Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Paris,,,
"Faster baby,, kamu sangat nikmat,," Racau seorang pria blasteran Indonesia - Perancis.
Dia sedang menikmati tubuh wanita cantik yang bergerak liar di atas tubuhnya. Satu tangannya memegangi pinggang si wanita, tangan lainnya meraih apapun yang ada di depan mata untuk dimainkan.
Perbedaan waktu 5 jam dengan Indonesia, saat ini di Paris masih pukul 1 dini hari. Udara di luar mampu menusuk sampai ke tulang, tapi kota itu seolah tidak pernah mati. Masih banyak manusia yang menghabiskan waktu di luar ruangan, menikmati indahnya kota Paris di malam hari.
Namun berbeda dengan Julia yang sejak pukul 11 malam sudah mengurung diri di dalam kamar hotelnya bersama seorang pria di masa lalu. Mereka tidak sengaja bertemu di salah satu club saat Julia sedang berkumpul dengan teman-temannya.
Kisah cinta yang belum usai, membuat keduanya memutuskan keluar dari club untuk bicara berdua. Awalnya mereka hanya duduk di pinggiran taman, menikmati suasana indah kota Paris. Namun naluri keduanya sebagai pria dan wanita dewasa, pada akhirnya menuntun mereka ke kamar hotel.
Nafas Julia terengah-engah setelah mendapatkan pelepasan ketiga kalinya. Julia perlahan turun dari atas tubuh pria yang memiliki perawakan tegap dan tinggi itu. Lebih tinggi dari Hendry.
Julia menarik selimut, dia kemudian menggulung tubuh polosnya. Sedangkan lawan mainnya langsung turun dari ranjang, melepaskan pengaman dan membuangnya ke tempat sampah.
Julia menatap punggung lebar yang dihias tato bunga mawar, tepat di bawah tengkuk.
Dulu sebelum bertemu dengan Hendry, Julia sempat menjalin hubungan dengan pria lain selama 2 tahun. Hubungannya terpaksa berakhir karna kekasihnya harus menetap di Paris.
Kini setelah bertahun-tahun, mereka dipertemukan kembali tanpa sengaja. Padahal Julia sudah melupakannya, termasuk melupakan semua kenangan masa lalunya itu.
"Aku harap setelah ini kamu tidak salah paham padaku, Rexy." Ujar Julia. Dia tampak menyesali pengkhianatannya terhadap Hendry. Menyesal karna membiarkan pria lain menikmati tubuhnya.
Rexy tersenyum samar sembari memungut celana da -lam dan memakainya. Pria itu belum bersuara, masih fokus memakai satu persatu pakaian miliknya yang tadi berserakan di lantai.
Julia dibuat gelisah karna Rexy hanya diam saja. Julia takut Rexy akan berbuat nekat dan mengacaukan rumah tangganya dengan Hendry.
Walaupun terkesan cuek dan dingin, tapi Julia sangat mengenal karakter mantan kekasihnya itu.
Rexy akan melakukan apapun demi mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Aku sudah memiliki suami dan anak, jadi,,," Julia menghentikan ucapannya karna mendengar suara tawa.
Rexy terkekeh santai sambil menatap ke arah ranjang. Julia merasa tersinggung karna tawa Rexy seolah sedang meledeknya.
"Just for fun, Julia." Kata Rexy acuh. Dia sama sekali tidak menggunakan perasaan ketika sedang bermain dengan Julia, meskipun Rexy berani mengakui kalau permainan Julia sangat luar biasa. Tapi Rexy menganggap hubungan tadi hanya untuk bersenang-senang saja.
Julia mungkin lupa, se- ks bebas sudah menjadi hal biasa di luar negeri. Mereka bahkan bisa melakukannya dengan orang asing asal tidak ada unsur paksaan dan sama-sama saling menguntungkan.
Rexy mengancing kemejanya sembari berjalan ke arah Julia.
"Kita sama-sama puas malam ini, aku tidak akan mengungkitnya dikemudian hari. Lagipula aku akan menikah dalam waktu dekat." Tuturnya.
Julia membuang nafas lega setelah mendengar pengakuan Rexy. Selama Rexy tidak buka suara, percintaan panas tadi hanya akan menjadi rahasia mereka berdua tanpa di ketahui oleh siapapun, terutama Hendry.
Rexy merogoh dompet dan mengeluarkan 10 lembar uang euro dengan nominal yang paling besar. Walaupun Julia juga menikmati permainan tadi, namun Rexy merasa gengsi jika mendapatkannya cuma-cuma. Lebih baik mengeluarkan uang meskipun tau Julia tidak kekurangan uang.
Julia menatap tak suka ketika Rexy mengeluarkan uang dan menyodorkan padanya. Dia merasa telah menjual tubuhnya karna Rexy ingin membayarnya.
"Hanya ada 5000 euro uang cash. Kamu tulis nomor rekening mu saja, sisanya akan aku transfer." Ujar Rexy sembari menyodorkan uang dan ponsel miliknya agar Julia mengetikkan nomor rekening.
Bola mata Julia melotot sempurna.
"Aku tidak sedang menjual tubuhku. Cukup rahasiakan kejadian malam ini. Jangan sampai suamiku tau.!" Seru Julia kesal. Dia tidak mau menerima uang itu dan malah turun dari ranjang sambil memunguti pakaiannya.
Rexy tersenyum smirk. Dia meletakkan uang di atas nakas meski Julia menolak.
"Pakai saja untuk mentraktir teman-temanmu." Kata Rexy saat Julia menatapnya tak suka.
"Kamu jauh lebih baik dari 8 tahun yang lalu." Puji Rexy dengan senyum penuh arti.
Julia memutar bolanya malas. Bagaimana bisa Rexy membandingkannya dengan 8 tahun yang lalu, disaat belum mahir melakukan apapun.
...******...
Hendry memasukkan barang bawaan ke dalam bagasi mobil. Sedangkan Bella berdiri di dekat mobil sambil menggendong Ale dan menunggu Hendry selesai memasukkan beberapa barang ke dalam mobil. Mereka bertiga siap pergi berlibur ke pantai. Hendry menepati janjinya pada Bella karna dia kalah bertanding dari Bella.
"Ayo masuk." Hendry memabukkan pintu di samping kemudi untuk Bella.
Bella mengangguk patuh. Sambil menggendong Ale, dia masuk ke dalam mobil dengan perasaan puas. Hendry semakin jauh masuk ke dalam perangkapnya. Liburan ini tidak akan disia-siakan oleh Bella. Dia bertekad merebut hati serat perhatian Hendry sebelum Julia kembali.
Bella mendudukkan Ale di pangkuannya. Bayi berusia 1 tahun itu cukup tenang dan tidak rewel sama sekali walaupun baru bangun beberapa menit yang lalu. Tadi Bella buru-buru memandikan Ale agar tidak terlalu siang ketika sampai di pantai. Bella juga belum sempat menyuapi Ale, jadi dia membawa sarapan milik Ale supaya bisa menyuapinya di mobil.
"Ale makan dulu ya,," Ujar Bella seraya membuka kotak makan berisi bubur yang dibuat khusus untuk Ale.
"Mam,, mam,," Celoteh Ale. Kedua tangan gemuknya berusaha meraih kotak makan di tangan Bella. Wanita itu terkekeh gemas dengan tingkah Ale.
"Ale semangat sekali kalau soal urusan makan, mirip seperti Daddy." Kata Bella seraya menguapkan bubur ke dalam mulut Ale.
Hendry hanya melirik sekilas karna sedang fokus menyetir. Diam-diam Hendry mengulum senyum, ini pengalaman pertamanya pergi bertiga dengan Bella dan Ale. Dia merasa sudah seperti keluarga kecil sederhana yang bahagia, bisa melihat pemandangan seorang istri menyuapi anak mereka di dalam mobil. Sayangnya hal seperti itu tidak bisa dia lakukan bersama Julia.
"Bella,," Panggil Hendry yang terdengar serius.
Bella langsung menoleh.
"Ya.?" Sahutnya.
"Kamu tidak punya pacar kan.?" Tanya Hendry penasaran. Hendry tidak akan berbuat semakin jauh seandainya Bella sudah memiliki kekasih.
"Hal seperti tadi malam tidak akan terjadi kalau aku sudah memiliki pacar." Jawab Bella.
Lagipula mana sempat Bella punya waktu untuk berkencan dengan pria di luar sana.
Hendry tampak senyum-senyum sendiri, satu tangannya mengusap pucuk kepala Bella tanpa ada rasa canggung sedikitpun.
"Terimakasih sudah mengorbankan waktu dan tenaga untuk menjaga Ale." Ucap Hendry tulus. Kalau saja tidak sedang menyetir, Hendry mungkin sudah memeluk Bella sebagai tanda terimakasih.
"Aku senang bisa menjaga Ale." Jawab Bella sambil mencubit gemas sebelah pipinya.
Bella dan Hendry saling pandang, lalu melempar senyum penuh arti dengan sorot mata diselimuti kehangatan.