Keyra Onellia, seorang putri angkat keluarga Arlott yang kini sudah tak dianggap akibat keluarganya kembali menemukan sang anak kandung. Dari umur 13 tahun, Keyra mulai tersisihkan. Kembalinya Dasya, membuat dirinya tak mendapatkan kasih sayang lagi. Di hancurkan, di kucilkan, di buang dan di rendahkan sudah ia rasakan. Bahkan diakhir hidupnya yang belum mendapatkan kebahagiaan, ia harus dibunuh dengan kejam.
Keyra mengira jika hidupnya telah berakhir. Namun siapa sangka, bukannya ke alam baka, jiwanya malah bertransmigrasi ke tubuh bibinya—adik dari daddy angkatnya.
•••
"Savierra, kau hanya alat yang akan dikorbankan untuk kekasihku. Ku harap kau jaga sikap dan sadar diri akan posisimu!"
Mampukah Savierra yang berjiwa Keyra itu menghadapi tiran kejam, yang sial nya adalah suaminya itu? Takdir benar benar suka bercanda! Apakah Savierra harus mengalami kemarian tragis untuk kedua kalinya? Tidak! Savierra akan berusaha mengubah takdir hidupnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetstory_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Saat ini, Ryden tengah berkutat pada setumpuk berkas di meja nya. Netranya fokus pada laptop di hadapannya.
"Permisi tuan," sapa Lena—sekretaris Ryden.
"Hm"
"Direktur pemasaran dan keuangan sudah bersiap di luar."
"Suruh mereka masuk!"
"Baik!"
Ryden menyeringai, dua orang itu lah yang sudah memberikan sedikit guncangan pada perusahaannya minggu lalu. Walaupun kerugian hanya sekitar 1 milyar, namun itu sudah cukup untuk membuat Ryden mengeksekusinya.
Radofl Zanuar dan Arega Banneth, kedua direktur itu memasuki ruang presdir dengan hati yang gugup. Mereka saling pandang setelah menghadap Ryden.
"Ada apa tuan Hander memanggil kami?" tanya Radolf mencoba tenang. Ia melirik ke arah Ryden yang nampak santai.
"Ah, hanya ingin membahas masalah laporan saja," jawab Ryden. "Radolf, Arega, silahkan berikan proposal data pekerjaan kalian bulan ini."
Arega dan Radolf saling pandang. Mereka pun memberikan data pekerjaan mereka. Dalam hati, mereka berharap semoga Ryden tak curiga.
Ryden menerima dan mempelajari data itu. Senyum misteriusnya terbit. "Sejak kapan uang proyek yang di gunakan pada minggu ke 3 bisa lebih dari 2 milyar? Proyek biasa yang dijalankan perusahaan kita biasanya tak lebih dari 2 milyar per proyek setiap minggunya."
"Dan, sejak kapan pasokan bahan yang dijadikan produk menjadi turun tingkat? Apakah kalian ingin bermain main denganku?" tanya Ryden sinis.
"Tuan Hander! Itu adalah proposal asli dan tidak ada kekeliruan. Mohon tuan teliti kembali," sahut Radolf takut.
Ryden menatap tajam ke arah direktur pemasaran itu. "Jadi, kau mau bilang bahwa mataku bermasalah?" tanya nya dingin.
"Laporan kalian palsu!"
Deg!
Arega dan Radolf saling pandang, keringatnya bercucuran. Merasa bahwa riwayat mereka akan tamat sebentar lagi.
BRAKKK!!
Ryden melemparkan proposal lain pada kedua orang itu. Radolf dan Arega dengan cepat membacanya. Badan Radolf gemetar.
Bagaimana Ryden bisa menemukan laporan aslinya?
Ryden menyeringai, dalam hati ia kesal setengah mati. Ia kembali menduduki kursi kebesarannya dan menatap tajam dua curut itu. Aura membunuhnya keluar, hingga membuat Radolf dan Arega bergidik.
"M-maaf kan kami tuan Ryden! Kami salah.. Berikan kesempatan kedua untuk kami!" cicit Arega merasa takut.
Rudolf juga berlutut dengan tubuh gemetar, "AMPUNI KAMI TUAN.."
"Apa kalian tau hukuman bagi pengkhianat seperti kalian?" tanya Ryden dingin.
Ryden mengambil ponselnya, lalu menghubungi sekretarisnya. "Blacklist Radolf dan Arega dari seluruh industri perusahaan! Ambil semua asetnya. Periksa keluarganya, apakah ada yang terlibat dan tahu tentang korupnya. Jika tak terlibat, kau kirimkan sesuatu pada mereka seperti biasa! Tahu?"
Arega dan Radolf memucat, "TUAN, MOHON AMPUNI KAMI!"
"Tu-tuan, berikan saya kesempatan kedua! Saya mohon!"
Ryden berdecak, merasa berisik karena keduanya selalu berteriak. "Melepaskan kalian?" tajam Ryden lalu tersenyum, "kalau begitu, apa guna nya julukan tiran kejamku itu? Itu hanya hukuman dari perusahaan. Belum hukuman dari ku, dan dari pihak berwajib!"
Deg!
Habis sudah, kedua nya memucat. Mereka tahu akan konsekuensi bagi orang yang berkhianat. Dan ini adalah balasan bagi mereka yang masih berani mengkhianati si tiran kejam.
"Samuel!"
Samuel memasuki ruangan dan menunduk hormat, "Ya tuan!".
"Aku tau, mereka tidak hanya korupsi saja. Namun mereka juga berkolusi dengan perusahaan Star Group, maka berikan hukuman seperti biasa!" putus Ryden. Tatapannya berubah menjadi dingin.
"Ini adalah konsekuensi yang kalian dapat, karena berani mengkhianatiku. Samuel, jika hukuman mereka sudah selesai, segera bawa ke pihak berwajib."
Siapa yang tidak mengenal sosok Ryden di dunia bisnis? Sepak terjang lelaki ini begitu menakutkan. Tak mentoleransi adanya pengkhianatan. Hukuman pun bukan hanya sekedar blacklist dari dunia perusahaan, namun mereka yang mengkhianati juga harus merasakan sedikit hukuman fisik, dan berakhir di pihak berwajib.
"TIDAKKK! TUANN!"
Brakk!
"Hukuman akan segera di laksanakan tuan, apakah anda ingin turun tangan?" tanya Samuel, setelah kedua curut itu berhasil di seret keluar oleh bodyguard.
"Biarkan mereka saja yang menangani. Sam, bagaimana penyelidikanmu tentang keluarga Arlott?" tanya Ryden. Ia masih harus membalaskan dendam pada keluarga itu, karena sebuah insiden masa lalu.
"Jawab tuan, Kita sudah mengurus Gerald Arlott dan Sandra Arlott yang merupakan anak kedua dan ketiga Aone. Hanya tinggal Xander, nyonya Savierra, dan Aone tuan."
Ryden mengetukkan jari telunjuknya pada meja. Omong omong tentang Savierra, sepertinya perempuan itu sedang bersenang senang. Dilihat dari notifikasi pengeluaran yang sedari tadi tak berhenti. Tak apa, Ryden tak masalah akan uang, dan ia juga sudah terlanjur berjanji pada Savierra. Ryden hanya takut Savierra kabur darinya. Bagaimana reaksi ibunya nanti kalau sampai perempuan itu kabur?
"Sementara, jangan libatkan Savierra dulu," sahut Ryden, sembari meminum kopi nya.
"Hah?" beo Samuel.
"Bagaimana dengan mata mata kita?" lanjut Ryden tanpa menghiraukan Samuel yang masih bingung.
"Kini, situasi disana sedikit tak terkendali. Selain tekanan dari kita, ternyata masih ada tekanan lain dari orang kuat. Sesuai penyelidikan, ternyata mereka adalah bangsawan tinggi dari London."
"Apa!?" Ryden terkejut. "Apa yang keluarga itu lakukan sampai bisa membuat bangsawan London itu itu murka?" kaget Ryden. Bangsawan tinggi dari negara London itu sangat berkuasa. Bahkan Ryden tak berani mencari masalah dengan perusahaan mereka walau Ryden mampu mengusik mereka.
"Mereka adalah bangsawan dari keluarga Zelgan. Kabarnya, putri yang sudah hilang selama 22 tahun berhasil mereka temukan petunjuknya. Semua petunjuk mengarah pada keluarga Xander Arlott, namun.."
Ryden mengernyit, menunggu kelanjutan Samuel.
"Namun sayangnya, keluarga Xander telah menghabisi putri mereka. Selama 9 tahun terakhir, putri tersebut telah di siksa kejam hanya karena Xander telah menemukan putri kandung mereka. Dasya, anak kandung Xander selalu membuat drama skenario buruk untuk membuat putri tersebut menderita. Dan akhirnya, 1 bulan yang lalu mereka menemukan bukti bahwa putri yang di tunggu kedatangannya malah mati di tangan para preman suruhan Dasya. Jasad putri tersebut belum di temukan setelah di dorong dari jembatan."
"Nama putri tersebut adalah Keyra Onellia. Sahabat kecil nyonya Savierra, tuan." Samuel menghembuskan nafas lega saat selesai membacakan hasil penyelidikannya.
"Keyra.." lirih Ryden mencoba mengingat.
—Flashback
Waktu itu, Di Australia—3 bulan yang lalu.
Lelaki itu, Leonardo Ryden Hander. Seorang pebisnis muda sukses dari New York. Mobil lelaki itu memasuki pelataran mansion keluarga Arlott yang besar, walau tak sebesar mansion Ryden.
Ryden—lelaki itu pertama kali menginjakkan kaki di sini. Tujuannya hanya satu, untuk menjemput Savierra. Hari ini adalah hari pernikahan yang sebenarnya sangat ia tolak. Namun, atas paksaan sang ibu dan misinya, Ryden mau tak mau harus menikahi putri bungsu keluarga Arlott, yakni Savierra Arlott.
Ryden menyunggingkan senyum sinis, saat keluarga mereka terlihat sangat menjilat. Mereka terlihat memaksa kehendak Savierra. Mereka seakan mengusir dan siap menukarkan Savierra untuk sebuah mahar saham salah satu perusahaan Ryden di Australia.
Ryden sempat merasa jijik saat melihat tatapan mata dari para keluarga Arlott yang terlihat haus akan kekuasaan. Bahkan rela mengorbankan putri mereka sendiri hanya demi sebuah saham.
Setelah pertemuan itu, Ryden berjalan jalan sembari menunggu Savierra yang tengah di dandani, dan bersiap. Lelaki itu duduk di sebuah taman, tak jauh dari gudang samping.
"Maaf, apakah kamu lelaki yang akan menikahi sahabatku?" tanya seorang perempuan, membuat Ryden mengalihkan pandangan ke arahnya.
Ryden terdiam. Ia melihat seorang wanita berpakaian lusuh, penampilannya pun terkesan acak acakan dan tubuhnya di penuhi banyak luka.
"Aku Keyra, sahabat Savierra. Sebenarnya aku sudah keluar dari rumah ini. Namun karena sahabatku akan menikah aku kembali kesini untuk memberikan salam perpisahan. Aku harap, kamu bisa menjaga Savierra. Dia gadis yang sangat baik. Aku tidak akan memaafkan mu jika membuatnya menangis!" kata Keyra panjang lebar, setelah itu ia membungkuk kecil dan berlari pergi dari hadapan Ryden.
"Apa apaan?" gumam Ryden lalu menggeleng kecil.
Lalu beberapa menit setelahnya, Ryden kembali melihat Keyra yang menangis di pelukan Savierra. Ia melihat Keyra yang sudah mengganti bajunya dengan baju tertutup sampai tak terlihat bekas bekas luka di tubuhnya yang sempat Ryden lihat tadi.
"Apakah kamu tidak apa apa Key?" tanya Savierra sembari menghapus air mata Keyra yang mengalir deras. Gadis itu tak mengetahui apapun tentang Keyra. "Sebenarnya di wajahmu ini luka apa Key? Apakah luka sayatan? Siapa yang melakukan ini padamu?" isak Savierra.
Keyra tersenyum, "Ini luka terjatuh Vier.. Sudahlah, aku tidak apa apa. Apa kamu lupa, aku adalah wanita kuat hehe! Aku tidak akan kenapa kenapa!" jelasnya menenangkan Savierra.
Bohong! Sungguh bohong! Ryden yang sudah berkecimpung dalam urusan melukai berbagai macam orang pun sudah paham jika luka itu bukan luka terjatuh. Itu adalah luka sayatan yang di sengaja. Ryden sangat hafal akan luka seperti itu.
Pada akhirnya, Savierra mau tak mau harus percaya dengan keadaan Keyra. Dan Savierra pun memeluk Keyra yang ternyata adalah pelukan terakhir kali mereka berdua.
—Flashback Off
"Aku sudah mengingatnya," ucap Ryden. "Ternyata perempuan itu adalah putri bangsawan? Tapi sungguh disayangkan.. dia pergi sebelum ditemukan oleh kedua orang tuanya," lanjut Ryden menggumam.
"Tetap amati keluarga Arlott. Aku ingin melihat bagaimana hancurnya keluarga Arlott karena kesalahan fatal mereka itu!"
"Baik tu-"
BRAKKK!!
Samuel terjingkat. "Hey siapa yang sangat tidak sop-"
"Aku. Kenapa?" potong seseorang yang baru masuk ruangan Ryden dengan tak elitnya.
"Yang mulia," sapa Samuel gugup.
"Zyo.. apakah kau tidak bisa masuk baik baik? Kenapa harus pintu yang kau tendang?" kesal Ryden, ia menatap tajam sang pangeran yang tampak tak peduli.
"Ha? Lalu haruskah kau yang akan ku tendang?" sahut nya cepat. Zyonel duduk santai di sofa, dengan satu kaki nya berada di atas kaki yang lain. "Hmm, direktur pemasaran dan keuangan. Apa yang di lakukan kedua badebah sampah itu?" tanyanya sembari memakan cemilan tanpa izin Ryden.
"Huh, merugikanku 1 milyar, dan-"
"Hey heyy, sejak kapan sahabatku ini begitu perhitungan?" sarkas Zyonel. Ia menatap Ryden dengan tatapan penuh tanya. "Hanya 1 milyar. Bukankah itu hal kecil?"
Ryden menggeram, ia menghela nafas lelah kala meladeni Zyonel yang sangat suka memotong perkataan orang lain. "Merugikanku 1 milyar, korupsi hampir 5 milyar dan yang paling penting berkolusi dengan Star Group!" lanjutnya dengan ketus.
"APA!? BERKOLUSI? KENAPA KAU TID-"
"Tidak bilang dari awal? Memang siapa tadi yang menyela ucapanku duluan huh?" potong Ryden kesal. "Sudahlah, sekarang jelaskan padaku, apa yang ingin kamu lakukan di perusahaanku!"
"Tentu saja mengunjungimu" jawab Zyonel.
"Aku sibuk!"
"Apakah aku peduli?"
"Ck, menyebalkan!" decak Ryden frustasi. Ia ingin mengusir sang pangeran itu, namun ia masih sadar bahwa kedudukan Zyonel lebih tinggi darinya. "Lalu, kau mau apa?" tanya nya sarkas.
"Apa yang sudah kau lakukan pada Savierra, Ryd?"
Deg!