapi Ray mengajak mereka ke sebuah restoran keluarga, dimana restoran tersebut favorit Ray dan Fira dulu.
Pandangan Maria tertuju pada restoran di depannya itu, sewaktu hamil Jojo dia sering banget meminta untuk makan disana. Mata Maria berkaca-kaca mengingat moment tersebut.
" Tempat ini adalah tempat favorit kami bu, dulu sewaktu istri saya hamil Jojo, hampir setiap siang dia selalu mengajak Makan disini, tapi hanya dia yang makan sedangkan saya menikmati hasil masakannya." Rayhan tersenyum tipis, dia memang sengaja mengingatkan Maria alias Fira tempat dimana mereka mengukir moment indah.
Maria hanya diam seribu bahasa, dia tidak berani menjawab apapun juga, saat ini dia sudah gugup dan gemetar.
Rayhan membawa Istri dan anaknya ke meja yang sudah dia pesan sebelumnya, tempat tersebut sama persis dengan kenangan mereka dulu.
Pelayan datang membawa menu, dan secara kompak ketiga orang tersebut menyebutkan menu yang sama, sehingga semua terkirim sendiri.
"Wah, kompak sekali," ucap Pelayan.
Setelah dari restoran Jojo mengajak mereka ke sebuah tanah lapang, dia ingin sekali menerbangkan layang- layang. Ini adalah moment yang pas, mumpung Papanya banyak waktu hari ini serta mendekatkan Papa dan gurunya tersebut.
Rayhan membeli dua buah layangan yang sudah lengkap dengan senarnya, Rayhan membantu Jojo menerbangkan layangannya, setelah itu dia membantu Maria.
Tangan besar Ray memegang lembut tangan Maria yang sudah panas dingin, lelaki tersebut tersenyum tipis, dia mengarahkan cara menerbangkan layangan itu. Rayhan enggan melepas tangan itu, bahkan ingin sekali Ray memeluk wanita yang tepat berada di depannya itu.
Dengan ragu tangan kiri Ray memegang pinggang Maria, serta tangan satunya masih sibuk memegang senar.
Maria kaget dan senar layangan itu terlepas, Rayhan juga kaget, dia berusaha menarik senar yang lepas itu, tapi angin berhembus kencang. Layang-layang itu terlepas dan terbang tinggi.
Hijab instant Maria juga ikutan terbang, akan tetapi ujungnya nyangkut di kancing hem Rayhan. Saat akan melepaskan Hijab tersebut Ray melihat Sebuah kalung terjatuh dari tubuh Maria.
Ray memperhatikan kalung itu. Maria buru-buru mengambilnya, namun tangan Ray lebih dulu mengambil kalung tersebut, sementara benang jilbab itu masih tersangkut di kancing kemeja tersebut.
Rambut Maria kini terlihat jelas, tapi bukan itu yang membuat Ray tertarik, dia kaget melihat kalung bintang milik Fira ada di tubuh Maria. Ray semakin yakin jika Maria adalah Fira, istri yang selama ini dia rindukan.
" Siapa kamu?" tanya Rayhan. Ryan memegang lengan Maria dengan erat.
" A- aku..." Maria gugup dan menunduk diam.
"Katakan siapa kamu sebenarnya? dimana kau dapatkan kalung ini?" Rayhan menekankan kata kalung pada Maria.
Airmata luruh seketika saat itu, dia tidak bisa berkata apa-apa saat berhadapan dengan Ray. Sama halnya dengan Ray, air mata laki-laki berkharisma itu luruh seketika.
Rayhan menarik tubuh Maria kedalam pelukannya, dia memeluk erat tubuh itu, demikian juga dengan Maria, dia membalas pelukan Suami yang sudah empat tahun dia tinggalkan, karena suatu hal.
Rayhan mencium pucuk rambut Maria yang masih belum tertutup hijabnya tadi. " Maafkan aku, aku adalah suami yang bodoh, bahkan tidak bisa melindungi istrinya sendiri." Rayhan kembali merengkuh Tubuh Maria.
keduanya larut dengan suasana tersebut, mereka lupa ada ank kecil yang memperhatikan adegan tersebut.
Jojo yang tadinya sibuk Menerbangkan layang-layang kecilnya, melepaskan senar atau benangnya, dia menyaksikan papanya yang memeluk erat Guru barunya, bahkan mereka sama-sama menangis.
Jojo merasa heran dan juga penasaran. "Kenapa papa dan bu Maria menangis?" tanya Jojo pada dirinya sendiri, sehingga dia menggaruk kepalanya sendiri.
Jojo mendekati keduanya.
"Pa, Bu Maria, kenapa kalian berpelukan sambil menangis?" tanya Jojo.
Kedua pasangan itu sadar akan keberadaan jojo, Maria langsung melepaskan diri dan menghapus Air matanya, dia lalu berjongkok dan memeluk erat tubuh Jojo. Maria kembali menangis tersedu, ini adalah pertama kalinya dia memeluk Jojo sebagai putra kandungnya, bukan Sebagai guru dan murid.
"Jo, maafkan mama sayang, mama tidak bisa berbuat apa-apa. Mama sangat merindukan kamu hiks hiks hiks." Maria masih menangis.
Ternyata ikatan batin ketiganya sangat kuat, Jojo yang belum pernah bertemu dengannya saja, langsung bisa merasakan ikatan itu.
Jojo masih diam saja, dia bingung kenapa bu guru tersebut, seperti ini. Jojo melhat ke arah Ray yang berdiri di belakang Maria.
" Ih kenapa sih kalian? Pa jangan buat Jojo penasaran deh, kenapa kalian menangis, apa yang papa katakan pada Bu Maria, lihat dia sampai menangis seperti itu!" tanya Jojo dengan muka polosnya
