NovelToon NovelToon
Tawanan Hati Sang Presdir

Tawanan Hati Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Cindy, seorang karyawan yang tiga kali membuat kesalahan fatal di mata Jason, bosnya, sampai ia dipecat secara tidak hormat. Namun, malam itu, nasib buruk menghampiri ketika ia dijebak oleh saudara sepupunya sendiri di sebuah club dan dijual kepada seorang mucikari. Beruntung, Jason muncul tepat waktu untuk menyelamatkan. Namun, itu hanya awal dari petualangan yang lebih menegangkan.
Cindy kini menjadi tawanan pria yang telah membayarnya dengan harga yang sangat tinggi, tanpa ia tahu siapa sosok di balik image seorang pengusaha sukes dan terkenal itu.
Jason memiliki sisi gelap yang membuat semua orang tunduk padanya, siapa ia sebenarnya?
Bagaimana nasib Cindy saat berada di tangan Jason?
penasaran?
ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinner

Cindy, yang gugup di hadapan Jason, berbalik dan menautkan kedua jari telunjuk, sementara matanya tertutup rapat.

"Apa yang harus aku lakukan?" batinnya sambil menghela nafas dalam.

Jason, yang berdiri di belakang Cindy, berdehem halus. Gadis itu kembali menoleh dan melayangkan senyuman terbaiknya, memperlihatkan lesung pipit dan gigi gingsul yang membuatnya terlihat sangat manis dan polos meski sudah berusia 20 tahun. Cindy memiliki bentuk wajah mungil, kulit yang putih bersih, karena itulah ia tampak awet muda dan sangat menggemaskan.

Jason terkesima menatapnya, lalu membalas senyum.

"Dia cukup menarik, hanya saja ukuran dadanya terlalu rata," gumam Jason, pandangannya terpaku pada kedua aset kembar milik Cindy, seolah tak bisa berkedip.

Dress merah yang dikenakan Cindy terlalu longgar, apa lagi di bagian dadanya yang hampir melorot, karena itu adalah milik Feny, tentu saja ia memiliki tubuh lebih tinggi dan besar dari Cindy.

Cindy menyadari bahwa pandangan Jason terpaku di sana, dengan cepat, kedua tangannya kembali disilangkan di antara dada dan bahu.

"Hahaha... Kecil, terlalu kecil," ledek Jason, membuat Cindy mendengus kesal atas ucapannya.

"Memang kenapa?" tanya Cindy dengan wajah cemberut, kedua pipinya langsung memerah.

Jason membungkuk untuk menatap wajah gadis itu yang ukuran tubuhnya hanya sebatas dada. "Pacarmu tidak ahli!" bisik Jason, membuat kedua mata Cindy membulat tajam.

"Lagi pula, saya tidak membiarkan Alvian menyentuhnya! Meski kami pacaran sudah lama, kami menjalani hubungan yang sehat, kok, layaknya pertemanan," terang Cindy.

Jason tersenyum, merasa terkesan dengan ucapannya. Cindy adalah wanita yang cerdas dan mampu menjaga kehormatan.

"Bagus kalau begitu," ucap Jason sambil mengangguk.

"Ya, karena kedua orang tua saya selalu mengingatkan agar saya bisa menjaga diri. Seberapa besar pun rasa cinta saya pada Alvian, saya tidak akan memberikan kehormatan saya secara cuma-cuma sebelum terjadi pernikahan," kata Cindy dengan penekanan di setiap kalimatnya.

Jason mengangguk sambil mengacak kasar pucuk rambut gadis itu. "Ya, bagus. Ternyata kamu tidak sebodoh yang saya kira," ucap Jason, sudut bibirnya tersungging menampilkan wajah yang sangat keren.

Cindy menunduk saat ditatap oleh Jason. "Sebaiknya segera bersihkan dirimu, ganti pakaian, saya tunggu kamu di ruang makan. Pasti kamu lapar, kan?" tanya Jason saat melihat Cindy mengelus perutnya yang rata. Gadis itu mengangguk lemah.

Jason berbalik menuju pintu dan meninggalkan Cindy sendirian di dalam kamar tersebut, lalu menutup pintu rapat-rapat, memastikan privasi Cindy tetap terjaga dengan baik.

Kini Cindy benar-benar sendirian. Ketika akan melepas pakaian, ia ragu, lalu mengedarkan pandangannya ke arah langit-langit dan sudut-sudut kamar.

"Semoga Pak Jason tidak memasang CCTV di sini," batinnya, tetapi ia percaya, Jason tidak mungkin melakukan hal seperti itu.

Segera, ia melepas seluruh pakaiannya, dan dalam keadaan polos, ia melangkah ke arah kamar mandi.

Cindy kembali kagum dengan konsep kamar mandi ini. Seketika, aroma citrus melingkupi indera penciumannya. Lantai marmer yang bersih dan kering, shower yang menyala sendiri ketika ia berada di bawahnya, dan lampu LED warna-warni menghasilkan air yang dipancarkan seperti warna pelangi. Sungguh menakjubkan.

Saat Cindy mendongak, ia terkejut karena lantai kamar mandi itu terlihat seperti 4 dimensi, seolah-olah akan terbawa sapuan ombak yang datang secara tiba-tiba, hingga membuatnya berteriak histeris.

"Aaa.... " Cindy naik ke atas bathtub, baru menyadari bahwa itu semua hanyalah tipuan optik belaka.

Setelah menyadari bahwa itu hanyalah ilusi optik, Cindy tersenyum kecut pada dirinya sendiri. Dia melangkah dengan hati-hati ke arah pancuran air, merasakan sentuhan lembut air yang hangat membasahi tubuhnya.

Cindy iseng menatap cermin dan kembali terkejut ketika wajahnya dipenuhi keriput, membuatnya terlihat sangat tua dan mengerikan.

"Kyaaa... Tidak mungkin!" teriak Cindy sambil memejamkan mata. Setelah membuka mata lagi, semuanya kembali normal. "Ih, menyebalkan! Kenapa konsepnya harus seperti itu!" gerutu Cindy, sementara tubuhnya masih penuh busa sabun. Ia terlalu asyik dengan teknologi canggih di dalam kamar mandi, sehingga tak sadar sudah hampir satu jam berada di sana.

Cindy berimajinasi, duduk di bak mandi seolah-olah itu adalah perahu.

"Hei, aku akan melawanmu, bajak laut jahat!" katanya, berbicara pada cermin pintar yang menampilkan seorang bajak laut, seolah-olah berinteraksi dengannya.

Sementara itu, Jason sudah menyiapkan makan malam spesial dan menunggu di ruang makan yang sudah diatur dengan indah.

"Dia kok lama sekali, apa dia ketiduran?" batin Jason, merasa agak bosan. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyusul Cindy ke lantai dua.

Di dalam sana, Cindy baru saja selesai mandi. Tubuhnya terlihat polos, dia merasa bebas sambil membilas rambutnya yang masih basah dengan handuk putih.

Jason, tanpa sabar, membuka pintu itu. Sesaat, ia tertegun sambil menelan ludah ketika menatap tubuh polos Cindy yang membelakanginya, gadis itu tidak sadar.

Jason tertegun, menatap keindahan yang terpampang nyata di hadapannya, seakan tubuhnya menjadi kaku tak mampu bergerak. Baru kali ini ada seorang wanita yang mampu membangkitkan hasrat dalam jiwanya.

Memang, banyak wanita yang datang untuk menawarkan diri secara cuma-cuma, bahkan tanpa ragu mereka tak malu melepas busana di hadapan Jason. Namun, tak ada satupun yang berhasil membuat aliran darahnya berdesir.

Kini ia bisa merasakan miliknya langsung berdiri tegak di balik celana, dan dengan pelan menutup pintu sebelum Cindy menoleh ke belakang.

Degup jantung Jason masuh berpacu sangat cepat, keringat dingin menitik di keningnya. Apa yang ia lihat tadi? Oh, sungguh indah sekali.

Namun, Jason sadar, itu adalah sebuah kesalahan yang sama sekali tidak disengaja. Ia pun berteriak di balik pintu. "Cindy, cepat sedikit!" desaknya, gadis itu mendengar dari dalam.

"Ya, Pak, tunggu sebentar saya sedang berpakaian," sahut Cindy.

Jason mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Setelah beberapa saat, Cindy keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi. Jason merasa lega, menetralkan perasaannya.

Ia menatap penampilan Cindy di balik gaun malam yang sangat elegan. Rambutnya yang sebatas bahu itu tergerai dalam keadaan basah.

"Kenapa tidak mengeringkan rambut terlebih dulu?" tanya Jason. Cindy menggeleng.

"Saya tidak enak, pasti Pak Jason sudah menunggu terlalu lama, maafkan saya," ucapnya dengan sopan. Jason tersenyum memandang Cindy dengan pesona.

"Hmm... Oke," angguknya.

Lantas, Jason memimpin Cindy menuju lantai bawah, kali ini mereka melewati anak tangga. Kecanggihan teknologi sungguh mengesankan. Saat kaki jenjang Cindy menapaki anak tangga, ia merasa seolah berada di tebing yang curam.

"Kya... Aku takut jatuh," desah Cindy, reflek lengannya melingkar kuat di pinggang Jason.

"Tenanglah, itu hanya tipuan," kata Jason, sambil reflek mengusap rambut Cindy yang basah itu.

Jason refleks memangku tubuh Cindy ala bridal style saat mereka menuruni anak tangga satu per satu. Wajah Cindy masih tegang, seolah-olah sedang melewati tebing dengan medan yang mengerikan. Tangannya mencengkram kuat kemeja Jason saat melihat ke bawah.

"Tidak usah takut," kata Jason, mencoba menenangkannya.

Cindy menggeleng tegas. "Saya takut ketinggian," jawabnya, membuat pria itu terkekeh geli.

Jason melangkah dengan hati-hati, memastikan agar gadis itu merasa aman dalam dekapannya. Saat mereka sampai di lantai bawah, Cindy melepaskan pegangannya dari kemeja Jason dan melihatnya dengan senyum lega. Pria itu pun meletakkannya dengan lembut di lantai.

Di meja makan, semua hidangan tertata dengan indah. Cindy terkesima melihatnya. Jason memperlihatkan sopan santun dengan menuntunnya dan menarik kursi. "Silahkan," ucap Jason ramah.

Gadis itu terkesan dengan sikap Jason. Ia duduk perlahan, merasakan kenyamanan kursi yang disediakan. Jason memberikan sumpit untuknya dan memanaskan panggangan di atas meja.

Di sana, terdapat aneka daging mentah yang diiris tipis, aneka hidangan laut yang sudah dimarinasi dengan sempurna, sayuran segar, dan berbagai bumbu tambahan lainnya yang menggugah selera. Cindy merasa senang dan antusias untuk mencoba hidangan-hidangan lezat yang disajikan di depannya.

Cindy mengikuti gerakan tangan Jason dengan seksama saat ia meraih irisan daging tipis menggunakan sumpit berbahan stainless steel tersebut, dan meletakkannya di atas panggangan. Seketika aroma sedap dari daging yang mulai dipanggang itu menyeruak ke udara.

Jason dengan hati-hati menawarkan minuman beralkohol yang akrab disebut soju. "Kamu minum?"

Cindy mengangguk. "Sedikit saja," jawabnya.

Jason membuka tutup botol soju dan menuangkan ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Cindy. Gadis itu menerima gelas tersebut dengan senyum dan anggukan kecil.

Jason lalu meraih selembar daun selada segar, meletakkan irisan daging yang sudah matang di atasnya, kemudian mencampurkan tambahan lain dan sedikit rasa pedas. Setelah itu, ia menggulung selada tersebut dan melahapnya dengan nikmat.

"Emmm... mantap sekali," batin Jason sambil menikmati rasanya.

Cindy juga melakukan hal yang sama, menggulung daging yang sudah matang dengan bumbu dan rasa pedas di dalamnya, lalu melahap dengan penuh kenikmatan. Suasana di meja makan itu penuh dengan aroma harum yang menguar dan tawa kecil, terciptalah malam yang menyenangkan.

Sesudah meneguk sedikit soju, Jason dan Cindy bersulang, mengangkat gelas mereka dan bertukar senyuman.

Kepala Cindy sedikit oleng saat meneguk untuk kali kedua, wajah dan kupingnya langsung memerah karena efek alkohol.

Jason tertawa melihat reaksi gadis itu.

"Jangan terlalu dipaksakan!" ujarnya tegas, Cindy hanya tersenyum dengan ekspresi aneh.

"Engh... Hehehe... " lenguhnya sambil mencoba menahan tawa.

Saat Jason membunyikan jarinya, seketika musik lembut mengalun memanjakan telinga mereka. Jason bangkit dari kursi dan mengulurkan tangan.

Dengan cepat, Cindy menerima uluran tangan Jason. Mereka berdua berdiri, dan Jason meletakkan tangan kirinya di pinggang Cindy sementara tangan kanan mereka saling bertautan.

Tubuh mereka mulai bergerak mengikuti alunan musik yang memenuhi ruangan. Gerakan yang di ciptakan begitu lembut dan harmonis, seolah-olah telah menari bersama selama bertahun-tahun.

Keduanya menikmati momen ini dengan penuh kebahagiaan dan keakraban satu sama lain.

Saat Cindy mundur beberapa langkah, kakinya tersandung kaki meja. Dengan cepat, Jason segera menahan agar tubuhnya tidak mengenai lantai. Akibatnya, wajah mereka hampir tidak berjarak, dan degup jantung keduanya berpacu dengan cepat, memompa aliran darah.

Suasana menjadi canggung, dan keduanya berubah kaku dalam posisi tersebut. Mereka saling menatap, terdiam sejenak, merasakan momen mendebarkan yang tak terduga.

...

Bersambung...

1
Bilqies
Hay Thor aku mampir niiih...
mampir juga yaa di karya ku /Smile/
Kim Jong Unch: Makasih ya kak
total 1 replies
Arista Itaacep22
lanjut thor
Kim Jong Unch
Semangat
anita
cindy gadis lugu..percaya aja d kibuli alvian.lugu kyak saya😁😁😁😁
Arista Itaacep22
seru thor cerita ny, tapi sayang baru sedikit sudah habis aja
Kim Jong Unch: Makasih, sudah mampir kak. ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!