"Aku mencintai Akselia Hanum tidak perduli dia berasal dari garis keturunan siapa, aku berjanji akan membawa cintaku hingga ke surga untuknya, aku akan menjaga dan melindunginya, aku akan berada disisinya walau apapun yang terjadi" gumam Aksara Banyu seraya menatap lirih wanita berbalut kebaya putih yang nampak menangis ditengah para tamu undangan pernikahannya. Acara pernikahan yang seharusnya berlangsung sakral dan meriah itu berubah menjadi bencana untuk keluarga besar seorang pengusaha besar Arman Hamdi, saat calon mempelai pria memutuskan membatalkan pernikahan itu sesaat sebelum ijab qabul dilaksanakan, Dirga Grahana sang calon suami Akselia Hanum memilih mundur dari pernikahan itu setelah mendengar nama asli dari Ayah kandung Akselia Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Jam menunjukkan pukul dua siang saat jenazah ibu Masyitah tiba di kediaman mereka. kabar duka telah tersebar ke seluruh staff perusaahan,pun mitra perusahaan dan keluarga besar yang lain serta teman-teman dari Pak Arman dan ibu Masyitah. kabar duka itu pun diumumkan oleh Pak Ustadz di mesjid kompleks perumahan elit itu.
Beberapa karangan bunga ucapan belasungkawa nampak sudah berjejer didepan pagar rumah. pelayat mulai berdatangan.
Akselia,Annira dan Pak Arman nampak duduk bersimpuh disamping jenazah ibu Masyitah Rasyid. Akselia dengan wajah sembab dan mata bengkak tak hentinya membaca ayat suci Alqur'an untuk sang Mama,walau sekali-kali harus terhenti karena tangisan yang ikut pecah.
Annira hanya mampu menangis,setumpuk rasa bersalah dan penyesalan dalam hatinya terasa bergejolak hebat. Annira menatap jenazah sang Mama dengan tatapan kosong.
Pak Arman pun sama,menatap jenazah sang istri dengan tatapan kosong,bibirnya bergerak pelan melantunkan dzikir.
Suara bacaan Alqur'an dari keluarga besar dan pelayat lain juga nampak terdengar. sedangkan keluarga Ibrahim Wijaya hanya terdiam termasuk Nyonya Rugayyah.
Dirga Grahana hanya duduk menjauh melihat seksama para pelayat yang datang dan pergi,seraya menghela nafas panjang sesekali.
Aksara dan Arazka sibuk mempersiapkan pemakaman yang akan dilaksanakan sore ini juga.
keluarga besar dari pihak ibu Masyitah Rasyid sudah hadir jadi Akselia meminta pemakaman segera dilaksanakan.
Pak Sugeng dan Bu Sri nampak sibuk menerima dan mengatur para pelayat.
Setelah proses pengurusan mayit selesai,jenazah ibu Masyitah pun dibawa ke mesjid untuk dishalati dan segera dibawa ke pemakaman milik keluarga besar Pak Arman Hamdi.
Suasana haru dan menyayat hati pun terlihat saat jenazah diturunkan di liang lahat. Akselia dan Annira terus saja menangis histeris.
"Mama... ya Allah Mama..." lirih Akselia
"Mama... maafin Annira Ma... maafin Annira Ma" lirih Annira
Keluarga besar mereka ikut larut dalam suasana duka ini. setelah proses pemakaman selesai, para pelayat dan keluarga besar pun mulai pulang satu persatu.
"Mas,tolong antar Papa dan Annira pulang duluan ya,saya masih mau disini" ucap Akselia kepada Aksara
Aksara pun meminta Arazka mengantarkan Pak Arman dan Annira pulang ke rumah mereka. jam menunjukkan pukul setengah enam,senja mulai turun. Akselia urung untuk pulang. ditatapnya batu nisan makam sang Mama lekat.
"Ma... yang tenang disananya ya..." ucapnya lirih dengan air mata yang terus keluar
Aksara berdiri seraya memegang payung,tetap menemani Akselia, menunggui sampai Akselia siap pulang.
Sepuluh menit kemudian Akselia pun mulai bangkit.
"Ayo kita pulang Mas" ucapnya kepada Aksara
Aksara hanya mengaguk pelan,seraya mengikuti langkah Akselia.
Mereka pun tiba di rumah saat adzan maghrib berkumandang.
🤍🤍🤍🤍💮💮💮💮
Interval time,Jakarta 2019
Empat tahun pun berlalu
Setelah pernikahannya dengan Dirga Grahana, Annira pun tinggal di apartemen Dirga dan telah melahirkan anak mereka seorang anak laki-laki yang tampan dan lucu dan diberi nama Sky Atharva Grahana yang sekarang sudah berusia tiga tahun enam bulan. menjadi kesayangan di keluarga besar Ibrahim Wijaya.
Nyonya Rugayyah pun telah wafat menyusul ibu Masyitah satu tahun yang lalu dengan penyakit yang sama.
Pak Arman menyerahkan segala urusan internal perusaahan kepada Aksara Banyu yang ditunjuk secara resmi sebagai Direktur Umum Operasional Internal mendampingi Direktur Umum Akselia Hanum Hamdi,meskipun begitu posisi Pak Arman tetap sebagai CEO non eksekutif pada perusahaan ZAM-ZAM TOWER POIN
Dirga Grahana memegang wewenang sebagai Direktur Pemasaran dan Produksi. Arazka menduduki posisi lama Aksara sebagai Manager Umum Operasional Internal dibawah posisi Aksara saat ini. Alanna sebagai Sekretaris Pribadi Akselia.
Perusahaan mengalami sedikit kemunduran sejak Pak Arman tidak lagi terjun langsung. ditambah Dirga yang memegang wewenang dalam pemasaran produk disinyalir melakukan kecurangan pada pengolahan bahan pangan buatan.
Akselia nampak mematut layar laptopnya dengan penuh konsentrasi. Alanna pun masuk
"Sel,sibuk gak?" tanya Alanna
"Ini saya lagi mengkaji ulang laporan dari departemen penelitian dan pengembangan produk bahannya sama,kualitasnya sama dan cara pengelolaan nya pun tetap menggunakan SOP lama,tidak ada yang berubah secara signifikan tapi kok perusahaan penyalur produksi mengeluh ya,saya bingung Lan" ucap Akselia seraya memijit pangkal hidungnya
"Ini saya terima email dari beberapa cabang swalayan kita di beberapa titik katanya produk yang baru datang juga sama cepat rusak" ucap Alanna seraya melampirkan beberapa berkas ke depan Akselia
Akselia menarik nafas panjang. dia pun berdiri sejenak meregangkan tubuhnya.
"Mas Aksara belum kembali dari New Zealand ya? saya belum terima kabar dari semalam" ucap Akselia
"Ihhh... kenapa,akhirnya kangen?" ledek Alanna
"Apaan sih? saya mau segera menggelar rapat darurat,kalau Direktur Internal nya aja belum datang,gimana mau rapat" sarkas Akselia
"Ellehhh... gak usah ngeles,jangan pura-pura gak tahu ya anda,Aksara tuh cinta sama kamu Sel sejak 2012 silam,kamu nya aja pura-pura polos sok gak ngerti apa-apa,emang ada lelaki dewasa normal yang gak nikah-nikah,lebih milih jalani hidup dengan pekerjaan,kalau bukan karena bareng orang yang dicintai sih gak bakal ada" sarkas Alanna
"Sepertinya Nona Alanna santai tidak punya kerjaan ya,bagaimana kalau saya tugaskan anda menghadiri konferensi bersama Arazka,sama tuh dia juga betah gak nikah-nikah demi seorang Sekretaris Pribadi yang pura-pura gak tau kalau sesungguhnya dia mencintai dirinya sepenuh hati" balas Akselia seraya tersenyum jahat
Alanna langsung berdiri dan bergegas keluar.
"Awas yeee Lo Sel,gue balas Lo,sumpah" sarkas Alanna seraya menunjuk mata Akselia
Akselia hanya tertawa geli, Akselia memang sedang gencar-gencar nya menjodohkan Alanna dengan Arazka,setelah secara tak sengaja mengetahui kalau ternyata Arazka naksir berat sama sahabatnya itu. namun Alanna masih kurang merespon Arazka,Alanna tidak mudah percaya sama laki-laki,baginya kebebasan masih mutlak dalam hidupnya saat ini.
Ponsel Akselia berdering nampak nama sang Papa menari dilayar ponselnya itu.
"Halo,Assalamualaikum Pa" jawab Akselia
"Waalaikumussalam Nak,sedang sibuk?" tanya sang Papa
"Ohh gak Pa,ada apa?" tanya Akselia
"Jangan lupa ya hari ini,haul wafatnya Mama yang ke empat Nak,Papa berencana ziarah ke makam Mama sore ini dan seperti biasa sedekah kita jangan lupa" ucap Pak Arman
"Ohhh baik Pa,in shaa Allah Akselia tidak lupa Pa sore Akselia pulang langsung menyusul ke makam Mama,sedekah dan berkat sudah Akselia siapkan Pa,sudah siap didistribusikan" jawab Akselia
"Alhamdulillah Nak,terimakasih ya" ucap Pak Arman
Akselia pun keluar dari ruangan menuju ke lantai tujuh belas dimana laboratorium penelitian dan pengembangan produk berada.
Meskipun berada didalam satu perusaahan, Akselia sebisa mungkin menghindari kontak dengan Dirga Grahana,kecuali ada rapat atau kegiatan perusahaan yang mengharuskan mereka duduk bersama itu pun harus ditemani Aksara atau Arazka dan Alanna.
Para peneliti dan ahli gizi menyambut Akselia
"Selamat siang Bu,ada yang bisa kami bantu?" tanya ketua tim penelitian itu
"Siang... hhhmmm... begini saya sudah mengkaji komposisi dari bahan pangan mentah sebelum pengolahan produk pangan olahan kita,tapi sepertinya tidak ada masalah,baik bahan alami, bahan sintesis pangan serta SOP pengolahan tetap sama,tapi kok ada pelaporan dari beberapa swalayan jika produknya gagal atau rusak bahkan sebelum tanggal expayer,apakah bisa dijelaskan kira-kira kita harus mengevaluasi bagian yang mana?" tanya Akselia
"Ya,kami juga baru menerima hasil evaluasi produksi pagi ini bu,kami pun kaget,untuk pertama kalinya dalam kuartal ini,penjualan produk olahan mendapatkan protes,saya baru saja melakukan penelusuran ke unit pengerjaan tapi seperti yang ibu katakan tidak ada yang berubah dari segi apapun,SOP nya tetap sama" ucap ketua tim penelitian itu
"Oke... untuk sementara stop dulu produksi produk yang terindikasi itu,saya akan mencoba mendiskusikan dengan Pak Aksara nanti ya" ucap Akselia lagi
"Baik bu" jawab ketua tim penelitian itu.
Akselia pun beranjak. sebuah notifikasi whatsapp masuk ke ponselnya itu. Akselia membaca pesan itu. lalu tersenyum manis.
Hanya sebuah foto makanan dan minuman berupa satu kotak besar susu murni fresh dan satu kotak cokelat belgian rasa tiramisu dan sebuah bag paper bertuliskan *My Dream New Zealand
Akselia pun segera menuju ke ruang kerjanya.