Hello Mr Mafia

"Apa kau bisa membawa mobil?" Tanya Damian yang mulai sabar dengan kepolosan Quqi.

"Tidak bisa sir, membawa mobil sangat berat!" Keluh Quqi dengan menundukkan kepalanya.

Damian hanya tersenyum dengan penuh kemarahan, ia tidak menyangka bisa mendapatkan sekertaris seperti nya.

"Maksud saya, apa kau bisa mengendarai mobil?" Tanya Damian lagi dengan suara yang sedikit menggeram marah.

"Oh itu, tentu saja bisa" Balas Quqi dengan semangat.

"Bagus, mulai sekarang kau yang membawa mobil nya!" Ucap Damian dengan datar dan melemparkan kunci mobil pada Quqi.

"Baik sir" Semangat Quqi dan langsung masuk ke dalam mobil nya yang sudah terdapat Damian.

"Kita akan kemana sir?" Tanya Quqi dengan heran.

"Apa kau lupa apa yang kau sebutkan tadi?" Kesal nya.

"Tentu saja tidak sir" Balas Quqi singkat.

"Hmm"

Quqi hanya diam dengan perasaan dongkol nya, perjalanan menuju Hotel Mutiara Sukma lumayan jauh. Sedangkan di dalam mobil ia tidak bisa melakukan apapun.

Setelah satu jam lamanya, baru lah mereka sampai di depan hotel besar yang menjulang tinggi.

Dengan cepat Quqi keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Damian, tak lupa senyum lebar nya Quqi tunjukkan pada Damian.

Damian berjalan dengan penuh pesona, tatapan mata nya yang tajam membuat nya terlihat keren.

Mereka memasuki tempat makan khusus yang sudah di pesan oleh rekan kerjanya, Quqi hanya bisa menghela nafas berat karena langkah kaki Damian sangat besar hingga membuat nya kewalahan untuk mengejar nya.

"Selamat datang tuan muda Zweihander" Sapa seorang laki-laki setengah baya pada Damian.

"Hmm"

"Selamat datang tuan muda Zweihander" Sapa seorang laki-laki setengah baya juga.

"Selamat siang tuan dan nyonya" Sapa Quqi dengan menunduk sopan pada mereka.

"Oh hay nona, Siapa gadis cantik nan menggemaskan ini?" Tanya seorang wanita cantik paruh baya pada Quqi.

"Saya Qesya nyonya, saya sekertaris tuan Damian" Jelas Quqi dengan tersenyum lembut.

"Oh benarkah? Ku kira kau Kekasih nya" Ucap nya membuat mata Damian melotot dan Quqi hanya meringis mendengar nya.

"Hehe nyonya bisa saja, justru tuan Damian terlihat seperti kakak saya ketimbang kekasih saya" Ucap Quqi dengan tersenyum lebar menunjukkan gigi putihnya.

"Ah hahahaha kau benar" Tambah seorang wanita tua yang baru saja datang.

Quqi hanya mengangguk saja sebagai jawaban, ia melirik Damian yang menatap nya dingin dan datar.

Senyum Quqi langsung menghilang dan di gantikan dengan mengerucutkan bibirnya, hal itu membuat mereka tertawa melihat tingkah menggemaskan nya.

"Selamat siang tuan dan nyonya, ini menu makanan nya" Ucap seorang pelayan dengan malu malu karena berada di samping Damian.

Semua orang memesan makanan dan minuman, Quqi sendiri masih diam tanpa suara.

"Nona?" Panggil pelayan pada Quqi.

"Saya susu coklat saja" Balas Quqi dengan tersenyum.

"Kenapa kau tidak memesan makanan?" Tanya seorang wanita di samping Damian.

"Ehh tidak nyonya, saya tidak bisa memakan makanan seafood" Jelas Quqi dengan tersenyum lebar.

"Oh begitu.."

Mereka Akhirnya sibuk membahas bisnis, Quqi sendiri hanya menyimak saja pembicaraan mereka tapi sesekali Quqi pun ikut menambah kan.

HATSHIMMMMMMMM

Bersin Quqi dengan keras hingga membuat mereka menghentikan pembicaraan nya dan langsung menatap Quqi yang tengah menggaruk hidung nya.

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya laki laki yang ada di depannya.

"Ya tuan, saya ha.... HATSHIMMMMMMMM" Quqi bersin lagi untuk yang kedua kali nya, kali ini mengenai pakaian Damian.

"Kau!!" Marah Damian.

"Omooo! Maafkan saya sir, sa.... HATSHIMMMMMMMM" Ini yang ketiga kalinya Quqi bersin.

"Bisa kah kau menjauh dari ku!" Marah Damian pada Quqi.

"Saya tidak ta... HATSHIMMMMMMMM"

Quqi terus saja bersin hingga membuat mereka panik kecuali Damian yang langsung membuka jas nya dan di lemparkan nya pada Quqi.

"Nona, apakah nona baik-baik saja?" Panggil Wanita itu dengan cemas.