Tidak pernah ada yang mengetahui tentang hubungan Bos antara Karyawannya. Mereka benar-benar sangat hebat menutupi tentang hubungan itu.
Akankah semuanya berjalan lancar sampai nantinya hubungan antara Bos dan Karyawan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan
Lara yang sudah masuk kedalam ruangannya Atlas, dimana pria itu melihat seperti bayangan diluar jendelanya.
Walaupun bertutup, tapi Atlas sangat tau melihat bayangan seseorang disana.
" Kemarilah dan katakan apa yang terjadi" kata Atlas dengan nada dinginnya
" M-maaf, beberapa email yang hilang"
Brak!
Atlas menggebrak meja hal itu membuat Lara terkejut, dia sengaja melakukan itu agar seseorang yang diluar mendengar seolah-olah Lara sedang dimarahi oleh Atlas.
" Bagaimana bisa hilang Lara? Itu adalah dokumen sangat penting yang saya kirimkan kepadamu itu Lara"
Setelah mendengar semuanya, seseorang itu langsung pergi Atlas merasa sudah aman kini dia kembali berbicara biasa saja.
" Keruangan pribadiku sekarang juga Honey" kata Atlas dengan nada biasanya
Seketika Lara merasa ada yang aneh dengan Atlas, saat tadi dia marah-marah lalu sekarang berubah begitu saja.
Lara melangkah kakinya mengikuti Atlas kedalam ruangan pribadinya, iya tentu saja tidak ada siapa yang mengetahui selain Lara dan Asisten Pribadinya saja.
Saat masuk Atlas yang sudah duduk ditepi tempat tidur dengan tangan yang mengisyaratkan bahwa menyuruh Lara untuk duduk disampingnya.
Lara dengan langkah yang pelan mendekat dan duduk disampingnya Atlas.
" Katakan mengapa kamu menangis Honey?" tanya Atlas dengan lembutnya
Bukannya menjawab namun Lara malah menjadi menangis, dia tidak bisa menahan rasa sakit hatinya kepada Laura sehingga membuatnya menangis kembali.
Atlas langsung membawa Lara kedalam pelukannya sambil mengelus-elus punggung istrinya.
" Sudahlah, biarkan aku yang mengurus semuanya Honey tidak apa-apa" kata Atlas menenangkan Lara
" T-tapi dari halaman pertama dan keempatnya tidak ada bagaimana itu bisa menyambung" ucap Lara dengan nada tangisnya
" Ssssttt, biarkan nanti Zacky yang akan mengurusnya nanti"
Lara menganggukkan kepalanya lalu mempererat pelukannya kepada Atlas, air matanya mengalir terus-menerus dipipinya.
*******
Setelah waktu menunjukkan jam 1, dimana semua para karyawan telah kembalian dari jam istirahat.
Kini Lara juga baru keluar dari ruangannya Atlas dengan wajah yang begitu lesu, ditambah lagi matanya begitu bengkak dan sebam.
Hal itu membuat semuanya menatap kasian terhadap Lara mungkin dipikiran mereka Lara dimarahi habis-habisan oleh Bos mereka.
" Hey teman-teman mau tau tidak?" kata Laura dengan nada bangganya
Lara hanya menghelankan nafasnya dalam-dalam lalu duduk ditempatnya sambil memulai melanjutkan pekerjaannya tadi.
" Tadi pas waktu istirahat dia masuk keruangan bos loh, sepertinya bos sedang marah besar katanya dokumen itu adalah sangat penting" kata Laura dengan tidak berdosanya
Semuanya bukan suka mendengar hal itu namun mereka merasa kesal, Laura hanya tersenyum-senyum saja melihat Lara yang begitu rapuh sekali.
" Dasar diri lo, lo penyebab semuanya seharusnya bukan Lara yang dimarahin sama bos seharusnya lo" salah satu dianggota 2
" Benar, seharusnya lo yang dimarahin sama bos bukan Lara"
Laura merasa mereka semua membela Lara, dia begitu kesal sekali sehingga mengepalkan tangannya sangat erat sekali.
" Mengapa kalian malah membela dia sih? Kan dia memang salah dan ceroboh bisa-bisanya dokumen penting hilang"
Mereka semuanya menggelengkan kepalanya merasa benar-benar tidak ada malunya sekali Laura.
Tiba-tiba!
" Laura, lo dipanggil bos keruangannya" kata Denisa
Laura tampak begitu kaget.
" Ada apa bos manggil gue?"
" Mana gue tau, dia hanya memberikan pesan dan mengatakan menyuruh lo keruangannya sekarang juga" jawab Denisa dengan nada menekannya
Seketika Laura merasa panik saat mendengarnya, apakah bos sudah tau apa yang dia lakukan?
" Mengapa lo masih diam disini? Cepat bos sudah menunggu lo" bentak Denisa
Laura menghentakkan kakinya, dia merasa kesal sekali bagaimana bos bisa tau? Dia melangkahkan kakinya menuju kantornya Atlas dengan raut wajah yang panik.
Saat ini masuk, tatapannya menuju kearah Lara dia menuduh Lara bahwa dialah yang mengadung.
" Itu pasti kerjaan lo kan Lara" teriak Laura
Lara merasa terkejut, dia menatap kearah Laura yang sedang kesal kepadanya dan berdiri didepan ruangannya Atlas.
" Masuk sudah sana Laura, jangan menggangu orang lagi" teriak Denisa dari ujung
Semuanya menatap kearah Denisa yang sudah sangat murka kepada Laura, hal tersebut membuat Laura masuk kedalam.
Emosi Denisa sudah sangat memuncak sekali karena Laura selalu membuat masalah terus.
******
Brak!
Beberapa dokumen terlempar diatas meja dengan ketebalan yang luar biasa, mata Laura menjadi meloto kearah dokumen diatas meja itu.
" Kerja semua dokumen ini, dan jangan pulang jika belum selesai" kata Atlas dengan nada dinginnya
" T-tapi bos itu sangat banyak sekali, bagaimana bisa saya menyelesaikan dalam sehari saja?"
" Saya tidak peduli, sekarang kerjakan jika tidak kamu akan saya pecat"
Betapa terkejutnya Laura melihat bosnya begitu marah, Laura dengan cepat mengambil beberapa dokumen diatas meja itu lalu berpamitan kepada Bosnya.
Raut wajahnya sangat kesal sekali, dan dokumen yang diberikan Atlas sepertinya materinya membuatnya tidak paham.
Saat keluar dari ruangan Atlas, tatapan mereka kepada Laura seperti mengejek karena mungkin Laura menerima hukumannya dari Atlas.
Brak!
Laura menaruh diatas mejanya, tidak ada satupun mereka yang peduli kepada Laura.
" Guys, bantu gue dong ini materinya kayaknya gak gue pahami" kata Laura meminta bantuan temannya
Lalu.
" Kerjakan sendiri, itu hukuman lo jangan membawa teman-teman lo yang lainnya mereka tidak ada salah" kata Denisa yang baru saja tiba
Laura bangun dari duduknya sedari tadi sepertinya Denisa benar-benar sensi kepada dirinya.
" Lo kenapa sih sa? Gue ada salah sama lo sehingga lo benar-benar sensi kepada gue?"
Denisa menarik nafasnya dalam-dalam lalu menatap tajam kearah Laura.
" Iya lo ada salah sama gue, dan lo mau tau salah lo apa ha?" kata Denisa dengan nada menekannya
" Gara-gara lo yang membuat masalah kepada Lara, tim kita diberi hukuman itulah mengapa gue sangat sensi kepada lo" sambung Denisa
Laura hanya terdiam saja saat mendengarnya, tetapi dia tidak pernah merasa bersalah dengan hal itu.
" Gue harap lo dikeluarkan dari tim gue dan dipecat karena gue sudah muak kepada lo" kata Denisa langsung pergi
semangat up lagi thor