NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Ummi

Jodoh Jalur Ummi

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Aku di kenal sebagai gadis tomboy di lingkunganku. Dengan penampilanku yang tidak ada feminimnya dan hobby ku layaknya seperti hobby para lelaki. Teman-teman ku juga kebanyakan lelaki. Aku tak banyak memiliki teman wanita. Hingga sering kali aku di anggap penyuka sesama jenis. Namun aku tidak perduli, semua itu hanya asumsi mereka, yang pasti aku wanita normal pada umumnya.

Dimana suatu hari aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya, kami bertemu dalam suatu acara tanpa sengaja dan mengharuskan aku mengantarkannya untuk pulang. Dari pertemuan itu aku semakin dekat dengannya dan menganggap dia sebagai ibuku, apalagi aku tak lagi memiliki seorang ibu. Namun siapa sangka, dia berniat menjodohkan ku dengan putranya yang ternyata satu kampus dengan ku, dan kami beberapa kali bertemu namun tak banyak bicara.

Bagaimana kisah hidupku? yuk ikuti perjalanan hidupku.

Note: hanya karangan author ya, mohon dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33: Harmoni dalam Kekonyolan dan Kedamaian

Akhir-akhir ini, hidupku terasa lebih ringan. Setelah bertahun-tahun hidup dalam tekanan, kini Galaksi menjadi pelangi di hari-hariku. Tingkah konyol suamiku yang selalu di luar dugaan membuat Aku perlahan membuka diri terhadap kebahagiaan.

Setelah selesai menutup kafe, Aku duduk santai di salah satu kursi, menyeruput teh hangat favoritku. Aku membiarkan pikiranku melayang, mengenang kejadian-kejadian lucu yang sering dilakukan Galaksi belakangan ini.

“Apa lagi ya yang bakal dia lakukan?” gumamku sambil tersenyum kecil.

Tak lama, pintu kafe terbuka dengan suara gemerincing bel. Galaksi muncul dengan senyum lebarnya yang khas. Tangan kirinya membawa kantong besar, sementara tangan kanannya sibuk melambai dramatis.

“Selamat sore, nona pemilik kafe paling cantik di seluruh jagat raya!” serunya sambil berjalan mendekatiku.

Aku mengangkat alis, menahan tawa. “Apa lagi ini, Kak? Jangan bilang kamu bawa sesuatu yang aneh-aneh lagi.”

“Tenang, kali ini beda,” jawab Galaksi penuh percaya diri. Ia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, sebuah kostum badut lengkap dengan hidung merah.

“Kak...” Aku menatap kostum itu dengan ekspresi setengah geli, setengah heran. “Kamu nggak serius, kan?”

“Serius dong. Demi bikin kamu ketawa, aku rela jadi badut!” balas Galaksi sambil mulai mengenakan kostumnya.

“Di sini? Di kafe? Kamu nggak malu?”

“Malu itu urusan belakangan, yang penting kamu bahagia,” katanya sambil memasang hidung merahnya.

Aku menggelengkan kepala, tapi sudut bibirku sudah terangkat. Begitu Galaksi selesai memakai kostum, ia mulai menari-nari dengan gerakan yang konyol.

“Senjaaaa, lihat aku! Aku badut spesial buat kamu!” serunya sambil melompat-lompat kecil.

Aku tidak bisa menahan tawa lebih lama. Aku tertawa hingga tubuhku terguncang. “Kak, udah, cukup! Aku nggak bisa napas gara-gara ketawa.”

“Belum! Ini baru pemanasan!” Galaksi mendekatiku, lalu mulai bernyanyi dengan suara yang sengaja dibuat sumbang. “Senjaaaa, oh Senjaaa, kamu itu paling cantik di matakuuuuu...”

“Udah, Kak! Aku nyerah!” seruku sambil memegangi perutku yang sakit karena tertawa terlalu keras. Hadi dan kedua karyawan ku ikut tertawa ngakak melihat kelakuan konyol Galaksi. Namun Galaksi tak perduli.

Galaksi melepas kostumnya dan duduk di sampingku, menatap aku dengan senyum penuh kemenangan. “Lihat? Ketawa kamu itu mahal banget. Kalau aku harus jadi badut tiap hari buat dapetin itu, aku rela.”

Aku menunduk, menyembunyikan rona merah di pipiku. “Kamu itu aneh banget, Kak.”

“Tapi kamu suka, kan?” goda Galaksi, mengangkat alis.

Aku mendengus pelan, tapi aku tahu, Galaksi benar. Kekonyolan suamiku adalah salah satu hal yang aku syukuri, meski aku enggan mengakuinya.

Sisi Lain yang Tak Terduga

Malamnya, setelah kembali ke rumah, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di ruang kecil apartment kami setelah membersihkan diri. Di ruang itu, aku merasa tenang, terutama ketika membuka Al-Qur'an dan mulai mengaji.

Aku melantunkan ayat-ayat suci dengan suara lembut. Meski aku dikenal tomboy, aku selalu menjaga kebiasaan ini sejak kecil. Suaraku, kata orang yang pernah mendengar aku mengaji begitu merdu, mengalir seperti air yang menyejukkan jiwa.

Di balik pintu, Galaksi berdiri diam. Ia tidak bermaksud mengintip, tetapi suaraku menarik perhatiannya. Tanpa disadari, ia tersenyum mendengar lantunan itu.

Setelah beberapa saat, ia mengetuk pintu perlahan. “Boleh aku masuk?” tanyanya dengan nada lembut.

Aku menoleh, sedikit terkejut. “Kak? Kenapa nggak bilang kalau mau masuk?”

Galaksi mendekat, duduk di sampingku. “Aku nggak mau ganggu. Suara kamu bagus banget. Serius, kenapa kamu nggak pernah bilang kalau kamu sehebat ini?”

“Hebat apanya? Aku cuma ngaji biasa.” Aku menunduk, merasa malu.

Galaksi tersenyum kecil. Ia mengambil Al-Qur'an dari rak dan membukanya. “Boleh aku ikut?”

Aku mengangguk. “Kamu bisa ngaji juga?” candaku, tentu saja suamiku bisa mengaji. Suamiku kan anak seorang almarhum ustadz, pasti sudah di ajarkan sejak kecil oleh almarhum ayah mertuaku dan juga ibu mertuaku yang memang taat dengan agama.

“Ya iyalah,” jawab Galaksi sambil tertawa kecil. “Abi dulu ustadz terkenal, masa anaknya nggak bisa ngaji?” candanya, aku tersenyum kecil.

Aku dan suamiku mulai melantunkan ayat-ayat bersama. Suara kami berpadu harmonis, menciptakan suasana yang damai. Sesekali, Galaksi membantuku dengan tajwid yang kurang tepat, tapi ia melakukannya dengan sabar dan penuh kasih.

Setelah selesai, Galaksi menutup Al-Qur'annya dan menatap aku dengan serius. “Aku selalu tahu kamu gadis luar biasa, tapi malam ini aku benar-benar merasa bersyukur bisa menikah sama kamu.”

Aku tertegun. Kata-kata itu begitu tulus sehingga aku tidak tahu harus menjawab apa. “Aku cuma gadis biasa, Kak.”

“Biasa apanya?” Galaksi tersenyum lebar. “Kamu itu spesial. Aku nggak cuma bilang ini karena aku suami kamu. Aku sungguh-sungguh. Kamu itu anugerah yang Allah kasih ke aku.”

Aku tersenyum kecil, lalu menatap Galaksi. “Kalau gitu, aku juga bersyukur punya suami seperti kamu. Kamu tahu nggak, selama ini aku sering merasa nggak layak, tapi kamu selalu bikin aku merasa dihargai.”

Galaksi tertawa pelan. “Itu tugas aku. Aku nggak cuma mau jadi suami kamu. Aku mau jadi sahabat, pendukung, sekaligus orang yang selalu bikin kamu bahagia.”

Malam itu, kami menghabiskan waktu berbicara panjang lebar. Mulai dari kisah masa kecil Galaksi dengan ayahnya yang seorang ustadz, hingga cerita-cerita konyol yang pernah mereka alami.

“Aku masih nggak percaya sih,” ujarku tiba-tiba.

“Percaya apa?” tanya Galaksi.

“Percaya kalau aku bisa bahagia sama kamu, dengan semua kekonyolan kamu.”

Galaksi terkekeh. “Kamu tahu nggak? Aku justru merasa kekonyolan ini yang bikin kita lebih dekat. Kalau aku terlalu serius, kamu bakal bosan.”

Aku mengangguk pelan, mengakui kebenaran itu. “Tapi aku senang. Kamu tahu cara bikin aku ketawa. Sesuatu yang aku pikir udah hilang dari hidup aku.”

Galaksi menatapku, senyum lembut menghiasi wajahnya. “Kalau aku bisa bikin kamu ketawa setiap hari, aku nggak akan pernah berhenti mencoba.”

“Jangan terlalu berlebihan, Kak.”

“Kenapa? Aku kan suami kamu. Itu hak aku, sayang.”

Aku tertawa kecil. Aku merasa beruntung memiliki Galaksi dalam hidupku. Di balik semua kekonyolannya, suamiku adalah pria yang penuh cinta dan perhatian.

Tapi, di tengah percakapan kami, Galaksi menambahkan, “Eh, tapi besok aku boleh pakai kostum badut lagi, kan?”

“Jangan aneh-aneh, Kak Gal!” ujarku sambil memukul lengannya.

Tawa kami menggema di malam yang sunyi, membawa kehangatan yang hanya kami berdua tahu.

To Be Continued...

1
rina Rismayanti
Luar biasa
Amin Srgfoo
menarik
Nanik Arifin
lari dari masalah, bukan sesuatu yg baik senja.
apa yg dikatakan Senja benar, Galaksi. jika mmg hanya Senja di hatimu, tidak seharusnya memberi Maya ruang dalam hidupmu. padahal kamu tahu betul, Maya jatuh hati padamu.
Tidak bisa menjaga hati Senja, berarti kesempatan lelaki lain menjaganya. jangan menyesal ketika itu terjadi, Galaksi
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah orang orang disekitarmu mereka orang yang baik, Assyifa
Nurgusnawati Nunung
Hayooo semangat..
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah ada teman untuk berbagi. semangat thor
Nurgusnawati Nunung
menarik ceritanya. semangat thor
Musim_Salju: Terimakasih kak selalu hadir di setiap karya author 😘🤗
total 1 replies
Nunuy
Dapat notif langsung cuss baca..ternyata bagus dan buat penasaran,lanjutttt 💪💪
Musim_Salju: Alhamdulillah, semoga menghibur kak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!