Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
.
.
.
Aldebaran terus menunggu sampai dokter selesai memeriksa gadis itu. Aldebaran harus memastikan keadaan gadis itu sebelum ia pulang ke rumahnya.
Setengah jam kemudian dokter pun keluar dari ruangan tersebut. Aldebaran pun segera menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana dok?" tanya Aldebaran.
"Keadaan tidak terlalu parah, hanya luka luar saja, dan akan sembuh dalam beberapa hari," jawab dokter tersebut.
"Oh ya, dok tolong sembuhkan dia. Dan letakkan diruangan VVIP 1," kata Aldebaran.
"Baik Tuan muda, saya akan merawat gadis itu sebaik mungkin," jawab dokter itu.
Suster pun mendorong brankar tersebut dan membawa gadis itu keruang perawatan yang sudah disebutkan oleh Aldebaran.
Aldebaran pun mengikuti dari belakang dan dia akan menjaga gadis itu hingga sadar. Sebelum itu, Aldebaran mengambil laptop miliknya didalam mobil. Karena ia akan mencari tahu tentang gadis itu.
Aldebaran duduk di sofa ruangan itu, ia membuka laptopnya dan mencaritahu tentang gadis itu. Tidak sulit bagi Aldebaran mencari informasi seseorang.
"Fay Palakka Gerald Anston?" gumam Aldebaran.
Aldebaran terus mencari informasi tersebut dan hal yang tidak terduga akhirnya pun ia temukan.
Gerald Anston adalah seorang pengusaha sukses yang merajai dunia bisnis di Eropa. Dan seluruh hartanya di berikan kepada putri satu-satunya yaitu Fay Palakka Gerald Anston.
Fay mempunyai ibu tiri yang ingin menguasai harta mereka, saat ibu tirinya mengetahui kalau seluruh harta suaminya diserahkan kepada Fay. Ibu tirinya pun berniat menghabisi anak tirinya itu.
Aldebaran memperhatikan wajah gadis itu dengan seksama. Aldebaran juga tidak menyangka kalau gadis yang ia tolong adalah anak dari pengusaha yaitu Gerald Anston dari Jerman.
Aldebaran kemudian menelepon ayahnya untuk datang kerumah sakit.
"Halo, son. Ada apa?" tanya Ram to the point.
"Ayah bisa datang kemari? Ada sesuatu yang penting yang ingin aku bicarakan," jawab Aldebaran.
"Baiklah, Ayah akan datang bersama Bunda," kata Ram.
Aldebaran pun memutuskan sambungan teleponnya. Dan juga menutup laptopnya. Aldebaran berjalan mendekati ranjang pasien, dimana Fay masih belum sadarkan diri.
"Aku akan membantumu melindungi seluruh asetmu," gumam Aldebaran.
Aldebaran kembali duduk di sofa dan membuka laptop miliknya. Diam-diam Aldebaran melindungi aset perusahaan dan aset lainnya agar tidak jatuh ketangan orang yang salah.
Satu jam kemudian Ram datang bersama Cahaya. Kedua pasangan suami istri langsung keruang perawatan Fay.
"Ada hal penting apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Ram.
"Duduk dulu Ayah, Bunda," kata Aldebaran.
Ram dan Cahaya pun duduk, keduanya masih penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh putranya itu.
"Ayah kenal kan dengan Tuan Gerald Anston?" tanya Aldebaran.
"Ya, kenal. Dia adalah rekan bisnis ayah. Dan dia ingin menjodohkan putrinya denganmu, tapi ayah tolak. Karena ayah tau kamu tidak mungkin menerima perjodohan," jawab Ram.
"Ayah bisa menghubunginya untuk datang kemari? Tapi tanpa sepengetahuan istri dan anak tirinya," tanya Aldebaran.
"Tapi ayah tidak ada membahas bisnis," jawab Ram.
"Suruh saja dia datang, dan ingat jangan memberitahukan istri dan anak tirinya," ulang Aldebaran.
"Baik, ayah akan coba untuk menyuruh kemari," kata Ram.
Ram pun menelpon Gerald Anston, dan panggilan telepon pun langsung dijawab.
"Halo Tuan Ram. Ada apa menelpon saya?" tanya Gerald.
"Bisakah anda datang kemari? Saya ada sesuatu yang ingin dibahas. Dan tidak bisa lewat telepon," kata Ram to the point.
"Oya, jangan sampai anak dan istrimu tau," kata Ram lagi.
"Baiklah, saya akan pergi sekarang," ucap Gerald.
Gerald nampak sangat senang saat Ram mengatakan ingin membahas sesuatu. Karena Gerald sangat berharap putrinya akan menikah dengan putra rekan bisnisnya itu.
Gerald belum mengetahui kalau anak kandungnya hilang. Karena Fay tinggal di asrama, karena tidak tahan dengan perlakuan ibu tirinya.
Fay masih berkuliah dan sebentar lagi akan tamat, tapi kejadian tidak terduga membuatnya menjadi seperti ini.
Ibu tirinya menyuruh orang untuk membunuhnya, tapi orang yang dibayar oleh ibu tirinya itu malah membawanya ke negara ini. Fay disekap dan akan dijadikan pem**s n***u oleh orang suruhan ibu tirinya itu.
Fay berhasil lari dan akhirnya bertemu dengan Aldebaran.
"Ayah masih penasaran, mengapa kamu menyuruh ayah menghubungi Tuan Gerald?" tanya Ram.
Aldebaran memperlihatkan laptop miliknya kepada Ram, spontan Ram menoleh kearah gadis itu.
"Jadi dia putri Gerald?" tanya Ram. Aldebaran mengangguk. Cahaya pun terkejut mendengarnya.
"Inikah yang dinamakan takdir?" batin Ram.
"Sebaiknya kamu jaga dia disini, ayah dan Bunda akan pulang dulu," kata Cahaya.
"Baik Bunda," kata Aldebaran.
Aldebaran patuh kepada kedua orang tuanya, selama masih dijalan yang benar.
"Ayah dan Bunda pulang dulu," pamit Cahaya. Aldebaran mengangguk.
Setelah Ram dan Cahaya keluar dari ruangan itu, Aldebaran kembali membuka laptopnya dan melakukan pekerjaan yang belum selesai.
Aldebaran berkutak atik dengan laptopnya, tidak terasa malam sudah larut. Perut Aldebaran berbunyi karena ia lupa makan.
"Sebaiknya aku keluar cari makan dulu sebentar," gumam Aldebaran.
"Ehh, tapi aku tidak tega meninggalkan gadis itu sendiri," gumam Aldebaran. Aldebaran menjadi dilema.
Lalu ia memutuskan untuk memesan makanan pada restoran yang buka 24 jam. Kemudian Aldebaran kembali duduk di sofa sambil menunggu pesanan makanan datang.
Satu jam pesanan pun datang. Aldebaran segera membuka pintu ruangan tersebut dan mengambil makanan tersebut. Soal pembayaran sudah Aldebaran transfer. Kini hanya tinggal memberi tips pada pengantar makanan tersebut.
Aldebaran pun segera makan, kalau tidak makan maka ia akan sulit untuk tidur. Setelah selesai makan, Aldebaran segera kekamar mandi. Ia ingin mandi terlebih dahulu sebelum tidur.
Setelah selesai mandi, Aldebaran kembali melihat Fay dan ternyata belum sadarkan diri. Aldebaran pun berniat untuk tidur. Tapi sebelum itu Aldebaran menelpon asistennya kalau besok dia tidak masuk. Akhirnya Aldebaran pun tertidur karena sudah mengantuk.
Pagi hari...
Aldebaran meregangkan otot-otot tubuhnya, ia merasa pegal karena tidur di sofa. Matanya melihat ke ranjang rumah sakit, ternyata Fay masih belum sadarkan diri juga.
Aldebaran berjalan kekamar mandi, untuk membersihkan diri. Dan ia memesan pakaian ganti melalui online. Ia juga memesan pakaian untuk Fay bila sudah sadar nantinya.
"Apa dia koma?" batin Aldebaran. Dalam hatinya bertanya-tanya karena gadis itu masih belum sadar juga.
Dokter masuk untuk memeriksa keadaan pasiennya, dokter juga heran seharusnya pasiennya sudah sadar. Tapi ini masih belum.
"Bagaimana dok?" tanya Aldebaran.
"Menurut pemeriksaan kami, seharusnya pasien sudah sadar," jawab dokter.
"Mungkin se ...." Belum sempat Aldebaran melanjutkan perkataannya, Fay sudah melenguh.
"Dimana aku?" gumamnya.
Dokter pun mendekat ke pasien dan memeriksanya ulang.
"Keadaan pasien sudah lebih baik, hanya tinggal menunggu luka-lukanya sembuh," kata dokter.
"Terima kasih dok," ucap Aldebaran.
"Sama-sama tuan muda," jawab dokter.
"Baiklah kalau begitu saya permisi, saya harus memeriksa pasien lain," ucap dokter berpamitan.
"Silahkan dok," jawab Aldebaran.
"Siapa kamu?" tanya Fay.
Karena Fay merasa tidak mengenali pria yang ada didepannya ini. Karena saat Aldebaran membawa Fay dalam keadaan pingsan.
.
.
.