Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.
Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.
Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.
Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Jefry Bertemu David
Setelah bertanya ke pengadilan apa saja syarat untuk mengajukan proses perceraian, Jelita dengan segera menyiapkan semuanya karena ingin cepat berpisah dengan Rico serta keluarganya dan bisa hidup tenang kembali. Di lain pihak, Rico juga sedang berusaha mencari rumah kontrakan.
Sementara itu di rumah Jelita, mulut Dewi masih saja ngomel-ngomel karena sampai hari Rabu ke 3 ART Jelita belum balik juga, yang artinya dia masih harus bangun pagi untuk belanja dan masak, ditambah lagi Baskoro juga menyuruhnya untuk bersih-bersih rumah sejak dia ketahuan mencuri cincinnya Jelita.
*
Rabu jam 4.08 sore...
Sepulang dari kerja, dengan masih mengenakan seragam polisi, Jefry memasuki sebuah minimarket untuk membeli kebutuhan bayinya dan keperluan lain. Dengan memegang daftar belanjaan yang ditulis oleh istrinya, pemuda itu berkeliling di minimarket untuk mencari barang-barang yang tertulis di kertas catatan tersebut.
"Jefry," sapa seseorang yang ternyata David, teman masa SMA nya dulu sekaligus cinta pertama Jelita.
"Lah David. Kamu kok ada di sini?" sahut polisi muda itu lumayan kaget.
"Sama kayak kamu, aku juga sedang belanja. Gimana kabarmu dan keluargamu? Aku dengar kamu sudah punya anak ya?" kata David.
"Kabar keluargaku baik dan sehat semua, Vid. Iya, aku sudah punya anak, baru berumur 4 bulanan," balas Jefry.
"Kamu lagi njenguk Oma mu, Vid?" imbuh polisi muda tersebut.
"Gak Jef, aku memang disuruh balik di kota ini untuk nemeni Oma ku sekaligus menghandle usahanya. Oma ku habis terpeleset di kamar mandi, Jef," tutur David.
"Oalaah. La terus keadaan Oma mu gimana, Vid?" lanjut Jefry.
"Kakinya retak sedikit Jef, jadi harus di kursi roda dulu sampai sembuh setelah dioperasi," jelas David.
"Begitu ya... Mudah-mudahan Oma kamu cepet sembuh ya Vid, rasanya sudah lama banget aku gak ketemu sama Oma kamu, la gimana lagi wong kamunya pindah ke Jakarta. Kapan-kapan kalau longgar aku tak njenguk Oma kamu, Vid," ucap polisi muda itu.
"Iya Jef makasih, aku tunggu beneran lo ya. Sekalian ngobrol-ngobrol gitu," ujar David.
Obrolan kedua pemuda itu pun dilanjutkan sembari belanja karena seperti biasa Jefry pasti ditelpon oleh istrinya kalau ada perlu di luar rumah kelamaan terkecuali bekerja, maklum karena mereka baru menjadi pasangan suami istri selama 1,5 tahunan.
"Oh ya Vid, kamu sudah nikah apa belum?" tanya Jefry.
"Belum Jef, aku masih enak menjomblo saja," jujur David.
"Kamu sudah denger berita terbaru dari Jelita belum, Vid?" polisi muda itu sengaja mengungkit masalah Jelita dengan niat siapa tahu saja si David masih ada rasa dengan mantan pacarnya.
"Memangnya ada apa dengan Jelita?" David tampak penasaran.
"Kasihan Jelita, Vid, ternyata dia ditipu dan dimanfaatkan sama suami dan keluarganya. Senin malam kemarin dia minta tolong sama aku untuk nakut-nakuti ibu mertuanya yang nyolong cincinnya dia dan dijual," jelas Jefry.
"Ibu mertuanya nyolong cincinnya dia. Kok bisa?" David semakin antusias mendengar kabar tentang Jelita.
"Keluarganya Rico itu mata duitan, Vid. Ternyata Jelita dijodohkan mendiang Papanya dengan Rico karena Bapaknya Rico punya hutang puluhan juta ke mendiang Papanya Jelita. Karena gak bisa bayar hutang, akhirnya Jelita diserahkan sama Rico dan keluarganya dengan maksud biar Jelita ada yang menjaga dan melindungi setelah Papanya meninggal, eh la kok ternyata malah terus dimanfaatin," terang polisi muda itu.
"Yang lebih gila lagi, waktu Rico menikah sama Jelita, laki-laki brengsek itu ternyata sudah punya pacar yang lagi hamil trus disuruh Rico aborsi karena gak jadi dinikahi. Makanya Jelita mau menggugat cerai tuh laki," imbuh Jefry.
"Astagaa... Kok tega banget sih mereka," David merasa prihatin dengan nasib Jelita.
Firasat Jefry pun terbukti karena tiba-tiba nada panggil HP nya berbunyi dan itu telpon dari istrinya, segera saja polisi muda tersebut menyelesaikan belanjanya dan langsung pulang setelah pamitan dengan David.
*
Rabu Jam 6.22 malam...
Tok tok tok! Terdengar suara ketukan pintu di rumah Jefry yang juga berlantai 2 seperti rumah Jelita.
"Ratih, Jelita, ngapain kalian kemari?" tanya Jefry setelah membuka pintu.
"Memangnya kita gak boleh main ke sini? Aku mau nyulik bayimu," canda Ratih.
"Ish. Daripada nyulik bayiku mending kamu cepetan nikah noh biar punya anak sendiri," goda bapak muda itu.
"Untuk apa buru-buru nikah, kalau dapat suami edan kayak si Rico bisa berabe nasibku," sahut Ratih tanpa ada maksud menyindir Jelita.
"Cindy dan anakmu mana, Jef?" kata Jelita seraya menyerahkan 2 kantong kresek yang berisi popok bayi kemasan besar dan buah-buahan.
"Cindy lagi nyusui si kecil di kamar," ucap Jefry yang kemudian meletakkan bungkusan pemberian Jelita di atas buffet.
"Menu makanmu apa, Jef? kita mau numpang makan nih," kelakar Ratih sesudah duduk di sofa.
"Kebetulan makanan di rumahku sudah habis semua, beli sendiri saja di luar," polisi muda tersebut membalas dengan candaan juga.
"Bilang saja kalau pelit. Inget Jef, orang pelit itu kuburannya sempit," Ratih malah jadi ngelantur.
"Oh ya Ta, pas di minimarket tadi aku ketemu David lo. Dia pindah ke kota ini lagi karena Oma nya habis terpeleset di kamar mandi," daripada meladeni omongan Ratih, Jefry memilih ganti topik pembicaraan.
"Iya ta? Oma Clara terpeleset di kamar mandi? La terus keadaannya Oma Clara sekarang gimana?" Jelita tampak khawatir karena saat pacaran dengan David dulu, Oma Clara dan kedua orang tua David memperlakukan Jelita dengan baik, bahkan dianggap sebagai anggota keluarga sendiri mengingat Jelita sudah piatu sejak kelas V SD.
"Kakinya retak Ta, dioperasi," tutur polisi muda itu.
"Ya ampuun...," ekspresi perempuan cantik tersebut kentara kalau ikut prihatin.
"Kamu gak tertarik njenguk Oma Clara, Ta?" Jefry sengaja memancing Jelita karena ingin tahu bagaimana reaksi temannya itu saat tahu mantan pacarnya sekaligus cinta pertamanya muncul lagi.
"Kapan-kapan saja aku ke sananya, sekarang ini aku masih fokus ngurus proses perceraian," sahut perempuan tersebut.
"Mudah-mudahan proses perceraianmu lancar Ta biar hidupmu tenang lagi," polisi muda itu masih merasa prihatin dengan apa yang dialami oleh temannya tersebut.
"Iya Jef, trimakasih. Rasanya aku pingin banget mereka segera pergi dari rumahku, entah bagaimana rupa rumahku nanti setelah aku tinggal dengan ke 3 ART ku selama beberapa hari. Waktu ART ku ada saja mereka sama sekali gak ada inisiatif buat bantu bersih-bersih rumah," Jelita jadi ingat dengan rumahnya.
"Apa iya Ta? Enak bener mereka," Jefry kaget mendengar penuturan Jelita.
"Ya begitulah Jef, namanya juga orang gak waras."