Kata orang cinta itu indah,bisa membuat orang tertawa,dan berbunga-bunga,namun juga bisa buat orang menangis,tangis bahagia kah itu? atau tangis karena sakit?
Tapi bagiku cinta itu ibarat luka tak berdarah,sakit tak tau dimana sakitnya,itulah cinta yang aku rasakan,benarkah itu cinta? ataukah sesungguhnya itu luka yang ku kira cinta?
Tuhan....aku mengimpikan cinta yang seperti orang katakan,cinta yang seperti kisah cinta Rasulullah dengan bunda Aisyah,atau seperti cintanya Rasulullah pada bunda Khadijah_..
@..Adiba Khanza.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Sementara di luar gerbang,Alex dan Andra berusaha masuk, mereka menekan bel yang tersedia di depan gerbang,tak berselang lama seorang pria berpakaian serba hitam terlihat menyembulkan kepala melalui lubang yang terdapat di gerbang.
" Ada yang bisa di bantu tuan?" tanya pria berbadan tegap dan sedikit berkumis,ia sudah melihat terlebih dahulu dari cctv.
"Maaf kami salah alamat" ucap Alex cepat, mereka ga boleh terburu-buru jika ingin tau rahasia apa yang Abi sembunyikan dari mereka.
Pria berbadan tegap itu kembali menutup lubang di gerbang itu, sedangkan Alex dan Andra saling pandang.
" Kenapa Lo ga minta masuk aja Lex?" tanya Andra yang heran dengan tindakan alex.
" Kita ga bisa buru-buru bro kalau mau tau rahasia apa yang Abi sembunyikan dari kita,gue yakin perempuan itu bukan Dea,Lo perhatiin kan perempuan itu jelas terlihat di paksa,tapi juga ga berani menolak,jelas ketakutan sama Abi,postur tubuhnya juga beda,tu perempuan keliatan lebih tinggi,kayak postur model gitu" ucap Alex mengeluarkan hasil pemikiran nya.
" Gue juga mikir nya gitu bro,tapi siapa perempuan itu,sumpah asing banget,gue ga terbayang siapapun, yang jelas tu perempuan bukan perempuan penghibur,gue yakin perempuan tu perempuan baik-baik" tanggap Andra menyampaikan pendapat yang sama dengan Alex.
" Sumpah gue penasaran banget Ndra" ucap Alex.
Keduanya memutuskan untuk meninggalkan villa itu, mereka berjanji akan menyusun rencana yang tepat untuk menyelidiki villa itu,siapa yang tinggal di dalam villa itu.
" Menurut Lo kita kasi tau Dea ngak Ndra? " tanya Alex.
" Jangan Lex,kita ga harus ikut campur dalam hubungan mereka,toh mereka bukan suami istri, selingkuh itu biasa untuk hubungan sekedar pacaran,kecuali kalau mereka udah terikat pernikahan,itu baru salah kalau Abi selingkuh " Andra mengeluarkan pendapat nya.
" Yee..Bege .tetep aja itu selingkuh namanya,dasar Lo aja tukang selingkuh " ledek Alex.
" Gue ga pernah selingkuh ya Lex,gue ga pernah berkomitmen sama satu perempuan pun,ga pernah gue bilang mereka pacar gue, hubungan gue sama mereka-mereka itu hubungan tanpa status,mau sama mau,suka sama suka, sama-sama menikmati, hubungan kami itu lebih ke simbiosis mutualisme " jelas Andra santai.
" Gaya Lo,kayak bener aja,tapi sumpah gue penasaran banget sama perempuan bareng Abi tadi, gimana wajahnya ya,kok Abi keliatan beringas banget ma tu perempuan,padahal bajunya ketutup gitu,ga ada keliatan seksinya " ucap Alex yang ternyata masih memikirkan tentang apa yang baru saja mereka lihat.
***
Di sebuah apartemen mewah,Dea dan kedua sahabatnya tengah asyik mengobrol, mereka saling bercerita ria tentang kegiatan mereka,Lala sudah aktif di bituk keluarganya, sedangkan Agnes juga sudah mulai terjun mengelola perusahaan papa nya,hanya Dea yang memutuskan tidak bekerja di bawah naungan keluarga nya.
" Lo kenapa sih De ga mau ber karir di perusahaan bokap Lo,lebih milih jadi dokter di rumah sakit keluarga Abi" tanya Lala heran dengan ke bucinan sahabat nya.
Dea tersenyum mendengar pertanyaan Lala" di perusahaan udah ada Riki ,dia anak laki-laki, yang wajib menggantikan papa,pewaris bisnis papa,kalau gue kan perempuan, tanggung jawab suami" jawab Dea santai.
Lala dan Agnes memutar bola matanya jengah mendengar jawaban santai Dea,bukan baru pertama mereka mendengar jawaban itu dari bibir seksi Dea,tapi sudah ratusan kali dan jawabannya tetap sama,Dea itu terlalu naif menurut mereka,terlalu baik juga.
" Ia deh yang calon nyonya Abizar Albern Foster, kejayaan nya aja ga sanggup Lo ngabisin nya,buat apa lagi ngurusin harta bokap Lo" goda Agnes.
Dea hanya tersenyum,ia membayangkan wajah tampan Abi yang mengucapkan ijab Kabul atas dirinya.
" Tapi De..Lo serius Abi belum pernah nyentuh Lo?" tanya Lala lagi,sudah berulang kali kedua sahabatnya itu bertanya hal yang sama.
Dea mengangguk " dia ga pernah mau,selalu nolak,bahkan cium bibir aja dia belum pernah mau,tapi mungkin itu cara dia mencintai gue" ucap Dea yakin.
" Anggap aja gitu,beda orang beda cara mencintai,asal jangan dia ada kelainan lagi" ucap Lala.
" Belok maksud lo, sembarangan ya Lo" bantah Dea tak terima,kedua sahabatnya tertawa terbahak-bahak melihat reaksi tak terima Dea.
" santai aja kali De,Lo yakin ga mungkin Abi belok, badannya bagus gitu,sehat,pasti hot, tenang aja Lo,gue yakin sekali serang bakal ga bisa jalan seharian Lo" goda angel nakal.
Akhirnya mereka tertawa bersama, mereka bersahabat sejak remaja melanjutkan kuliah ke negara dan kampus yang sama,hanya beda fakultas saja, sama-sama terlahir dari keluarga terpandang.
***
Beda keadaan dengan di villa,di dalam kamar Abizar,pasangan halal itu tampak sama-sama terdiam,entah apa yang mereka pikirkan.
Adiba meremas kuat ujung hijabnya,hijab instan yang biasa ia gunakan saat dirumah atau keluar dalam keadaan darurat,bahkan Adiba masih memakai dress panjang rumahan,lebih seperti baju tidur berbahan satin panjang.
Abizar mendekati Adiba yang berdiri di dekat pintu dengan wajah menunduk,ini pertama kali Abizar melihat penampilan Adiba yang benar-benar apa adanya tanpa sedikitpun polesan makeup, benar-benar natural.
" Tu-tuan anda mabuk" lirih Adiba saat Abizar menariknya menuju ranjang,Adiba merasa mual saat mencium aroma alkohol dari tubuh Abizar.
Abizar tak menjawab,ia menatap wajah Adiba yang menghindari menatap nya,saat ini Abizar tak lagi memakai kemejanya,ia bertelanjang dada.
Tiba-tiba Abizar membalikkan badannya menuju kamar mandi" tidur lah" perintah nya sebelum benar-benar memasuki kamar mandi.
Adiba diam terpaku,tidur? Dimana ia harus tidur? saat ini ia berada bukan di kamar yang biasa digunakan,ini adalah kamar pria kejam itu,namun ia mencoba menghela nafas berharap bisa mendapatkan sedikit ketenangan, karena saat ini ia terbebas dari predator yang siap memangsanya.
Karena terlalu lelah dan tak ingin terlalu banyak berfikir, akhirnya Adiba memutuskan melangkah menuju sofa yang terdapat di dalam kamar itu,cukup luas dan panjang,cukup untuk ia tidur, walaupun pasti tidak akan nyaman, tapi lebih baik, daripada ia salah dan kena amukan pemilik kamar.
Tak perlu menunggu lama, bahkan Adiba sudah terlelap, terlalu lelah kah tubuhnya,hanya Adiba lah yang merasakan nya.
Sedangkan Abizar memilih berendam air hangat untuk merilekskan pikiran dan tubuhnya, setelahnya ia menuju shower dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin,ia harus menidurkan pusakanya yang seakan tak kenal kompromi jika sudah mengahadapi Adiba.
Hampir 30 menit Abizar berada di dalam kamar mandi,ia keluar dengan handuk yang melilit di pinggang nya, memamerkan perut kotak-kotak dan dada bidang nya,Abizar keluar seraya mengusap rambutnya dengan handuk kecil.
Aktivitas nya terhenti saat melihat tak ada Adiba di atas ranjang nya,ia menyusuri pandangan nya dan melihat Adiba yang ternyata tertidur pulas di atas sofa,menghela nafas panjang.
Abizar mendekat, berjongkok dan menatap dalam wajah cantik Adiba yang tertidur pulas,hijab instan nya masih terpasang rapi,wajah polosnya terlihat begitu indah dan damai.
' Sihir apa yang di pakainya sehingga aku ga mampu menjalankan rencana yang semula sudah ku susun sedemikian rupa?' batin Abizar sendiri seraya masih terus menatap sang istri.
Abizar bangun dari jongkok nya, perlahan ia menyusupkan tangannya di punggung dan paha Adiba, mengangkatnya dan memindahkan nya ke atas ranjang, hati-hati dan sangat lembut.
Cup...
' Kita akan lihat sejauh mana kamu mampu bertahan di permainan ini,kamu menjebak ku nona,seharusnya ayah mu tidak terlibat' batin Abizar setelah mengecup singkat kening Adiba,ada rasa sesal yang dalam di setiap kalimatnya.
Adiba sedikit menggeliat saat merasa adanya pergerakan di sekitarnya,Abizar memutuskan untuk menuju ruang ganti,ia memakai celana pendek dan kaos putih, menaiki ranjang dan ikut merebahkan diri nya di samping Adiba,menarik wanita cantik itu dalam dekapannya dan menjadikan lengannya sebagai bantal.
Abizar menarik selimut menutupi tubuh mereka hingga ke dada,ia mencoba memejamkan matanya, merasakan kedamaian dan kenyamanan yang belum ia sadari.
Hidup yg sdh jelas tp dibuat samar. .
Atas bawah mumet...
wkwkwk