NovelToon NovelToon
Bayang Yang Terlupakan

Bayang Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Slice of Life
Popularitas:293
Nilai: 5
Nama Author: HARIRU EFFENDI

Di sebuah kota kecil yang diselimuti kabut tebal sepanjang tahun, Ardan, seorang pemuda pendiam dan penyendiri, menemukan dirinya terjebak dalam lingkaran misteri setelah menerima surat aneh yang berisi frasa, "Kau bukan dirimu yang sebenarnya." Dengan rasa penasaran yang membakar, ia mulai menyelidiki masa lalunya, hanya untuk menemukan pintu menuju dunia paralel yang gelap—dunia di mana bayangan seseorang dapat berbicara, mengkhianati, bahkan mencintai.

Namun, dunia itu tidak ramah. Ardan harus menghadapi versi dirinya yang lebih kuat, lebih kejam, dan tahu lebih banyak tentang hidupnya daripada dirinya sendiri. Dalam perjalanan ini, ia belajar bahwa cinta dan pengkhianatan sering kali berjalan beriringan, dan terkadang, untuk menemukan jati diri, ia harus kehilangan segalanya.


---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARIRU EFFENDI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12:Jalan Tanpa Cahaya

Ardan berdiri di depan gerbang yang besar dan menghitam, berkarat di beberapa sudutnya. Angin dingin membawa aroma besi dan debu tua, memicu rasa tak nyaman yang menggelitik punggungnya. Di atas gerbang itu, terukir simbol aneh—lingkaran dengan garis-garis yang memanjang ke segala arah, seolah-olah itu adalah mata yang sedang mengawasi. Simbol itu terasa hidup, berdenyut halus seperti napas, membuat Ardan enggan untuk mendekat lebih jauh.

Di tangan kirinya, ia menggenggam buku lusuh yang didapatkan dari gadis kecil itu. Sampulnya terasa lebih berat dari sebelumnya, seolah-olah menyimpan sesuatu yang berharga—atau mungkin berbahaya. Halaman-halamannya seperti bergeser sendiri, meski angin tak lagi bertiup. Tulisan-tulisan di dalamnya mulai terlihat lebih jelas, bukan lagi simbol yang sulit dipahami.

“Langkah selanjutnya adalah ke dalam,” gumam Ardan membaca sebuah kalimat di halaman terbaru yang terbuka sendiri.

"Ke dalam apa?!" Ia berteriak, suaranya menggema di sekitar hutan yang semakin pekat. Tidak ada jawaban, hanya keheningan yang begitu dalam hingga telinganya berdenging.

Ia merasakan dadanya sesak, tetapi entah kenapa kakinya melangkah maju. Gerbang itu mulai terbuka perlahan, suara decitannya seperti jeritan panjang makhluk yang sekarat. Di baliknya, ada lorong panjang yang gelap gulita. Cahaya dari luar tak mampu menembus ke dalamnya, seolah-olah kegelapan itu memakan segala yang mendekat.

Langkah pertama terasa ringan. Tapi begitu kakinya menapak ke lantai batu di dalam lorong itu, suhu di sekitarnya menurun drastis. Napasnya mulai keluar dalam bentuk uap putih, dan buku di tangannya bergetar pelan.

“Siapa yang membawamu ke sini?”

Sebuah suara berbisik dari kegelapan.

Ardan berhenti. Jantungnya berdegup lebih cepat. Suara itu bukan berasal dari satu arah, melainkan dari semua sisi, seperti lorong itu dipenuhi oleh makhluk-makhluk yang tak terlihat.

“Tidak ada yang membawaku,” jawabnya dengan suara yang bergetar.

Suara itu tertawa, pelan tapi menggema, menciptakan resonansi yang mengerikan di kepalanya.

“Semua yang datang ke sini, pasti diantar oleh sesuatu... atau seseorang.”

Ardan merasakan ada sesuatu yang bergerak di sekitar kakinya. Ia melihat ke bawah, tapi tidak ada apa-apa. Namun, perasaan itu nyata—seperti tangan-tangan kecil yang mencoba menariknya lebih dalam.

“Siapa kau?!” teriaknya, mencoba menahan rasa takut yang mulai menjalar ke seluruh tubuh.

Tidak ada jawaban. Tapi tiba-tiba, dinding-dinding lorong itu mulai berubah. Batu-batu yang tadinya diam kini bergerak, membentuk pola-pola aneh. Pola itu seperti bayangan wajah—wajah orang-orang yang dikenalnya. Ibu, teman lamanya, bahkan gadis kecil yang baru saja ditemuinya.

Namun ada sesuatu yang salah. Wajah-wajah itu tidak tersenyum, tidak juga menunjukkan ekspresi netral. Mereka semua menatapnya dengan tatapan kosong, seperti mereka tahu sesuatu yang tidak ia ketahui.

“Berhenti!” Ardan memejamkan mata, berharap semua itu hilang.

Tapi saat ia membuka matanya kembali, lorong itu sudah berubah. Ia kini berdiri di sebuah ruangan luas, dikelilingi oleh pilar-pilar besar yang menjulang tinggi ke langit-langit yang tak terlihat. Di tengah ruangan, ada sebuah cermin besar yang memantulkan bayangan dirinya. Tapi bayangan itu... berbeda.

Bayangan itu tidak memiliki mata, hanya rongga kosong yang mengeluarkan kabut hitam. Dan ia tersenyum.

“Siapa kau?” tanya Ardan dengan suara hampir berbisik.

Bayangan itu tidak menjawab. Tapi tangannya mulai bergerak, menunjuk sesuatu di belakang Ardan.

Perlahan, ia berbalik, dan saat itu juga ia merasakan seluruh tubuhnya membeku. Ada seseorang di sana—seorang gadis kecil dengan gaun putih lusuh dan luka menganga di perutnya. Mata gadis itu menatapnya, penuh kebencian.

“Kau,” bisiknya. “Kau yang membuka jalan ini.”

Ardan mundur, menjatuhkan buku yang ia pegang. Gadis itu melangkah mendekat, darah menetes dari lukanya ke lantai, menciptakan suara berdebum yang anehnya terdengar begitu keras.

“Jangan mendekat!” teriak Ardan, tapi tubuhnya tak mau bergerak.

Gadis itu berhenti tepat di depannya, lalu mengulurkan tangan yang gemetar ke wajahnya. Saat jari-jarinya hampir menyentuh kulitnya, dunia di sekitarnya berputar cepat. Ruangan itu runtuh, cermin itu pecah menjadi ribuan serpihan, dan kegelapan menyelimuti segalanya.

Yang terakhir ia dengar adalah bisikan lembut gadis itu, “Kegelapan ini adalah milikmu.”

Ketika Ardan membuka matanya, ia kembali berdiri di depan gerbang yang sama. Tapi kali ini, gerbang itu tertutup rapat, dan simbol di atasnya tak lagi berdetak. Buku itu hilang dari tangannya, digantikan oleh sebuah kunci kecil yang dingin seperti es.

Ia menatap kunci itu, napasnya terengah-engah.

“Apa sebenarnya yang baru saja terjadi?” gumamnya, sebelum menyadari bahwa di belakangnya kini ada jejak kaki kecil yang bersimbah darah, menuju ke dalam hutan.

---

1
Dzakwan Dzakwan
Sudah jadi fans berat cerita ini, semoga thor cepat update lagi.
HARI_MURU45MP3: Terima kasih banyak atas dukungannya! Senang banget tahu cerita ini bisa dinikmati. Update berikutnya akan segera hadir, jadi tungguin terus ya!
total 1 replies
Yoh Asakura
Aku udah binge-reading sampe tengah malem gara-gara cerita ini, teruskan ya thor! 💕
HARI_MURU45MP3: Terima kasih banyak atas dukungannya! Senang banget tahu cerita ini bikin kamu binge-reading sampai tengah malam 😄 Aku bakal terus berusaha memberikan yang terbaik. Jangan lupa kasih tahu pendapatmu tentang bab-bab selanjutnya, ya! 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!