Hati siapa yang tak bahagia bila bisa menikah dengan laki-laki yang ia cintai? Begitulah yang Tatiana rasakan. Namun sayang, berbeda dengan Samudera. Dia menikahi Tatiana hanya karena perempuan itu begitu dekat dengan putri semata wayangnya. Ibarat kata, Tatiana adalah sosok ibu pengganti bagi sang putri yang memang telah ditinggal ibunya sejak lahir.
Awalnya Tatiana tetap bersabar. Ia pikir, cinta akan tumbuh seiring bergantinya waktu dan banyaknya kebersamaan. Namun, setelah pernikahannya menginjak tahun kedua, Tatiana mulai kehilangan kesabaran. Apalagi setiap menyentuhnya, Samudera selalu saja menyebutkan nama mendiang istrinya.
Hingga suatu hari, saudari kembar mendiang istri Samudera hadir di antara carut-marut hubungan mereka. Obsesi Samudera pada mendiang istrinya membuatnya mereka menjalin hubungan di belakang Tatiana.
"Aku bisa sabar bersaing dengan orang yang telah tiada, tapi tidak dengan perempuan yang jelas ada di hadapanku. Maaf, aku memilih menyerah!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Flashback
Seminggu sebelum ibu Tatiana meninggal
Mata Samudera membulat saat melihat kedatangan Triani. Memang ia baru bertemu beberapa kali saja dengan Triani dan taknbisa ia pungkiri, wajah Triani merupakan duplikat wajah Triana. Mereka benar-benar kembar identik sehingga siapapun yang mengenal Triana dan tidak mengenal kembarannya, maka mereka pasti akan mengira Triani adalah Triana pun sebaliknya. Hanya gaya berpakaian mereka saja yang menjadi pembeda. Namun biar begitu, pesona mereka tetap sama. Sama-sama cantik, berkelas, dan anggun.
Samudera terpaku. Rasa bahagia tiba-tiba membuncah. Ia seakan menemukan kembali istrinya, Triana.
Setelah kedatangan Triani hari itu ke rumah ibunya, tanpa sepengetahuan Tatiana Samudera sering bertemu dengan Triani di luar sana. Triani bercerita kemana saja ia selama ini. Ia juga meminta bantuan Samudera untuk membantu perceraiannya. Triani menceritakan kalau suaminya sudah melakukan kekerasan fisik padanya. Belum lagi suaminya juga selingkuh sehingga ia tak tahan lagi dan memilih bercerai meskipun harus mengorbankan karirnya di dunia modelling.
"Kak, tolong bantu aku bercerai. Suamiku kasar. Ia sering melakukan kekerasan padaku. Dia juga selingkuh. Aku sudah memintanya menceraikan ku, tapi dia tidak mau. Aku mohon kak, bantu aku," melas Triani saat itu dengan berderai air mata.
Samudera yang selalu melihat sosok Triana di wajah Triani pun tak mampu menolak. Ia mengangguk, mengiyakan. Samudera lantas meminta tolong temannya yang seorang pengacara untuk membantu perceraian Triani dengan suaminya.
***
Hari ketiga lagi-lagi mereka bertemu. Triani mengajak Samudera makan siang bersama. Sikap Triani yang humble membuat Samudera terjebak euforia kenangan kebersamaan dengan Triana. Melihat sikap lembut, ramah, perhatian, dan ceria Triani membuatnya merasa nyaman. Ia sampai lupa kalau perempuan yang bersamanya itu bukanlah Triana, tapi Triani, saudara kembar mendiang istrinya. Samudera pun sampai lupa, ia bukanlah laki-laki lajang lagi. Ia sudah memiliki istri. Ia sudah menikah dengan Tatiana. Tapi euforia itu seakan membutakan mata hati Samudera. Ia jadi sering pulang larut karena menikmati kebersamaan dengan Triani.
Hari keempat, Triani menjemput Ariana di sekolahnya. Ia mengajak Ariana ke rumah sakit bertemu Samudera. Ia juga mengajak keduanya makan siang bersama setelah itu jalan-jalan ke pusat perbelanjaan di kota itu. Triani tampak begitu memanjakan Ariana membuat gadis kecil itu merasa senang. Ia diajak ke pusat permainan dan membeli mainan. Sebagai seorang anak kecil, jelas saja Ariana senang. Ia hanya seorang anak kecil yang masih polos yang tidak mengerti maksud dan tujuan Triani mendekatinya.
Hari kelima Triani mengungkapkan rasa sukanya pada Samudera. Jelas saja Samudera terkejut. Ia yang merasa nyaman dengan Triani memang tidak menerima secara langsung, tapi ia mengatakan pada Triani untuk menjalani saja terlebih dahulu.
"Kak, jujur, sejak awal kita bertemu aku sudah menyukai Kak Sam. Tapi aku tahu diri, tidak mungkin aku merebut kekasih saudara kembarku sendiri. Oleh sebab itu, setelah kak Sam menikahi Triana, aku memilih pergi. Kebetulan saat itu ada tawaran dari agency untuk aku bergabung dengan mereka di pagelaran busana di Prancis. Aku yang tidak sanggup melihat romantisme kalian lantas memilih pergi. Dan kini Triana sudah tak ada lagi, aku pun akan segera bercerai, apakah ada kesempatan aku untuk bersama dengan Kak Sam?" ucap Triani kala itu.
Samudera tertegun. Ia bingung, tapi rasa cintanya pada mendiang Triana membuatnya tanpa sadar memberikan kesempatan pada Triani.
"Kau tahu kan kalau aku sudah menikah?"
"Tapi aku bisa melihat kalau Kak Sam tidak mencintai perempuan itu. Aku tahu, aku tak pantas bicara seperti ini, kalau kak Sam mau, aku bersedia kok menjadi pengganti Triana. Bukankah aku yang lebih pantas, selain aku saudara kembar Triana, aku juga memiliki kemiripan identik. Aku tak masalah Kak Sam menganggap ku Triana. Aku yakin, perlahan Kak Sam bisa mencintaiku seperti Kak Sam mencintai Triana."
"Kita jalani dulu saja. Kita tidak tahu ke depannya bagaimana."
Meskipun jawaban itu tidaklah pasti, tapi Triani tetap merasa senang. Artinya ia memiliki kesempatan untuk memasuki kehidupan seorang Samudera. Seorang dokter spesialis yang bukan hanya tampan, tapi pasti juga mapan.
Setelah pertemuan itu, Triani makin gencar mendekati Samudera. Hingga di hari ke-tujuh, Triani membujuk Ariana agar merengek kepada sang ayah agar mau menemaninya ke water park. Samudera yang tidak tega melihat rengekan Ariana lantas setuju. Melihat Ariana bahagia membuat Samudera melupakan semua. Karena terlalu asik bersenang-senang dengan Ariana dan Triani, Samudera sampai mengabaikan panggilan Tatiana untuk mengabarkan keadaan sang ibu. Ia juga sampai tak tahu kalau ibu mertuanya meninggal dan telah dimakamkan sore itu juga.
Apa yang Samudera alami hari itu bagaikan sebuah tamparan keras. Ia akhirnya sadar, karena terlalu terhanyut akan euforia kebersamaan dengan Triani yang menjelma bagai Triana, ia sampai lupa perannya sebagai seorang suami. Sikap abainya membuat ia sampai tidak bertemu dengan ibu mertuanya untuk terakhir kali. Sejak saat itu, Samudera pun berusaha menghindari Triani.
Triani yang tidak terima terus merecoki kehidupan Samudera. Bahkan ia sampai menyusul Samudera ke Bali.
"Kenapa kau terus menghindari ku, Kak? Kau mengabaikan pesan dan panggilanku. Bahkan kau pergi ke sini tanpa memberitahu ku. Sebenarnya kau kenapa? Apa aku ada membuat salah?" cecar Triani saat bertemu dengan Samudera di restoran hotel tempat Samudera menginap.
Samudera pun benar-benar terkejut saat mengetahui Triani menyusulnya ke Bali. Samudera pikir mereka memang harus segera meluruskan permasalahan mereka. Ia tidak bisa membiarkan masalah timbul terus menerus. Apalagi semenjak kematian ibu mertuanya, sikap Tatiana berubah. Ia jadi bersikap dingin. Tak ada lagi Tatiana yang hangat dan ceria. Bahkan senyumnya pun tak pernah lagi terbit di bibirnya. Samudera sadar, kesalahannya sudah begitu fatal. Seharusnya ia ada di sisi Tatiana saat itu. Di saat titik terendah Tatiana, ia justru sedang sibuk bersenang-senang dengan perempuan lain. Wanita manapun itu pasti akan kecewa, Samudera sadar itu.
"Maaf, aku harap mulai sekarang kau menjaga jarak dariku, Triani. Kita tidak seharusnya bersikap seperti sepasang kekasih seperti ini. Aku memiliki seorang istri, sedangkan kau belum resmi bercerai. Aku minta maaf karena sudah membuatmu terlanjur berharap. Aku harap setelah ini, kau menjaga jarak dariku. Aku tidak ingin melukai istriku lebih dalam lagi. Aku tidak melarang mu bertemu dengan Ariana karena bagaimanapun Ariana tetaplah keponakanmu. Tapi hubungan kita hanya sebatas itu, hanya sekedar mantan ipar sekaligus ayah dari keponakanmu. Aku harap kau mengerti dengan permintaanku ini."
"Tapi Kak, bagaimana bisa kau melakukan ini? Setelah melambungkan asaku setinggi langit, hari ini kau justru menghempaskan aku sampai ke palung terdalam. Kau tega kak. Pokoknya aku tidak mau mundur. Aku mencintaimu, Kak. Hanya aku yang pantas menjadi pendampingmu. Hanya aku yang pantas menggantikan posisi Triana di sisiku dan hanya aku juga yang pantas menjadi ibu Ana. Kau tak lupakan kalau ada darahku juga yang mengalir di darah Ana jadi hanya aku, hanya aku yang pantas berdiri di sisimu, bukan ... "
"Oh, jadi ini alasan kau ingin bercerai denganku? Karena kau menjalin hubungan dengan laki-laki ini? Mantan ipar mu sendiri?" sinis seorang laki-laki membuat Triani terlonjak dengan wajah memucat.
"Dan kau, benar-benar bajingaan. Bukankah kau sudah menikah? Apa pantas laki-laki bersuami berkencan dengan istri orang lain?" sentak laki-laki yang tak lain adalah suami Triani.
"Kalau iya kenapa? Kami saling mencintai, jadi apa masalahnya? Lagipula aku dan dia sama-sama sebentar lagi akan bercerai, benarkan Kak?"
Wajah Samudera menggelap. Ia pun segera berdiri dan menatap wajah suami Triani.
"Silahkan selesaikan urusan kalian dan jangan seret aku ke dalam permasalahan kalian sebab aku tidak ada hubungan sama sekali dengan Triani!" Tegas Samudera yang segera melangkah pergi dari sana.
Setelah urusan Samudera di Bali selesai, ia pun bertolak ke Surabaya. Setelah urusan di Surabaya pun selesai, ia langsung pulang ke Jakarta. Namun karena ia diminta segera ke rumah sakit, Samudera pun segera bertolak ke rumah sakit dari bandara.
Samudera yang belum lama tiba, tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Triani. Entah siapa yang memberitahu kepulangannya dan keberadaannya di rumah sakit itu. Samudera tidak begitu menghiraukan kedatangannya meskipun Triani terus berusaha membujuknya agar mau menerima cintanya. Samudera kembali menegaskan kalau ia tak ingin menjalin hubungan dengan Triani terlebih ia sudah menikah. Samudera yang muak karena Triani yang terus merengek berharap ia mau menerima cintanya pun segera beranjak untuk keluar dari ruangan itu. Ia lebih baik melakukan visit daripada terus-terusan mendengar curahan kesedihan Trani yang kecewa karena ia tak mau menerima cintanya.
Triani yang tak ingin Samudera meninggalkannya begitu saja pun segera menghadang langkah Samudera dan memeluknya. Di saat bersamaan Tatiana membuka pintu hingga kekecewaan itu kembali tercipta di netra Tatiana. Samudera bisa melihat itu. Samudera ingin meminta maaf dan menjelaskan segalanya ternyata sudah terlambat. Tatiana sudah terlanjur pergi entah kemana rimbanya membuat hatinya merasa nelangsa hingga terpuruk dalam penyesalan yang tak bertepi.
...***...
...HAPPY READING ❤️❤️❤️...