Hai, Reader ini novel keduaku. Semoga cerita ini bisa menjadi pilihan kalian.
Wiana Maharani biasa di panggil Ana. Seorang gadis cantik, supel dan cerdas.
Menjalin kasih dengan seorang pria ganteng, baik dan humoris, bernama Satria Pramudya.
Mereka menjalin kasih sejak duduk di bangku SMP sampai kuliah. Hubungan mereka terjalin hampir 10 tahun.
Siapa sangka saat mereka selesai wisuda, orang tua Ana menjodohkannya dengan seorang CEO tampan bernama Fidy Eka Sakti dengan usia yang sudah memasuki 30 tahun.
Padahal saat itu, Satria sudah berencana untuk melamar Ana ketika kuliah mereka telah selesai.
Bagaimana perjalanan cinta mereka ?
Apakah Satria dan Ana akan berjodoh ?
Atau sebaliknya seorang CEO dingin dengan usia yang matang akan menjadi jodoh Ana?
Ikuti kisah cinta mereka dalam Jodoh Tak Pernah Salah Memilih.
Kebencian, dendam dan masa lalu pun mewarnai novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perlakuan Fidy untuk Laura
Bab 31
"Jodoh Tak Pernah Salah Memilih "
"Laura baru sadar, bisa-bisa nya kau menemui wanita itu.."Aksa berkata dengan tatapan tajam nya saat Fidy baru saja melangkah mendekati kamar perawatan Laura.
"Dia juga istri ku,dia butuh aku juga,dan aku peringatkan pada mu,ini yang pertama dan terakhir kau menyakiti istri ku.."Fidy berkata dengan membalas tatapan tajam lelaki setengah baya di hadapan nya.
"Kau benar-benar anak kurang ajar, jika tahu akan seperti ini,aku tidak akan sudi membesarkan mu..!!"Hardik Aksa dengan wajah memerah dengan menatap lekat wajah Fidy.
"Kalau aku juga boleh memilih aku tidak akan membiarkan mendiang ibu ku menikah dengan mu..!!"Hardik Fidy juga dengan terus membalas tatapan Aksa.
"Dan ingat nama besar Sakti kamu dapatkan karena menikahi ibu ku..."Ucap Fidy sambil berlalu dari Aksa.
Wajah Aksa semakin memerah,tangan mengepal kencang,tampak urat-urat leher nya yang menegang.
"Kalau saja aku tidak mengingat cinta ku kepada ibu mu,sudah ku singkirkan kau.."Geram Aksa,yang ikut masuk ke dalam kamar perawatan Laura.
Saat Fidy masuk, tampak dokter baru selesai memeriksa keadaan Laura.
"Mas Fidy.."Ucap Laura lirih sambil menatap penuh bahagia wajah Fidy yang sedang melangkah menghampiri Laura.
Fidy tersenyum,mencium kening Laura dan menggenggam tangan nya, lagi-lagi perlakuan Fidy membuat kaget sekaligus bahagia Laura.
Aksa yang masuk ke dalam ruang perawatan dan melihat perlakuan Fidy pun ikut terkejut.
"Sebenarnya apa yang di rencanakan anak ini..??"Tanya Aksa dalam hati.
"Keadaan Nyonya Laura semakin membaik tuan,,jika hari ini tidak ada keluhan,mungkin besok Nyonya Laura bisa di bawa pulang.."Ucap Dokter sambil membalikkan badannya menghadap Fidy, saat kehadiran Fidy di samping nya.
"Baik dok,, terimakasih banyak.."Ucap Fidy.
"Sama-sama semua sudah menjadi kewajiban saya tuan.."Jawab dokter dengan tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan Fidy,tuan Aksa,,mari Nyonya Laura.."Dokter berkata sambil membungkuk hormat dan melangkah pergi meninggalkan ruang perawatan.
Fidy dan Aksa hanya mengangguk.
"Syukur lah jika keadaan mu semakin membaik Laura.."Ucap Aksa menatap sendu Laura.
"Iya pah,,ini semua karena papah dan mas Fidy memberikan pengobatan yang terbaik.."Laura berkata sambil tersenyum menatap Aksa yang berdiri di sebelah Fidy.
"Dan ini juga karena kehadiran mas Fidy di samping Laura pah, karena mas Fidy adalah sumber kekuatan ku pah.."Laura berkata lagi sambil menatap hangat dan penuh cinta ke arah Fidy.
Aksa tersenyum melirik Fidy, sedangkan Fidy menatap Laura dengan tersenyum sambil membayangkan senyum manis Ana.
Aksa mengetahui jika Fidy tidak benar-benar tulus berada di samping Laura, karena dia sangat tahu siapa sebenarnya wanita yang ada di hati Fidy.
Tapi dia tidak peduli,dia senang karena sekian tahun akhirnya Fidy memperlakukan Laura dengan begitu manis.
"Kamu fokus saja temani Laura, sampai Laura di perbolehkan pulang,biar pekerjaan mu di handle Miko dulu sementara.."Ucap Aksa sambil memegang pundak Bima.
"Tenang saja,aku sudah menghubungi Miko.."Ucap Fidy datar sambil menepis halus tangan Aksa yang berada di pundak nya.
Laura sudah terbiasa melihat Fidy dan Aksa tidak akur, karena memang hubungan mereka tidak dekat,tapi Laura tidak mengetahui penyebab pasti nya.
Dia hanya tahu jika Fidy lebih dekat dengan mendiang ibu nya,apa lagi Fidy dan Aksa mempunyai sifat yang hampir sama, sama-sama arogan dan angkuh.
"Baiklah kalau begitu papah pamit dulu Laura,sudah ada suami mu yang menjaga.."Aksa berkata sambil melirik Fidy yang langsung memalingkan wajahnya.
"Iya pah terimakasih banyak.."Ucap Laura.
Aksa mengangguk dan mencium kening Laura,ya walaupun Aksa orang yang sangat keras dan sombong tapi jika dengan Laura dia menjadi pribadi yang begitu hangat.
Bahkan seolah-olah ingin mendorong Fidy untuk mencintai dan menerima Laura dengan sepenuh hati.
Fidy sendiri bingung, kenapa bukan Aksa yang menikahi Laura, karena terlihat kalau Aksa sangat menyayangi Laura,Fidy bisa merasakan tatapan hangat Aksa kepada Laura yang tidak pernah di dapat nya dari kecil sampai sekarang.
"Jaga dia,,jangan sakiti dia.."Bisik Aksa penuh penekanan di telinga Fidy,, sambil menepuk pelan pundak Fidy.
Fidy kembali menepis tangan Aksa.
Aksa tersenyum sambil setengah tertawa meninggalkan ruang perawatan Laura.
"Mas,, maafkan aku,kamu pasti lelah.."Ucap Laura saat Aksa sudah meninggal kan ruangan.
"Tidak apa-apa, bagaimana keadaan mu Sekarang..?"Tanya Fidy sambil menghempaskan pantat nya di kursi samping ranjang Laura.
"Selama ada kamu disini,aku baik-baik saja mas.."Jawab Laura dengan mata berbinar penuh kebahagiaan.
Fidy tersenyum membalas ucapan Laura.
"Mas,,aku sudah membunuh Kelvin,,apa aku akan di penjara..??"Tanya Laura kali ini dengan mata sendu dan mulai berkaca-kaca.
"Tidak, Kelvin mati bukan karena tusukan itu,tapi karena gagal jantung.."Jawab Fidy.
"Kamu menusuk Kelvin karena membela diri,jika keadaan mu semakin membaik aku akan menemani mu ke kantor polisi sebagai saksi,dan membuat laporan jika kamu adalah korban penculikan dan pelecehan yang di lakukan Kelvin.."Ucap Fidy sambil menghapus air mata yang sudah mulai mengalir di pipi Laura.
"T.. terimakasih mas,,kamu sudah menerima aku walaupun aku sudah tidak layak sebagai seorang perempuan.."Ucap Laura sambil terisak.
"Jangan berbicara seperti itu,takdir yang sudah mempertemukan kita bertiga karena masa lalu Kelvin yang tidak baik,dan rasa cinta nya yang dalam kepada mu,membuat Kelvin melakukan semua itu.."Fidy berkata sambil memberikan air putih kepada Laura.
"Minum lah,, tenangkan diri mu, jangan berpikir macam-macam.."Ucap Fidy sambil membantu Laura minum.
"Terimakasih mas.."Ucap Laura dengan mata yang masih berkaca-kaca,tapi terlihat kebahagiaan di sana.
Fidy tersenyum dan mengangguk.
"Mas boleh aku bertanya lagi.."Laura menatap Fidy sendu.
"Apa..??"Tanya Fidy sambil meletakkan gelas di meja yang berada di samping ranjang.
"B.. bagaimana kabar Ana..??"Tanya Laura gugup takut Fidy marah.
"Ana baik-baik saja,,kenapa..??"Tanya Fidy menatap Laura.
"Kejadian di galery waktu itu.."Laura tidak meneruskan pertanyaan nya.
Kejadian di galery itu terlintas jelas di ingatan Laura, bagaimana kemarahan Fidy melihat Ana dekat dan di sentuh oleh lelaki lain.
Sedangkan dia yang jelas-jelas Fidy tahu apa yang di lakukan Kelvin kepadanya, tidak membuat diri nya begitu marah dan tidak rela,hanya rasa iba yang Laura rasakan dari perlakuan dan tatapan Fidy.
Fidy menghela napas.
"Aku sudah bilang, jangan dulu memikirkan sesuatu yang mempengaruhi kesehatan mu,, atau kamu ingin berlama-lama di sini..??"Tanya Fidy menatap tajam Laura.
"Kalau kamu lama-lama di sini,aku tidak mau menemani mu apa lagi merawat mu..!!"Ucap Fidy lagi dengan suara agak tinggi.
Laura tersentak kaget,dia tidak mau memancing kemarahan Fidy, kebahagiaan baru saja di rasakan.
"Maaf kan aku mas.."Ucap Laura lirih.
"Istirahat lah,aku juga ingin istirahat sebentar.."Perintah Fidy sambil membenarkan selimut Laura.
Laura mengangguk dan mencoba memejamkan mata nya,Fidy pun bangkit menuju sofa yang berada di kamar itu.
Sambil merebahkan tubuhnya,wajah Ana di dalam kamar tadi tiba-tiba terbayang di pelupuk mata nya.
Fidy tersenyum sambil mencoba memejamkan mata nya.
**************
Maaf ya para reader yang budiman, author up nya ga crazy.
Tapi author berusaha di setiap bab yang di tulis,bisa bikin semua reader bahagia, semoga bisa bikin kalian penasaran sampai akhir cerita.
Ga bosan-bosan juga nie, author selalu promosiin novel author yang sudah tamat,cerita nya seru dan romantis.
buat novel lihatlah dari semua sudut pandang jangan hanya monoton melihat dari sudut pandang pemeran utama wanita, lihat lah juga dari sudut pandang pemeran utama pria seperti karakter fidy, apakah kalau kalian merasakan diposisi fidy adilkah diperlakukan seperti itu??????
amanda yang sudah disakiti zydan semudah itu dimaafkan dan amanda Terima begitu saja perlakukan zydan, dan wanita pelakor tidak dianggap salah karena menghancurkan rumah tangga orang, apakah adik kalau novelnya kalau begini dan apakah adil jika ama dan dibuat karakternya kayak itu???
itulah yang saya maksud dinovel ini
*apakah adil ana yang melakukan begitu banyak kesalahan semudah itu diterima kembali
*apakah adil satria menghancurkan dan merebut istri orang tapi dianggap bukan kesalahan
*apakah adil buat fidy, dengan semua kelakuan ana, istri pelukan dan gampang kontak fisik dengan pria lain, mantan dengan tidak ada penyesal dan bahagia mau menikah dengan pria lain saat tidak jadi menikah segampang itu fidy harus menerimanya kembali, apakah adil buat fidy
kita bahas dulu novel penyesalan zidan konfliknya suami melakukan kesalahan
suami akan dibuat
*mendapat balasan (ditinggalkan)
*dibuat menyesal sangat dalam
*tidak semudah itu dimaafkan , harus dibuar mengemis maaf dulu, dibuat berjuang keras dulu, dan harus membuktikan diri dulu
istri dibuat
*tegas tidak mudah memaafkan dan memilih pergi
*akan dihadirkan pria lain yang baik dan jadi penolong
*sosok wanita lain baing masalah dicap pelakor dan dilaknat
coban banding dengan novel ini
konfliknya istri melakukan kesalahan banyak sekali kesalahan fatal
*tidak perlu repot2 karena semudah itu dimaafkan, tidak ada namanya berjuang, tidak ada Namanya mengemis maaf, tidak ada nama menyesal mengaku salah, tidak nama minta maaf karena sudah sangat menyakiti
*karakter suami dibuat bodoh semudah itu Terima atau memaafkan kembali kayak tidak ada wanita lain saja
*author tidak akan berani hadirkan wanita lain yang baik dan jadi penolong bagi sang suami yang disakiti kalaupun ada tetap dicap pelakor dan dibinasakan
* pria lain sanga biang masalah tetap saja dipuja2 walau pun dbuat mati tapi dibuat kayak pahlawan padahal dia yang menghancurkan dan merebut istri orang
author merasa adilkah dalam dua novel ini saja