Merindukan Cinta Suami

Merindukan Cinta Suami

Perubahan Mas Dery

“Mas.. Kenapa baru pulang? Anak-anak nyariin kamu terus pas makan malam tadi, kamu lembur kok gak bilang sama aku?” Aku berjalan menyusul suami ku, ke kamar.. sudah sejak 6 bulan yang lalu sikap Mas Dery berubah padaku juga pada anak-anak.

Aku sering bertanya, apa ada sikap ku yang membuat nya merasa risih atau jengah, tapi mas Dery selalu bilang tidak ada, hanya kesibukan dikantor yang kadang membuat nya berasa capek setelah sampai dirumah.

Aku mengangguk mengerti, tak ingin kutelusuri kenapa sampai ia berubah padaku, sikap nya dingin dan terkesan cuek.. Bahkan dia bersikap acuh tak acuh pada putra kembar kami Rafa dan Rafi.

Aku menikah dengan mas Dery sudah 15 tahun, anak-anak akan masuk sekolah menengah pertama tahun depan, mereka sudah menginjak remaja.. Kadang aku berpikir.. Apa karena usia pernikahan ku yang sudah lama membuat gairah diantara kami memudar?

jujur saja, aku merindukan kasih sayang nya, merindukan pelukan mesra nya, apa aku salah?

“Mas ada lembur tadi, lupa mau ngasih kabar kamu! Lagian baterai nya juga lowbet.” jawab nya singkat, bahkan untuk sekedar menoleh dan melihat kearah ku saja dia enggan.

Mas Dery masuk ke kamar mandi, setelah aku menyiapkan air hangat untuknya, sekilas aku melihat ponsel suami ku tergeletak diatas nakas, aku mengambil nya berniat ingin mencharge ponsel nya, namun saat usb nya aku sambungkan ke stopkontak, aku terkejut melihat baterai nya masih ada 50 persen, aku menarik nafas dalam.. Dan membuang nya dengan perlahan.

Aku mencoba mengatur ritme jantung ku yang berdetak hebat tak karuan, segala prasangka-prasangka buruk menari-nari dipikiranku saat ini.

Aku berdiri dan duduk didepan meja rias, kupandangi seluk wajah ku.. Apa aku sudah tidak menarik lagi dimata mu Mas? apa aku sudah kelihatan tua dimatamu?

Memang aku mulai berhijab sejak 3 tahun terakhir ini, dulu respon mas Dery sangat positif, ia bahkan memuji penampilan ku yang sudah mulai menutup aurat meski belum sempurna.

“MasyaAllah ini istrinya mas? Cantik sekali sayang?” begitulah pujian yang ia lontarkan padaku dulu..

Namun kini... Semua terasa hambar bagai sayur tanpa garam..

Kehidupan rumah tangga yang monoton, apa itu yang membuat nya jenuh.

Mas Dery keluar dari kamar mandi dengan sudah mengganti pakaian nya, ia seperti mencari-cari ponsel nya.

“Cari apa mas?” tanya ku.

“Ponsel mas dimana ya? Perasaan tadi mas taruh sini!” jawabnya sambil menunjuk nakas disamping ranjang.

“Udah aku charge, tuh!” 

“Ohh,” dia langsung menghampiri ponselnya, tanpa rasa bersalah dia duduk ditepi ranjang dengan memainkan ponsel nya.

“Kata nya ponsel kamu lowbet mas, itu masih ada 50 persen lagi,”

“Iya tadi kan di charge disana,” masuk akal juga sih ucapannya, aku masih berpikir positif padanya. Tak ku hiraukan kan lagi perasaan kalut dan campur aduk tentang nya tadi.

Aku mencoba merapat kan tubuhku pada Mas Dery, bahkan sudah 6 bulan dia tidak menyentuhku,

“Lin, kamu ngapain sih mepet-mepet gini, mas capek loh!” katanya cuek, dia bahkan mengambil guling dan meletakkannya diantara kami berdua.

Aku mendengus kesal, tapi sebisa mungkin aku harus tetap sabar.

Begitu mendapat penolakan dari suamiku, aku langsung beringsut menjauhinya, bahkan aku tidur memunggungi nya, dulu.. Saat begini, Mas Dery langsung memeluk ku, meminta maaf jika ia salah. Namun sekarang...

Aku terkejut saat adzan subuh berkumandang, benar semalam aku ketiduran, bahkan mas Dery sama sekali tak mendekati aku.. Ya Allah.. Pedih sekali rasanya diabaikan suami sendiri.

Lagi-lagi aku mengatur nafasku sembari beristighfar menenangkan hati yang amat perih, aku beranjak dari kasur lalu bergerak kekamar mandi untuk mandi dan berwudhu, sudah menjadi kebiasaan saat turun dari tempat tidur aku akan mandi lebih dulu, barulah memulai semua aktifitas.

Setelah memakai mukenah, aku membangunkan mas Dery, tapi ia hanya menggeliat kecil, aku tau pasti ia takkan shalat lagi. Aku langsung bergegas ke kamar anak-anak ku..Beruntung nya saat aku kesana mereka sudah bersiap dengan kopiah dan baju koko nya.

“MasyaAllah anak-anak ummi udah siap?”

“Udah dong Mi, ini Rafi yang agak susah bangunnya, kalau Rafa mah selalu gercep!” jawab anak ku yang pertama. Mereka kembar identik, Alhamdulillah aku dan Mas Dery dikaruniai anak kembar yang sangat tampan dan sholeh. Rafa Dirgantara, dan Rafi Dirgantara.

“Kak Rafa julid banget sih ih! Meskipun berat melangkah, tapi Rafi selalu inget kak.. Apalagi kita anak laki-laki!”

Aku merasa tersentuh dengan kata-kata anak ku, Alhamdulillah sekali lagi aku ucapkan.

Karena arahan dan didikan, kami berhasil membawa mereka sampai sekarang.

“Ayyuuk kita shalat, nanti keburu habis subuh nya.”

“Abi mana mi? Gak subuhan lagi ya?” tanya Rafi,

“Abi nanti shalat sendiri, tadi malam kan Abi pulang malam, mungkin Abi masih capek, udah ayuk, Rafa jadi imam ya?” kata ku pada mereka.

Lihatlah mas, anak-anak mu sudah begitu bijak, kenapa  sekarang sepertinya kau begitu jauh dari kami.. Padahal kau ada dihadapan kami.

Shalat subuh telah selesai, anak-anak sudah kembali ke kamar mereka dan bersiap hendak sekolah.

Aku sendiri sekarang tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi, setelah semua nya selesai aku kekamar untuk membangunkan suami ku.

Ternyata mas Dery sudah bangun, terdengar gemericik air dikamar mandi.

Gegas aku menyiapkan baju kemeja serta jas yang akan digunakan mas Dery. Tak lupa juga aku menyiapkan dasi, kaos kaki serta sapu tangannya.

Aku juga bersiap hendak berangkat kerja, aku mempunyai butik Yang cukup besar di sini, butik itu sudah ada sejak aku belum menikah dengan mas Dery, sedangkan mas Dery sendiri, ia direktur keuangan di perusahan Mr Corp, kehidupan kami Alhamdulillah sangat tercukupi, aku merasa rumah tangga ku sangat harmonis sebelum 6 bulan terakhir ini.

“Lin, nanti mas kayak nya lembur lagi.. Kamu dan anak-anak jangan tunggu mas ya, makan malam aja langsung!” kata mas Dery sembari menyisir rambut nya.

“Lembur lagi mas?”Aku menoleh ke arah mas Dery, berharap ia mau memperhatikan aku, sedikit saja.. Namun hasil nya tetap sama, dia tidak menganggap ku ada dirumah ini.

Kucoba mengambil nafas perlahan, dan kehembuskan secara perlahan juga. Aku pernah dengar, jika istri yang mendekati dan mencoba lebih dulu menarik perhatian suami tak apa. Aku memeluk mas Dery dari belakang, kubenamkan wajah ku di dada bidang nya, rasanya sudah lama sekali aku merindukan saat seperti ini.

“Mas.. Kenapa akhir-akhir ini kamu sibuk? Kamu bahkan tidak punya waktu untukku dan anak-anak,” bisik ku perlahan pada nya, aku memanjakan suara ku, mencoba merayu nya..

Dulu... saat aku sudah begini, pasti Mas Dery akan langsung membalasnya, tapi sekarang.. Dia malah menepisku..

Terpopuler

Comments

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2024-04-27

1

Anonymous

Anonymous

keren

2024-04-23

0

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Nyesek

2024-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 Perubahan Mas Dery
2 Bab.2 Sedikit Petunjuk
3 Bab.3 Mencari Bukti
4 Bab.4 Kenyataan yang pahit
5 Bab.5 Alin Pergi
6 Bab.6 Kedatangan Ibu Mertua
7 Bab.7 Meminta pendapat
8 Bab.8 Memilih pergi
9 Bab.9 Zayn Arrasyid
10 Bab 10. Menata hati
11 Bab.11 Sidang pertama
12 Bab.12 Derry Bimbang
13 Bab.13 Membujuk Si kembar
14 14. Tak ingin disalahkan
15 15. Hasutan Renata
16 16.Mencari bukti
17 17. Bertemu mertua dan Renata
18 Bab.18 Prasangka
19 Bab.19 Kemarahan Dery
20 Bab.20 Sidang kedua
21 Bab.21 Kita sudah berpisah
22 Bab.22 Sedikit tentang Raka
23 Bab.23 Siapa yang egois
24 Bab.24 Kedatangan bos baru
25 Bab.25 Permintaan Renata
26 Bab.26 Intropeksi diri sendiri
27 Bab.27 Bertemu Zayn
28 Bab.28 Bertemu mantan lagi
29 Bab.29 Fakta baru tentang Renata
30 Bab.30 Rencana Mondok
31 Bab.31 Bertemu Putra
32 Bab.32 Sakit hatinya seorang anak
33 Bab.33 Alin kecewa
34 Bab.34 Niat Dery
35 Bab.35 Kedatangan Dery
36 Bab.36 Kesialan Pertama
37 Bab.37 Gara-gara Abian
38 Bab.38 kerja sama Raka dan Zayn
39 Bab.39 Ibu Dery sakit
40 Bab.40 Renata ketahuan
41 Bab.41 Pinangan Zayn
42 Bab. 42 membujuk ALIN
43 Bab 43. Tidak ingin kembali
44 Bab.44 Mengunjungi mantan mertua
45 Bab.45 Tak tahu malu
46 Bab.46 Semakin menjadi
47 Bab.47 Fakta yang mencengangkan dibalik duka
48 Bab.48 Dery cemburu
49 Bab.49 Pertanyaan aneh Putra
50 Bab.50 Menerima Pinangan Zayn
51 Bab.51 Perkenalan keluarga
52 Bab.52 Persiapan pernikahan
53 Bab 53. Bertemu mantan istri calon suami
54 Bab.54 Raisa menemui Bu Hasna
55 Bab.55 Perasaan Putra
56 Bab.56 Pernikahan
57 Bab.57 Dery membuat ulah
58 Bab. 58 Luapan hati seorang anak
59 Bab.59 Malam pengantin
60 Bab.60 Hari pertama menjadi Nyonya Arrasyid
61 Bab.61 Dery bertemu Ali
62 Bab 62. Raisa menggila
63 Bab.63 Tidak mungkin!
64 Bab.64 Dery positif HIV
65 Bab.65 Alin hamil
66 Bab.66 Fakta yang sebenarnya
67 Bab.67 Bertemu Pemuda bernama Ali
68 Bab.68 Siapa yang salah?
69 Bab.69 Ali mengunjungi Dery
70 Bab.70 Ali memberi tahu Alin
71 Bab 71. Kedatangan Raisa
72 Bab.72 Kemarahan Alin
73 Bab.73 Apakah karma?
74 Bab.74 Dery meninggal
75 Bab.75 Renata datang ke makam Dery
76 Bab.76 Nasab Ali
77 Bab.77 POV Renata
78 Bab.78 POV Renata 2
79 Bab.79 Melamar Rara
80 Bab.80 Bu Laras snewan
81 Bab.81 Pernikahan Putra dan Hana
82 Bab.82 Alin melahirkan
83 Bab.83 Terbongkar nya masa lalu Hana
84 Bab.84 Hana mengelak
85 Bab.85 Makin menjadi
86 Bab.86 Teror Hana dan Bu Laras
87 Bab.87 Membereskan tikus-tikus kecil
88 pengumuman!
89 Bab.88 Bu Laras ditangkap
90 Bab.89 pertengkaran Putra dan Rubina
91 Bab.90 Renata tak tahu malu
92 Bab.91 Sudah cukup Bu!
93 Bab 92. Ali muak!
94 Bab 93. Renata kritis
95 Bab 94 Bu Laras tak terima
96 Bab 95 Akhir Bu Laras
97 Bab.96 Kenapa Renata?
98 Bab.97 Renata berpulang
99 Bab.98 Cerita Putra Dan Rubina
100 Bab 99. Rubina dan Putra (2)
101 Bab.100 Aku ingin mengenal mu lebih dalam
102 Bab 101. Pernikahan Putra dan Rubina
103 bab 102. Ulet bulu datang
104 103. Alin kesal
105 104. Dilema orangtua Utari
106 105-Bukan ranah saya untuk menjawab
107 106. Menjemput Bahagia (END)
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Perubahan Mas Dery
2
Bab.2 Sedikit Petunjuk
3
Bab.3 Mencari Bukti
4
Bab.4 Kenyataan yang pahit
5
Bab.5 Alin Pergi
6
Bab.6 Kedatangan Ibu Mertua
7
Bab.7 Meminta pendapat
8
Bab.8 Memilih pergi
9
Bab.9 Zayn Arrasyid
10
Bab 10. Menata hati
11
Bab.11 Sidang pertama
12
Bab.12 Derry Bimbang
13
Bab.13 Membujuk Si kembar
14
14. Tak ingin disalahkan
15
15. Hasutan Renata
16
16.Mencari bukti
17
17. Bertemu mertua dan Renata
18
Bab.18 Prasangka
19
Bab.19 Kemarahan Dery
20
Bab.20 Sidang kedua
21
Bab.21 Kita sudah berpisah
22
Bab.22 Sedikit tentang Raka
23
Bab.23 Siapa yang egois
24
Bab.24 Kedatangan bos baru
25
Bab.25 Permintaan Renata
26
Bab.26 Intropeksi diri sendiri
27
Bab.27 Bertemu Zayn
28
Bab.28 Bertemu mantan lagi
29
Bab.29 Fakta baru tentang Renata
30
Bab.30 Rencana Mondok
31
Bab.31 Bertemu Putra
32
Bab.32 Sakit hatinya seorang anak
33
Bab.33 Alin kecewa
34
Bab.34 Niat Dery
35
Bab.35 Kedatangan Dery
36
Bab.36 Kesialan Pertama
37
Bab.37 Gara-gara Abian
38
Bab.38 kerja sama Raka dan Zayn
39
Bab.39 Ibu Dery sakit
40
Bab.40 Renata ketahuan
41
Bab.41 Pinangan Zayn
42
Bab. 42 membujuk ALIN
43
Bab 43. Tidak ingin kembali
44
Bab.44 Mengunjungi mantan mertua
45
Bab.45 Tak tahu malu
46
Bab.46 Semakin menjadi
47
Bab.47 Fakta yang mencengangkan dibalik duka
48
Bab.48 Dery cemburu
49
Bab.49 Pertanyaan aneh Putra
50
Bab.50 Menerima Pinangan Zayn
51
Bab.51 Perkenalan keluarga
52
Bab.52 Persiapan pernikahan
53
Bab 53. Bertemu mantan istri calon suami
54
Bab.54 Raisa menemui Bu Hasna
55
Bab.55 Perasaan Putra
56
Bab.56 Pernikahan
57
Bab.57 Dery membuat ulah
58
Bab. 58 Luapan hati seorang anak
59
Bab.59 Malam pengantin
60
Bab.60 Hari pertama menjadi Nyonya Arrasyid
61
Bab.61 Dery bertemu Ali
62
Bab 62. Raisa menggila
63
Bab.63 Tidak mungkin!
64
Bab.64 Dery positif HIV
65
Bab.65 Alin hamil
66
Bab.66 Fakta yang sebenarnya
67
Bab.67 Bertemu Pemuda bernama Ali
68
Bab.68 Siapa yang salah?
69
Bab.69 Ali mengunjungi Dery
70
Bab.70 Ali memberi tahu Alin
71
Bab 71. Kedatangan Raisa
72
Bab.72 Kemarahan Alin
73
Bab.73 Apakah karma?
74
Bab.74 Dery meninggal
75
Bab.75 Renata datang ke makam Dery
76
Bab.76 Nasab Ali
77
Bab.77 POV Renata
78
Bab.78 POV Renata 2
79
Bab.79 Melamar Rara
80
Bab.80 Bu Laras snewan
81
Bab.81 Pernikahan Putra dan Hana
82
Bab.82 Alin melahirkan
83
Bab.83 Terbongkar nya masa lalu Hana
84
Bab.84 Hana mengelak
85
Bab.85 Makin menjadi
86
Bab.86 Teror Hana dan Bu Laras
87
Bab.87 Membereskan tikus-tikus kecil
88
pengumuman!
89
Bab.88 Bu Laras ditangkap
90
Bab.89 pertengkaran Putra dan Rubina
91
Bab.90 Renata tak tahu malu
92
Bab.91 Sudah cukup Bu!
93
Bab 92. Ali muak!
94
Bab 93. Renata kritis
95
Bab 94 Bu Laras tak terima
96
Bab 95 Akhir Bu Laras
97
Bab.96 Kenapa Renata?
98
Bab.97 Renata berpulang
99
Bab.98 Cerita Putra Dan Rubina
100
Bab 99. Rubina dan Putra (2)
101
Bab.100 Aku ingin mengenal mu lebih dalam
102
Bab 101. Pernikahan Putra dan Rubina
103
bab 102. Ulet bulu datang
104
103. Alin kesal
105
104. Dilema orangtua Utari
106
105-Bukan ranah saya untuk menjawab
107
106. Menjemput Bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!