Di balik wanita yang selalu di bully dan di hina culun ini ternyata mempunyai kehidupan yang begitu misterius dan tidak ada yang mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Setelah identitasnya di ketahui oleh Rachel dan teman-temannya, Xixi pun mau tidak mau harus mengubah penampilannya sebagai wanita culun di kampus.
Sudah cukup dia berpura-pura lagi, sekarang sudah saatnya dia membuka mata para mahasiswa yang pernah menghinanya sebagai wanita culun di kampus dengan penampilan barunya.
Hari ini Leon tidak menjemput Xixi, karena Xixi sudah mengirimkan pesan singkat jika dia sedang ingin berangkat sendirian ke kampus.
"Huft, liburan musim dingin, harusnya aku tiduran. Tapi gara-gara nilai tugas kurang, jadi harus berangkat." Ucap Xixi.
Xixi lalu berdiri di depan cermin yang ada di dalam kamarnya.
"Baiklah, karena orang-orang yang tidak aku inginkan tahu identitasku sudah mengetahuinya, aku juga harus melepaskan peran wanita culun dan lemah itu." Ucap Xixi lagi yang saat ini masih berdiri menatap dirinya di depan cermin.
Selesai memakai sepatu, Xixi keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga.
"Selamat pagi." Ucap Xixi kepada kedua orang tuanya dan Mimi.
"Pa.... gi. Xixi kau...."
Mimi yang melihat perubahan adiknya pagi ini sangat terkejut dan tidak bisa melanjutkan ucapannya.
"Kenapa, apa ada yang salah?" Tanya Xixi yang melihat kakaknya terkejut.
"Tidak apa-apa, ayo cepat makan sarapanmu." Ucap nyonya William.
Xixi tersenyum dan mengangguk. Dia lalu duduk dan mulai menikmati sarapannya.
Mimi masih melihat Xixi tanpa berkata.
"Kak, berhenti menatapku seperti itu. Aku bukan laki-laki tampan yang selalu kau idamkan."
Mimi menarik telinga Xixi karena Xixi mengatakan hal yang konyol di depannya.
"Kenapa kau mengubah penampilan culunmu itu? Apa yang sudah terjadi?" Tanya Mimi yang penasaran.
"Bukankah kakak selalu memintaku untuk merubah penampilanku? Hari ini aku sudah berubah, jadi apakah masih ada yang salah?"
"Tidak mungkin kalau hanya itu, karena aku sudah sering menyuruhmu berubah. Tapi selalu tidak mau."
"Yaah, ini karena Rachel Scott sudah tahu siapa aku sebenarnya."
"Dia... Sudah tahu siapa kamu?"
Xixi mengangguk "Kemarin dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, aku mengalahkan beberapa orang suruhannya."
"Hah, jadi dia masih belum berhenti juga setelah di skors dari kampus, dan perusahaannya hampir kau hancurkan?"
"Iya, selama si Leon itu masih tidak mau bersama dengannya, dan tetap mengikutiku. Maka dia tidak akan berhenti, benar-benar menyebalkan."
Mimi hanya menggelengkan kepalanya.
"Lalu, apa kau terluka kemarin?" Tanya nyonya William.
"Tidak, aku tidak apa-apa Bu. Mereka tidak akan pernah bisa membuatku kalah."
"Kau ini."
Xixi meneguk susunya lalu berdiri.
"Baiklah, aku harus berangkat sekarang. Sampai jumpa sore nanti."
"Hati-hati sayang." Ucap nyonya William.
"Iya."
Xixi lalu berjalan keluar, dia melihat supir pribadinya sudah menunggu di depan rumah dengan mobil hitam.
"Tolong nanti turunkan aku di halte biasa." Ucap Xixi setelah masuk ke dalam mobil.
"Baik nona muda."
Supir itu lalu melajukan mobil meninggalkan rumah besar keluarga William.
"Huuft, selama ini aku berpenampilan seperti wanita culun. Hari ini berpenampilan seperti begini membuat ku sedikit gugup."
Xixi memakai earphone nya dan mendengarkan sebuah lagu untuk menenangkan dirinya yang merasa gugup.
20 menit kemudian, mobil sampai di dekat halte bis yang Xixi katakan pada supir pribadinya.
"Terima kasih, nanti tidak perlu menjemput ku."
"Baik nona muda."
Xixi lalu keluar dari mobil hitam itu dan berjalan menuju halte bis yang ada di depannya.
Tak lama kemudian bis yang akan dia naiki datang, Xixi masuk ke dalam bis itu seperti biasanya dan bis itu berangkat menuju pemberhentian berikutnya.
Setelah melewati satu halte, akhirnya Xixi turun dari bis. Dia berdiri depan halte bis di seberang kampusnya.
Mahasiswa yang mengenal Xixi menatap Xixi dengan tidak percaya, ada juga yang menatapnya dengan tatapan takjub karena terpesona oleh kecantikan Xixi yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.
Xixi berjalan menyeberangi jalan beraspal menuju kampusnya.
Dengan memakai kaos berwarna putih dan jaket berwarna biru muda, Xixi memukau setiap mahasiswa yang melihatnya.
Banyak yang tidak percaya jika wanita culun yang mereka kenal selama ini di kampus, adalah wanita yang begitu cantik dan styles.
"Hei, bukankah itu Xixi si culun dari kelas manajemen?" Bisik salah seorang mahasiswa.
"Benar-benar, waah.. dia sangat cantik." Bisik yang lainnya.
Xixi terus berjalan dan mengabaikan setiap bisikan dan tatapan setiap mahasiswa yang dia lewati.
Bagaimana pun, selama ini dia sudah berpenampilan sebagai wanita culun, dan hari ini dia berpenampilan sebagai gadis yang cantik. Bagai burung gagak berubah jadi burung merpati yang cantik.
"Xixi?"
Lulu membuka mulutnya lebar melihat perubahan besar pada teman baiknya.
Leon yang melihat itu juga tidak percaya, dia seperti melihat seorang dewi yang turun dari langit.
"Selamat pagi." Ucap Xixi sambil tersenyum.
"Ini.... Ini benar-benar kamu, Xixi?"
Xixi mengangguk, dan tersenyum lebar pada Lulu.
"Akhirnya aku bisa melihat mu dengan pakaian yang seharusnya kamu pakai. Benar-benar sangat cantik. Iyakan Leon?" Lulu menyenggol lengan Leon yang sejak tadi menatap Xixi tanpa berkedip.
Leon yang tangannya di senggol oleh Lulu tersadar, dan tersenyum dengan canggung.
"Terima kasih, aku benar-benar gugup hari ini."
"Tidak perlu gugup, hari ini tidak ada begitu mahasiswa yang datang ke kampus karena kemarin mereka sudah memberikan sebagian besar tugas mereka pada dosen."
"Baguslah kalau begitu."
"Xixi, kau sangat cantik, aku tidak tahu kalau kau akan lebih terlihat cantik hari ini, dari pada beberapa hari yang lalu. Rasanya tidak rela jika orang-orang melihatmu." Ucap Leon.
"Apa-apaan kau ini, apa kau pikir Xixi itu milikmu?" Celetuk Lulu sambil menatap Leon.
"Sudahlah, ayo kita ke kelas."
Lulu mengangguk "Iya, ayo."
Lulu langsung menggandeng lengan Xixi dan memamerkan kedekatannya dengan Xixi pada Leon.
Leon yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, tapi sedetik kemudian dia meraih tangan Xixi yang lainnya dan menggenggamnya dengan erat.
Xixi yang merasa tangannya di genggam menoleh dan menatap Leon.
Leon membalas tatapan Xixi dengan senyuman lembutnya.
Xixi benar-benar tidak bisa menghadapi sikap Leon yang terkadang seperti anak-anak, mereka belum pacaran tapi sikap Leon pada Xixi menunjukan seperti mereka adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan kepada orang lain.
Rachel yang melihat Xixi datang ke kampus dengan penampilan barunya, kesal. Ditambah Leon menggandeng tangan Xixi atas keinginannya.
Selama ini Rachel tidak pernah bergandengan tangan dengan Leon, jangankan Leon yang berinisiatif seperti pada Xixi sekarang, ketika tangan Rachel baru menyentuh tangan Leon saja, Leon sudah menghindar dan berjalan lebih jauh dari Rachel.
"Xixi, si culun itu. Lihat saja, aku akan membuatmu menyesal karena sudah merebut kak Leon dariku." Geram Rachel sambil mengepalkan tangannya.
Di koridor kampus, semua mata menatap Xixi dengan kagum dan terpesona. Mereka seperti baru pertama kali melihat wanita cantik di dunia ini.
Leon yang melihat tatapan para laki-laki itu menatap mereka dengan tajam.
"Ck, mereka ini. Ingin sekali aku mencongkel mata mereka yang menatap Xixi seperti srigala yang lapar."
Berbeda dengan Leon yang tidak suka dengan tatapan para laki-laki yang mereka lewati, Xixi malah merasa tidak percaya diri. Dia merasa seperti di t*lanjangi oleh tatapan setiap orang yang melihatnya.
"Lulu, ayo cepat. Aku benar-benar tidak mau terus di lihat oleh mereka." Bisik Xixi pada Lulu.
Lulu yang mengerti bagaimana perasaan Xixi saat ini mengangguk, dia lalu mempercepat langkahnya membawa Xixi ke kelas mereka.
Setelah sampai di dalam kelas, Xixi langsung menenggelamkan kepalanya pada tangannya yang dia letakan diatas meja.
Lulu tertawa kecil melihat Xixi, dia tidak percaya jika Xixi akan mengalami hal seperti ini. Wanita yang dia kenal sebagai wanita kuat, juga bisa merasa gugup.
"Kau akan terbiasa, kau hanya tinggal memperkuat kepercayaan dirimu saja." Ucap Lulu.
"Lebih baik kau kembali menjadi wanita culun lagi." Ucap Leon.
"Apa maksudmu, apa kau tidak suka melihat Xixi terlihat cantik seperti ini?" Lulu tidak terima dengan ucapan Leon.
"Iya aku tidak suka, semua laki-laki menatap dia seperti serigala lapar. Aku benar-benar ingin mencabut mata mereka." Ucap Leon kesal mengingat tatapan para mahasiswa itu.
"Hahaha lihatlah, rasa cemburumu begitu kuat tuan Leon."
"Diam kau." Dengus Leon.
Xixi yang mendengar pembicaraan mereka hanya diam, dia tidak tahu harus berkata apa. Ucapan Lulu membuatnya canggung berhadapan dengan Leon.
"Lulu, hentikan itu." Ucap Xixi yang mengangkat kepalanya.
"Baiklah, aku tidak lagi menggoda kalian."
Leon yang belum tahu alasan Xixi berubah seperti hari ini menatap Xixi penuh tanya.
"Ada apa?" Tanya Xixi pada Leon.
"Apa yang sudah terjadi, kenapa kau tiba-tiba mengubah penampilanmu?"
"Hmm.... Yaah karena aku pikir, aku tidak perlu lagi berpura-pura menjadi wanita culun."
"Apa.... Karena Rachel sudah tahu siapa kamu?"
"Bisa jadi seperti itu."
Leon mengangguk mengerti.
Xixi tersenyum, dia lalu melihat ke arah pintu dan berharap apa yang selama ini dia alami di kampus juga akan ikut berubah setelah liburan musim dingin berakhir nanti.