NovelToon NovelToon
Merindukan Cinta Suami

Merindukan Cinta Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sanayaa Irany

Pernikahan adalah ibadah terpanjang suami istri.. Dalam pernikahan kita harus bisa menjaga hubungan tetap harmonis agar awet dan langgeng..
Tapi bagaimana, saat usia pernikahan menginjak usia 15 tahun, jika suami kita, tidak peduli lagi?
Jangankan kata cinta...
Perhatian kecil saja sudah sulit di gapai..
Alin.. perempuan berhijab berusia 35 tahun, meratapi rumah tangga nya yang sudah tak harmonis lagi seperti dulu..
Suami nya menjadi dingin sejak 6 bulan yang lalu..
Alin berusaha mengoreksi diri sendiri apakah ada yang salah dengan diri nya, mempercantik dirinya, membuat dirinya lebih menarik lagi dihadapan suami..
Namun sebab Dery tak menoleh padanya lagi, bukan lah sebab Alin tak menarik lagi, melainkan karena ada cinta lama nya Renata yang datang kembali dalam hidup suami nya..
Apakah perceraian jalan terbaik..
Atau bertahan menahan luka, demi sebuah cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.31 Bertemu Putra

“Loh, Putra?” ujar Raka dengan suara yang sedikit keras. Hingga pengurus yayasan pondok pesantren langsung menoleh kearah nya.

“Kenapa pak?” tanya pengurus yayasan tersebut.

“Maaf pak, kalau suara saya mengganggu ya.. saya melihat ada teman saya disini,” Raka menunjuk kearah Putra yang sedang fokus mengajarkan anak-anak membuat kerajinan tangan.

“Ohh, Den Putra... Jadi bapak ini kenal dengan beliau?”

“Iya saya kenal pak.. kalau boleh tahu dia disini..?”

Pengurus Yayasan yang bernama Pak Hasan tersebut paham maksud dari Raka pun langsung menjawab nya.

“Yayasan ini milik keluarga Yudhistira pak, tapi yang aktif disini tuh neng Rara, adik nya Den Putra. Kalau Den Putra nya sendiri paling kesini kalau dia lagi libur kerja gini, terus kalau misal nya ada masalah di bagian pembangunan atau semacam nya begitu barulah Den Putra yang turun tangan. Setelah nya semua tanggung jawab disini diserahkan Neng Rara.” Raka dan Alin manggut-manggut. Seperti nya mereka tenggelam dengan pikiran masing-masing.

Meskipun agak terkejut mengetahui fakta kalau ternyata Keluarga Yudhistira pemilik pondok pesantren tempat yang menjadi salah satu list anak Alin untuk mondok disana.

“Kita bisa lanjut pak, lihat-lihat nya?” tanya pak Hasan.

“Iya ayo pak..”

Mereka berkeliling disana cukup lama, Putra sepertinya tak menyadari kalau ada Raka dan Alin berkunjung kesana. Karena dirinya tengah fokus mengajarkan para santri membuat Furniture kapal dari kayu jati.

Setelah dirasa cukup, Raka berpamitan pada pak Hasan untuk melanjutkan perjalanan. Pak Hasan pun langsung menyerahkan selebaran kertas pendaftaran dan brosur jika mereka memang berminat untuk menyerahkan putra mereka ke pondok pesantren ini, untuk menimba ilmu lebih dalam lagi.

Alin agak tertarik dengan fasilitas disana. Kamar nya hanya berisikan dua orang saja. Jadi kalaupun Rafa dan Rafi bisa masuk disana, mereka bisa tinggal satu kamar. Bagian santri dan santriwati terpisah agak jauh. Jadi mereka tidak disatukan meski ada pengajian. Begitu kata pak Hasan tadi.

Dan seperti nya kedua putra kembar nya juga menyukai nya. Tapi yang paling menarik perhatian Alin adalah sisi lain dari Putra. Pria itu terkesan datar dan dingin. Sangat irit bicara meski mereka hanya berdua saja. Tapi pandangan nya tentang Putra berubah saat melihat bujang tua itu sedang fokus mengajari santri nya. Aura pemimpin nya ketara sekali.

Dan raut manis wajah Jawa nya itu membuat kharisma tersendiri menurut Alin.

‘Astaghfirullah Alin.. sadar atuh.. malah mikirin laki-laki!’ batin Alin dengan menepuk jidat nya sendiri. Ia mengumpati dirinya yang seperti perawan sedang jatuh cinta.

Eh... Jatuh cinta?

“Lin, kok bengong sih!” tanya Raka dengan menyikut lengan adik nya. Sejak tadi ia melihat Alin seperti tengah memikirkan sesuatu sampai menepuk jidat nya sendiri.

“Enggak kok mas, cuma masih kepikiran aja.. Apa kita masukin Sikembar kesana aja ya..”

“Kalau mas sih oke-oke aja, apalagi itu pesantren milik keluarga Putra, jadi kita bisa mudah ngontrol mereka kan?”

“Iya.. itu yang aku pikirin.. kalau kalian berdua gimana boy.. suka gak sama pesantren yang tadi? atau kita mau lihat dulu ketempat lain?” kini Alin beralih pada kedua putra nya yang sedang duduk di bangku belakang.

“Kalau Rafi sih suka mi, gak tahu deh kakak gimana?”

“Rafa juga suka mi, kita masuk kesana aja ya.. boleh kan mi?? temen-temen kami juga ada yang beberapa mau masuk kesitu, mereka bilang kalau yayasan itu bagus, pelajaran nya gak terlalu ketat banget, ada kegiatan lain yang buat murid jadi betah mondok disana! pas tadi kita lihat emang sebagus itu ternyata..” sahut Rafa yang juga ikut menyuarakan pendapatnya serta pendapat teman-teman nya yang lain.

“Jadi fix ini masuk kesana?”

“Iya mi, Fix!”

“Oke..”

Setelah itu weekend mereka habis kan dengan liburan di kebun buah strawberry. Alin memang sering mengajak anak nya untuk liburan sekalian mempelajari sesuatu. Meski dulu saat bersama Dery , laki-laki itu hampir tak pernah berkontribusi ikut serta menyenangkan anak-anak nya. Yang ia pikirkan hanya uang dan uang.

*

“Dah mi.. hati-hati ya..”

Rafa dan Rafi melambaikan tangan pada Alin yang mulai melajukan mobil nya pelan kearah Hars Company. Pagi Senin yang ceria ini selepas Alin mengantarkan anak-anak nya sekolah, ia ingin segera sampai ke kantor untuk menanyakan langsung pada putra perihal maksud dan tujuannya menyekolahkan anak nya ketempat Yayasannya.

“Rafa?? Rafi?? bisa tolongin gak?” panggil Alvian salah satu teman mereka dari arah seberang jalan. Kedua nya menoleh dan mengangguk bersamaan, lalu mereka pun langsung berhambur kesana. Alvian sedang kesusahan mengangkat buku serta barang dagangan nya. Teman Sikembar memang berjualan di sekolah nya, karena nasib yang tidak beruntung. Papa mama nya berpisah dan ia hanya hidup dengan mama nya saja. Awalnya Sikembar merasa kalau kehidupannya akan seperti Alvian. Namun.. perlahan mereka sadar kalau umi nya jauh lebih tangguh dan kuat.

Rafa langsung mengambil alih dagangan Alvian, yaitu donat dengan berbagai topping. Sedangkan Rafi langsung mengambil alih buku Alvian ditangannya.

Saat mereka akan menyebrang untuk kembali ke sekolah. Bersamaan dengan itu, sikembar melihat Abi mereka sedang mengantarkan Nimas sekolah, bersama dengan Renata.

“Itu Abi kalian kan?” tanya Alvian.

“Iya itu Abi, sudahlah.. ayo kita masuk, nanti pak Tono keburu nutup gerbang nya!” jawab Rafa tanpa menghentikan langkah nya sama sekali. Sebenar nya ia merasa cemburu kala Abi nya lebih mengantar kan orang lain ketimbang mereka berdua. Tapi semua itu segera ia tepis dan tak ingin ia merasa sakit sendirian, sementara Abi nya saat ini tengah berbahagia dengan keluarga baru nya.

Alvian masih menatap bingung pada mobil Pajero putih milik Ayah temannya itu. Apa setiap orangtua itu egois? Begitulah dalam pikirannya saat ini.

“Ayo Al.. bel sebentar lagi!” Rafi menarik tangan Alvian untuk tetap maju berjalan kedepan. Sama seperti Rafa, Rafi juga sejujurnya merasa iri dengan Nimas yang selalu diantar jemput oleh Abi nya. Sedangkan mereka.. saat keluarga nya masih utuh pun, Abinya itu jarang sekali ada waktu untuk mereka berdua.

Saat sedang menyeberang jalan, sesekali Rafi masih menoleh pada Abinya yang sedang bercanda ria dan mengusap kepala Nimas dengan gemas. Hingga tanpa mereka sadari ada salah satu laju motor meluncur agak kencang padahal disana area sekolah. Rafi yang tidak menyadari itu terserempet stang motor yang sedang melaju itu, hingga Rafi tak mampu menguasai bobot tubuh nya dan terguling kejalanan.

“Rafi!” Alvian berteriak dan langsung melempar buku-buku nya. Ia langsung berhambur menuju teman nya yang sedang memegangi lutut nya.

Rafa menoleh ke belakang dan mendapati adik nya tengah berguling-guling dijalanan sambil memegangi lututnya.

“Astagfirullah Rafi..”

Dery pun menoleh ketempat kejadian, ia syock mendapati anaknnya terkapar disana. Bersamaan dengan itu Nimas juga merasakan sakit perut yang luar biasa. Dery hendak berlari menuju kedua anak nya, namun...

“Aduh pa.. Sakit sekali!”

“Kenapa Sayang?” tanya Renata panik.

“Perut Nimas sakit lagi ma..”

Dery tidak memperdulikan rintihan Nimas, ia masih menunggu mobil lewat agar bisa menuju ke anak kembar nya.

“Mas kamu mau kemana?”

“Mau liat Rafi dulu sebentar!”

“Papa, jangan pergi.. ayo kita pulang.. tolong Nimas pa..”

Dery bergeming, ia bingung harus mendahulukan siapa.

“Mas, ayo! mereka udah besar, Nimas masih kecil!”

1
Meri Ningsih
Raisa cocok banget sifatnya sm dery....jodohin aj dery sm raisa
Maryam Renhoran
kreen thor, aku baca sampai jam 3 subuh, makanya subuhnya kesiangan 🫰🥰
Sanayaa Irany: terimakasih kakak🙏🙏
total 1 replies
Vien Habib
Luar biasa
Elly Susanti
Alin kenapa nga kamu potong aja burung dery biar kapok.
Maurid Tambunan
raisa pembuat onar
Maurid Tambunan
semoga alin hamil
Tanti Supardi
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
Maurid Tambunan
raka dan renata mantan
♡Ñùřhãšãñ♡
nama ibu nya bnyk ya,yg part sebelum² nya ada saudah,terus lisda sekarang hasna😅
Sanayaa Irany: khilaf kak.. nanti bakal di revisi lagi, tapi belum ada waktu nya🤧
total 1 replies
Maulida Hayati
Luar biasa
Maulida Hayati
Alhamdulillah. Tahu rasa Si Dery yang terbiasa dilayani Alin
Maulida Hayati
ikut nangis/Cry//Cry/
Anonymous
keren
Verlyn Lo'a
Buruk
Verlyn Lo'a
Kecewa
Salwa Antya
Laras Laras tk ada tobatnya dirimu
Salwa Antya
kapok kau Laras,kau buang berlian untuk menantu sampahmu
Salwa Antya
astaghfirullah bu Laras,anda orang pondok juga lingkungannya orang pondok....tp cara bersikap dan bertutur kata tk sesuai didikan pondok
karissa 🧘🧘😑ditama
mmang bnar thor,jika kita smpai bnar2 nekat mlwan perkataan dan lrangan dri ortu di suatu saat nnti kita sndri lah yg akn sngt menyesali nya😭😭 saya probadi sndri sdah mmbuktikan ny,,jka wkt bsa diulang kmbli maka tdak akn prnah saya mlwan apa yg mnjd lrangan ortu wktu itu😭😭😭🙏🙏
Sanayaa Irany: memang begitu kak, othor juga pernah mengalami🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!