Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Pemahaman!
"Pak Tua, apa kamu ingin membunuhku?" tanya Quan Shao dengan senyum mengejek di wajahnya.
"Bukankah sudah jelas," kata Shen Jian dengan acuh tak acuh.
"Hahahaha." Quan Shao tertawa gila. "Selama aku di angkat menjadi Tetua Klan Shao, kamu adalah orang pertama yang berani mengatakan hal itu kepadaku!" ujarnya.
"Aku tersanjung," kata Shen Jian.
"Cih. " Quan Shao mendengus dingin. "Pak Tua, aku tidak tahu siapa dirimu. Tapi jika kamu ingin membunuhku, kamu harus berpikir dua kali untuk melakukannya!" ancam Quan Shao.
"Maaf, tapi aku bukan orang yang suka berpikir terlalu banyak. Sekali saja sudah cukup," balas Shen Jian. Kemudian dia berbalik menatap Jiang Xin. "Perhatikan! Aku akan menunjukan kepadamu bagaimana seorang Praktisi Dao Pedang bertarung," ucapnya.
Setelah mengatakan itu, Shen Jian perlahan mendekati Quan Shao yang berdiri di kejauhan.
Melihat ini, senyum dingin perlahan muncul di wajah Quan Shao. "Pak Tua, kamu melebih-lebihkan dirimu sendiri!" cibirnya.
Kemudian, Quan Shao menyatukan kedua telapak tangannya. Jari-jarinya yang pucat saling bertaut, membentuk segel tangan yang unik.
Mendongak, senyum dingin muncul di wajah Quan Shao saat dia berkata. "Teknik Pusaran Dao; Prajurit Kayu. Bangkit!"
" .. Bang! .. Bang! .. Bang! .. "
Begitu suara Quan Shao jatuh, ledakan keras tiba-tiba terdengar dari dalam tanah. Membuat permukaan tanah berguncang hebat. Pada saat yang sama, pohon-pohon di sekitar yang sebelumnya tenang tiba-tiba bergerak. Itu mengeliat dan berubah, mengambil bentuk seperti manusia dengan pedang kayu di tangan mereka.
Fenomena ini mengejutkan Jiang Xin. "Ini .. Bagaimana mungkin?" katanya dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
Saat ini, di depan mata Jiang Xin. Dia melihat ratusan pohon di sekitar telah mengambil bentuk prajurit manusia kayu. Semua bergegas mendekat dan berkumpul di depan Quan Shao, berdiri tegap dengan barisan yang rapih. Itu muncul seperti pasukan yang siap mati di medan pertempuran. Selain itu, aura yang di pancarkan oleh ratusan boneka kayu sebenarnya sama dengan aura Dao Master Puncak.
Jiang Xin merasakan dingin di sekujur tubuhnya. Keringat dingin mengalir di pelipisnya saat dia menatap pasukan boneka kayu di depannya.
"Kita berada dalam masalah kali ini," gumam Jiang Xin dengan ekspresi putus asa di wajahnya.
Pada saat ini, suara acuh tak acuh Shen Jian memasuki telingannya.
"Bocah bodoh, perhatikan baik-baik!"
Mendengar ini, Jiang Xin segera sadar. Dia dengan cepat mendongak, menatap punggung ilusi Shen Jian yang saat ini berhadapan dengan ratusan boneka kayu.
Ketika Jiang Xin melihat punggung tua itu. dia entah mengapa merasa lebih baik.
"Ya, Guru ada di sini. Apa yang perlu di takutkan!" kata Jiang Xin dengan percaya diri.
Sementara itu, setelah semua boneka kayu berkumpul. Quan Shao menatap Shen Jian dengan senyum dingin di wajahnya. "Pak Tua, bagaimana? Apa kamu masih berpikir untuk membunuhku?" katanya dengan sombong.
Shen Jian mengabaikan kata-kata Quan Shao saat pupil matanya menyapu ratusan boneka kayu di depan dengan ekspresi tenang. "Teknik Pusaran Dao: Bayangan Hantu!" ucapnya.
" .. Whosss! .. "
Sosok Shen Jian yang ilusi tiba-tiba menghilang, dan di detik berikutnya. Itu muncul di tengah-tengah pasukan boneka kayu.
Melihat ini, kejutan yang ekstrim muncul di wajah Quan Shao. "Dao Ancestor!" serunya.
Begitu Shen Jian muncul di tengah-tengah pasukan boneka kayu, sebuah pedang ilusi tiba-tiba muncul di tangannya. Tanpa memberi waktu pada musuh untuk bereaksi, Shen Jian dengan cepat menebas tiga prajurit boneka kayu yang berdiri paling dekat dengannya.
" .. Shing! .. "
Cahaya pedang yang menyilaukan mata muncul sebelum akhirnya menghilang dengan cepat. Lalu, di detik berikutnya. Tiga prajurit boneka yang berdiri di depan Shen Jian terpotong menjadi dua bagian, itu jatuh ke tanah seperti mainan kayu. Seolah-olah boneka yang tampak kuat sebelumnya hanya kertas tipis yang sangat mudah sobek.
"Saat menyerang dan mengayunkan pedang, tidak boleh ada keraguan. Tidak ada emosi tetapi ketenangan. Pedang dan hati adalah satu, yang menentukan presisi dan ketajaman pedang bukan pada pedang yang di gunakan. Melainkan hati penggunanya," kata Shen Jian. "Jalan Dao Pedang bukanlah sihir atau energi, itu adalah prinsip. Keteguhan hati, salah dan benar. Ketika kamu mengatakan tidak, maka tidak. Tapi ketika kamu mengatakan bunuh, maka meski dewa sendiri datang. Kamu akan tetap membunuh!" tambahnya sambil menyarungkan pedang ilusi di pinggannya, mengambil postur rendah dengan kaki kiri di tarik ke belakang.
Saat ini, momentum yang keluar dari tubuh Shen Jian sangat kuat dan tajam. Seolah-olah jika Shen Jian mau, bahkan gunung akan terbelah. Ini bukan karena kekuatan yang di tunjukan sebelumnya, tapi postur dan gaya Shen Jian sangat sempurna. Tidak ada celah dan kekurangan.
Mendengar kata-kata Shen Jian, sebuah pemahaman baru tiba-tiba muncul di kepala Jiang Xin.
"Dao Pedang bukan energi tapi prinsip. Energi mungkin saja terbatas, tetapi prinsip dan tekad. Itu tidak terbatas. Selama kita yakin dan percaya, apapun bisa saja terjadi," gumam Jiang Xin sambil menutup kedua matanya.
Sekarang dia akhirnya mengerti mengapa pedangnya sangat tumpul, dan mengapa dia selalu kesulitan dan menghadapi musuh. Itu karena dia bertarung dengan ragu-ragu, dia tidak percaya dengan kemampuanya. Dia selalu khawatir dengan hal-hal yang tidak perlu.
"Jika kamu mengatakan tidak, maka tidak. Jika kamu mengatakan bunuh, maka bunuh. Tidak ada yang bisa menghentikanmu,"
"Yang membuat kita kuat bukan dari pedang yang kita gunakan, tapi hati dan pikiran. Pedang menyatu dengan hati penggunanya. Seberapa kuat pedang itu di tentukan oleh hati dan tekad,"
Suara-suara asing yang Jiang Xin tidak tahu asalnya tiba-tiba memasuki pikiran Jiang Xin, membuat dia jatuh dalam halusinasi yang dalam.
Saat Jiang Xin membuka mata, dia menemukan bahwa saat ini. Dia sekali lagi berdiri di depan patung misterius.
"Patung ini lagi!" Jiang Xin mengerutkan kening sambil menatap patung di hadapannya dengan penasaran.
Terakhir kali dia di usir dengan paksa oleh suara misterius, dan sekarang. Dia muncul lagi di sini.
"Sebenarnya tempat apa ini?" gumam Jiang Xin dengan heran.
Pada saat ini, cahaya emas keluar dari patung lalu melesat ke arah Jiang Xin. Itu menembus tubuh Jiang Xin. Membuat Jiang Xin kembali ke dunia nyata.
Begitu Jiang Xin membuka mata, dia melihat bahwa ratusan boneka kayu telah sepenuhnya di kalahkan oleh Shen Jian, menyisahkan Quan Shao seorang diri.
"Kamu .. Siapa kamu sebenarnya?" teriak Quan Shao dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.
"Kamu tidak layak untuk tahu," kata Shen Jian acuh tak acuh. Kemudian dia berbalik ke arah Jiang Xin. "Kemari!" panggilnya.
"Oh, baik." Jiang Xin mengangguk, kemudian berlari menuju Shen Jian.
Setelah Jiang Xin tiba, Shen Jian dengan acuh tak acuh berkata. "Aku akan melumpuhkannya, sisanya akan di urus olehmu!"
